Air Terjun Terbaik Di Dunia

Victoria Falls-Victoria National Park di Africa

Niagara Falls-Canadian, United State dan New York.


Yosemite Falls-Yosemite National Park di California.


Sutherland Falls-di New Zealand


Tugela Falls-di South Africa


Kahiwa Falls-Hawaiian


Boyoma Falls-Lualaba River di Congo, Africa


Papala Falls-Waipio Valley di pulau Hawaii


Place Creek Falls-Gates Lake di British, Columbia dan Canada.


Angel Falls-Canaima National Park di Venezuela


Gocta-di Peru


Rhine Falls-di Switzerland


Hannoki-no-taki-Japan


Pitch Fork Falls-Goat Lake di Alaska


Pocket Creek Falls-Glacier National park di Montana

Vinnufossen-Norway


Sentinel Falls-di Yosemite Valley


Tin Mine Falls-New South Wales Australia.


Krimmler Falls-Austria


Snow Creek-Yosemite National Park di California


Ribbon Falls-Yosemite National Park di California


Langfoss-Norway

 

Khutbah 19

Jihad Adalah Jalan Yang Selamat
Oleh: Waznin Mahfudh

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Sidang Jum’at rahimakumullah,

Bersungguh-sungguh menegakkan agama Allah adalah satu keharusan mutlak. Itulah satu-satunya jalan hidup yang selamat. Tanpa perjuangan yang sesungguhnya tanpa menegakkan agama Allah, da’wah kepada kebaikan, amar ma’ruf dan nahi munkar, tanpa itu semua maka hancurlah kehidupan manusia.

Mengapa jihad merupakan keharusan yang mutlak. Sebabnya adalah:
1.                    Allah menciptakan alam dengan hak, benar, adil, seimbang dan bijaksana, tidak cacat sedikitpun. Seperti firman Allah dalam (QS: 67 Al-Mulk: 3-4)
2.                     
Artinya: “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?. (Al-Mulk: 3)

Namun tidak semua manusia menyadari dan berpegang pada keadilan dan kemaslahatan itu, bahkan mereka membuat kerusakan dan kedhaliman, bahkan bila diingatkan mereka membantah:

Firman Allah (Al-Baqarah: 11-12)
Artinya: Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (Al-Baqarah: 11-12)

2. Allah menurunkan syariat Islam kepada para rasulNya, namun Allah juga meluluskan permintaan syetan untuk terus menggelar operasinya bersama bala tentara kuffar, yang terus menentang dan memusuhi orang mukmin, muslim karena kebusukan hati kaum kuffar. Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala , yang artinya:
Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan penolong. (QS Al-Furqan 25: 31)

Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya kecuali hamba-hambaMu yang ikhlas”. (QS Al-Hijr 15: 39-40)
Namun bagi umat Islam kaum beriman yang mukhlisin, Allah melindungi dan menjaga dari gangguan dan godaan mereka.

3. Allah menciptakan manusia dengan dua potensi, setiap kita dibekali potensi fujur (berbuat jahat) dan potensi taqwa (berbuat ta’at). Dalam firman Allah (QS Asy- Syams 91: 8)
Artinya: “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya”.

Maka perjuangan dan pengorbanan untuk terus membersih-kan hati atau jiwa mutlak diperlukan demi keberuntungan dan keselamatan kita. Allah Subhannahu wa Ta'ala memerintahkan (QS As-Syams 91: 9-10)
Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.
4. Qadrat dan Tabiat insan yang lemah, sebagaimana kenyataan firman Allah (QS An-Nisaa’ 4: 28)
Artinya: “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.

Sesungguhnya manusia diciptakan dalam keluh kesah, padahal tugasnya adalah berat sebagai khalifah di bumi dan sebagai pengemban amanah/syariat Allah. Maka berjuang, berkorban dan jihad adalah mutlak suatu keharusan, guna melatih diri dan menepis kelemahan itu.
5. Rahmat Allah dan FadhilahNya bagi umat Islam dalam firmanNya (QS: 10 Yunus: 57-58)
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.

6. Allah Subhannahu wa Ta'ala akan menguji keseriusan dan kesungguhan kaum mukminin sebagai umat yang betul betul menegakan kebenaran Al-Haq dengan sesungguhnya sabar. (QS: 3 Ali-‘Imran: 142)
Artinya: Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.

Sebab generasi ini harus di tempa dengan ujian demi ujian, perjuangan dan pengorbanan sehingga membentuk diri, mendidik diri dan kesiapan serta keteguhan hidup seperti pengalaman dan mental serta keteguhan hidup para generasi pendahulunya, yaitu Rasulullah dan para shahabatnya:
Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala (QS:2 Al-Baqarah: 214)
Artinya: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah ?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al-Baqarah: 214)

Hadirin sidang jum’at rahima wa a’azza kumullah !
Jadi alasan dan penyebab kita harus berjuang dan berjihad adalah kerena kedhaliman orang kafir, syetan dan bala tentaranya, tabiat manusia yang jahat, qudrot yang lemah dan Allah akan menguji kesungguhan orang beriman yang menghendaki kemuliaan dan mewaspadai rongrongan Yahudi dan kaum kuffar.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
Sidang jum’at rahima wa a’azza kumullah !
Bagaimana kita melaksanakan jihad:
Pertama: Jihad terhadap diri sendiri; dengan cara:
1. Mencari ilmu syar’i, sebab ilmu ini adalah petunjuk dan arah kebenaran kita.
2. Jihad mengamalkan ilmu tersebut, menegakkan tauhid dengan amal shalih.
3. Jihad menyampaikan ilmu dengan berda’wah (amar ma’ruf nahi munkar)
4. Jihad dengan bersabar menanggung resiko da’wah dengan menekan hawa nafsu sendiri.
Kedua: Jihad terhadap syetan, yaitu dengan:
1. Memerangi subhat dan keragu-raguan Iman yang dipicu dan didorong oleh syetan.
2. Memerangi tipu daya syetan yang mengobarkan nafsu maksiat dan membangkang karena godaan syetan itu. Dalam Surat Faathir ayat 6 disebutkan:
Artinya: Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (Faathir: 6)
Ketiga: Jihad mengubah kedhaliman, bid’ah dan kemungkaran bersama pihak yang bertanggung jawab di dalam keluarga, masyarakat maupun bangsa sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ اَضْعَفُ الإِيْمَانِ (رواه مسلم)
Artinya: “Barangsiapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, dan jika tidak mampu maka hendaklah merubahnya dengan lisannya, dan jika tidak mampu (juga), maka hendaklah ia merubahnya dengan hatinya(membencinya), dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).
Hadirin rahimakumullah!
Barsegeralah dalam beramal ma’ruf nahi munkar, sebab kejahatan itu cepat menjalar. Allah berfirman dalam (QS: Al-Anfaal: 25)
Artinya: Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (Al-Anfaal: 25)
Keempat: Jihad mempertahankan umat Islam dari serangan orang kafir dan munafiq dengan :
1. Hati yang berlepas diri, tidak mencintai dan tidak membantu kekufuran mereka.
2. Jihad dengan lisan dan tulisan, untuk menyeru mereka kepada keselamatan di dunia dan akhirat.
3. Jihad dengan harta, membantu persiapan dan kelancaran menegakkan kalimat Allah yaitu Agama Islam.
4. Jihad dengan jiwa di saat musuh telah membahayakan kesela-matan umat Islam demi tetap tegaknya dienul Islam.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman dalam (surat Al-Hajj: 78).
Artinya: Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah degnan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan” (Al-Hajj: 78).
Semoga Allah mengkaruniai kita kekuatan dan kesabaran untuk terus berjuang menyebarkan kesejahteraan bagi segenap ummat manusia. Amin.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغفر لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 

Keindahan Pemandangan Air

Edisi kali ini adalah gambar terkait keindahan pemandangan air. Untuk mendapatkan gambar ukuran aslinya, silahkan klik pada masing-masing gambar.

Download Gambar Gratis - Keindahan Pemandangan Air



Download Gambar Gratis - Keindahan Pemandangan Air


Download Gambar Gratis - Keindahan Pemandangan Air


Download Gambar Gratis - Keindahan Pemandangan Air


Download Gambar Gratis - Keindahan Pemandangan Air


Download Gambar Gratis - Keindahan Pemandangan Air


Download Gambar Gratis - Keindahan Pemandangan Air


Download Gambar Gratis - Keindahan Pemandangan Air


Download Gambar Gratis - Keindahan Pemandangan Air


Download Gambar Gratis - Keindahan Pemandangan Air
 

Gambar Tetesan Air yang Sangat Cantik dan Menakjubkan













 

Mendidik Anak Berkarakter Positif Penuh Tanggungjawab

Nafasnya terengah-engah. Keringat bercucuran di dahinya. Badannya basah kuyup dengan peluh. Namun, senyumnya mengembang menyambut kedua orangtuanya yang baru saja pulang dari kantor. Dengan bangga ia bercerita, “Papa, Mama, lihat, aku berhasil mendorong sepeda. Aku kuat ‘kan Ma? Aku berhasil mendorong sepeda sampai tiga putaran!”

Bapak dan ibunya tersenyum sekaligus terpana melihat polah anak sulungnya tersebut. Bagaimana tidak, sepeda yang didorongnya itu sepeda milik anak mereka dan anak perempuan yang berada di atas sadel sepeda dan didorong-dorong oleh anak mereka itu… anak pembantu mereka!

Namun, kedua orangtuanya memutuskan untuk tidak memarahi anak sulung mereka itu. Mereka justru menyuruh anak laki-laki mereka itu untuk mandi dan berganti pakaian. Juga bukan sekali dua kali mereka melihat anak sulung mereka itu justru memberikan makanan bagiannya pada anak pembantunya, meski si anak pembantu telah diberikan makanan yang sama juga dalam porsi yang sama.

Ketika besar, anak laki-laki sulung itulah yang selalu berusaha bertanggung jawab melindungi adik-adiknya. Dia juga yang bekerja keras melakoni semua usaha hingga bisa meringankan beban kedua orangtuanya yang hanya berpenghasilan pas-pasan dalam membiayai pendidikan keempat adiknya. Bukan atas permintaan orangtuanya tetapi atas kesadarannya sendiri sebagai seorang kakak dan sebagai seorang laki-laki yang “lebih kuat”.

Tak hanya itu, ketika kemudian bisnisnya berkembang pesat, tangannya ringan membantu kaum dhuafa. Tak hanya karena kedermawanan tetapi ia juga bersusah-payah mendirikan organisasi sosial yang menaungi relasi antara para hartawan sebagai orangtua asuh dan anak-anak dhuafa sebagai anak asuhnya.

Tumbuh dari Usia Dini


Begitulah, pribadi dan perilaku yang positif tentunya tak akan muncul tiba-tiba. Semuanya melalui proses yang membuat pribadi positif itu tumbuh dan berkembang. Bila saja di masa kecilnya, orangtua anak tersebut justru memarahi anaknya yang mendorong-dorong sepeda (dengan anak pembantu yang malah duduk di atasnya) atau melarang anaknya memberikan makanan kepada anak pembantunya, kemudian menegaskan posisinya sebagai majikan dan anak pembantu itu adalah pelayan, tentu anak laki-laki itu tak akan berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan mudah berbagi seperti sekarang.

Segala sesuatunya memang dimulai dari kita sebagai orangtua dan bagaimana kita memperlakukan anak-anak kita sedari kecil. Menanamkan kesadaran untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab, tentu juga tak cukup dengan sekadar memberikan ceramah tentang pentingnya menjadi orang yang bertanggung jawab, tanpa memberikan contoh, dorongan, dan kesempatan bagi anak untuk bisa bertanggung-jawab atas hal-hal yang harus dilakukannya.

Bila dalam kisah di atas, anak laki-laki tersebut diberikan kesempatan untuk bertanggungjawab atas kenyamanan permainan mereka sebagai anak lelaki yang lebih pantas untuk mendorong, maka kita juga bisa memberikan kesempatan pada anak-anak balita kita untuk makan sendiri, walaupun sedikit mengotori lantai. Atau, membiarkan anak-anak kita yang telah duduk di kelas 5 atau kelas 6 SD untuk mencuci pakaian mereka sendiri. Walau mungkin, kita harus terus memandunya hingga mereka bisa mencuci pakaian dengan tingkat kebersihan yang diharapkan.

Bersabar dalam Kasih sayang


Percayalah bahwa anak-anak bahkan bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan caranya sendiri. Cara yang mungkin menurut kita tak biasa. Namun justru membawa dampak yang luar biasa bagi jiwanya karena lahir dari inisiatif dan kemampuannya. Bersabarlah sejenak untuk berusaha memahami mereka, kemudian doronglah mereka untuk melakukan yang lebih baik dengan bimbingan dan kasih sayang. Sebagaimana Allah SWT berfirman, “Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran” (Qs. Al-Ashr 1-3).

Mari menggunakan waktu yang kita miliki sekarang untuk membangun pribadi dan perilaku positif anak di masa depan. Jangan sampai, hanya karena kemarahan sesaat dan ketidaksabaran yang tidak mampu kita redam, kita dan anak-anak kelak menuai kerugian di masa datang. Yaitu generasi yang tak mampu bertanggung jawab atas diri mereka sendiri, generasi yang lemah, serta generasi yang tak mampu menggerakkan hati mereka untuk membahagiakan orang lain. Bersabarlah dan bimbinglah diri kita serta anak-anak kita untuk selalu mengambil hikmah dalam kasih-sayang. [Ummu Arina/voa-islam.com]

 

Orangtua Wajib Shalih, Karena Sikapnya Jadi Teladan bagi Anak

Seorang lelaki yang kini sudah menjadi seorang pengusaha sukses, bercerita bahwa kehidupannya sangat bersahaja ketika kecil. Ia lahir dalam sebuah keluarga sederhana yang menggantungkan penghidupan dari gaji pegawai. Kehidupan pas-pasan dengan empat orang saudara, membuatnya berpikir bahwa kebahagiaan terletak pada kekayaan yang dimiliki seseorang. Ia bahkan berpikir keras untuk menjadi seorang bisnismen sejati daripada menjadi pegawai seperti orangtuanya yang tak mampu berbuat banyak untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Jadilah ia seorang pengusaha yang memulai usahanya dari nol dengan gigih. Ia kemudian berhasil menjadi pengusaha sukses tetapi ia kemudian menjadi orang yang nyaris tak punya hati dengan berlaku sangat keras pada bawahannya. Ia sangat sering memarahi bawahannya dan mengejar target tanpa memperhitungkan kesejahteraan karyawan. Sebuah peringatan dari Allah SUBHANAHU WATA’ALA berupa  kehancuran rumah tangga dan ambruknya perusahaan membuatnya kemudian menyadari bahwa kekayaan bukanlah segala-galanya yang akan membahagiakan kehidupan seseorang. Berbekal kesadaran inilah ia kemudian berusaha memperbaiki diri dan kembali sukses.

Tujuan Hidup

Kisah di atas adalah sebuah pelajaran terutama bagi kita sebagai orangtua bahwa apa yang direkam anak dalam benaknya semasa kecil adalah latar belakang terkuat yang nantinya akan banyak mempengaruhi pandangan hidup dan tindakannya ketika dewasa. Saat si anak merasa bahwa ia hidup kekurangan dan orangtuanya tidak memberikan arahan yang benar tentang tujuan hidup yang sebenarnya, anak akan mencari-cari sendiri tujuan hidup dengan persepsi yang belum tentu benar. Seperti persepsi anak tersebut yang menyangka bahwa kekayaan adalah sumber kebahagiaan.

…apa yang direkam dalam benak anak semasa kecil adalah latar belakang terkuat yang banyak mempengaruhi pandangan hidup ketika dewasa…

Sikap orangtua juga akan menjadi pijakan haluan anak untuk mengambil tindakan. Seperti sikap orangtua yang terkadang sudah merasa telah berbuat yang terbaik untuk anak-anaknya tetapi sebenarnya belum mencapai upaya maksimal. Anak tersebut merasa bahwa orangtuanya tak banyak bekerja keras untuk menyejahterakan keluarga karena ia melihat bahwa masih banyak waktu luang yang dimiliki orangtuanya diluar jam kerjanya sebagai pegawai sebuah instansi pemerintah. Melihat kondisi orangtuanya seperti itu, ia kemudian berkesimpulan bahwa ketidakoptimalan tindakan orangtuanya itulah yang membuatnya hidup dalam kekurangan. Maka, jadilah ia orang yang gila kerja dan memperlakukan anak buahnya tanpa tenggang rasa.

Usaha, baru Menerima

Sikap orangtua adalah contoh bagi anak. Bila orangtua mencontohkan sikap hidup yang suka bekerja keras tetapi tetap memberikan perhatian yang besar untuk keluarga, tentu anak juga akan belajar bekerja keras untuk menyayangi dan memberikan yang terbaik untuk orang-orang di sekelilingnya.

Namun, sayangnya, hingga hari ini, yang seringkali kita lihat justru adalah sikap orangtua yang tak banyak berusaha menyejahterakan kehidupan anaknya tetapi merasa sudah lelah bekerja. Ungkapan-ungkapan seperti, “hidup ini harus nrimo (menerima)”, sabar dan qona’ah (menerima apa adanya), lalu hidup harus banyak bersyukur adalah kata-kata yang banyak dilontarkan pada anak. Namun, minim contoh bahwa bersyukur, sikap qona’ah, dan nrimo itu adalah sikap yang wajib kita iringkan setelah berusaha semaksimal mungkin. Sehingga tak heran, jika saat ini fenomena yang terjadi pada masyarakat kita adalah fenomena orang-orang yang selalu mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang tanpa perlu banyak berusaha.

Karena itu, bukan sesuatu yang mustahil, bila sebenarnya tindakan korupsi, premanisme, kemalasan, dan kemiskinan sebenarnya berasal dari contoh-contoh yang dibangun dari rumah.

Tentu, bila kondisi ini sudah terjadi amat beratlah pertanggung-jawab kita sebagai orangtua di hadapan Allah SUBHANAHU WATA’ALA kelak. Oleh karena itu, marilah bersama-sama membangun sebuah keluarga yang benar-benar mencintai sikap suka bekerja keras dengan terlebih dahulu mengawalinya dari contoh-contoh kita sebagai orangtua yang juga konsisten bekerja keras. Berbahagialah dengan sabda Rasul-Nya, “Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang berkarya. Dan barangsiapa bekerja keras untuk keluarganya maka ia seperti pejuang di jalan Allah Azza wa Jalla.” (HR. Ahmad)

Dengan perkenan-Nya, Allah SUBHANAHU WATA’ALA juga akan mengijabah doa-doa kita untuk menjadikan anak-anak kita sebagai orang-orang yang gemar bekerja keras, bertanggung-jawab tetapi tetap penuh kasih sayang terhadap orang-orang di sekelilingnya. Seperti apa yang pernah kita contohkan. Seperti apa yang kita teladani dari Rasulullah SALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM. [Ummu Arina/voa-islam.com]

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. abu-uswah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger