Amber Costa: Islam adalah Jawaban Pencarianku

Amber Costa: Islam adalah Jawaban Pencarianku (1)

Amber Costa tumbuh dan besar dalam kepercayaan Katolik. Namun, ia tidak pernah memahami mengapa harus berdoa melalui perantara tidak langsung kepada Tuhan.

Ia juga merasa bingung dengan dosa turunan dan hanya pastor yang bisa menghapuskan dosa tersebut.

"Jujur, aku juga heran. Aku rajin pergi ke gereja dan mengikuti sekolah pendidikan agama. Setelah itu aku tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menjadi Kristen yang baik," ujarnya.

Amber memahami kata baik berarti memberi, peduli, dan penyayang. Akan tetapi, ia tidak mengetahui bagaimana melaksanakannya. 

Kebingungan itu coba ia hilangkan dengan mencari cara bagaimana berhubungan dengan satu Tuhan. Sembari mencari, ia masih rajin ke gereja dan mendalami ajaran Kristen.

"Sebenarnya, rutinitasku itu tak lebih dari sekedar formalitas yang mengganggu hari libur," kata dia. Sekali lagi, ia mencoba mencari apa yang ia inginkan pada fondasi ajaran Katolik.

Ia berharap menemukannya. "Aku tahu, aku gagal. Aku akhirnya meninggalkan Katolik dan mencari pilihan yang tepat untukku," ucapnya.

Ia sempat berpikir untuk mempelajari Yahudi. Namun, niatan itu ia batalkan karena Yahudi menolak kehadiran Yesus. Pilihan selanjutnya adalah Islam.

Amber Costa mengenal Islam ketika mengunjungi Mesir. Ia kemudian mengeksplorasi ajaran Islam melalui Alquran dan internet.

Hal pertama yang ia ingat sewaktu membaca Alquran adalah ayat-ayat di dalamnya tampak sosok Tuhan tengah berbicara padanya. 

"Hal lain yang membuatku tertarik adalah isi Alquran tidak pernah berubah setelah masa Nabi Muhammad SAW, semoga rahmat Allah selalu menyertainya," ujar dia.

Semakin mendalami ajaran Islam, ia temukan hal yang dicarinya. Pertama, umat Islam hanya menyembah satu Tuhan. Terakhir, Islam membekali setiap Muslim panduan hidup yang demikian lengkap yaitu Alquran dan Alhadist.

"Aku akhirnya tahu persis apa yang harus dilakukan. Aku harus menjadi seorang Muslim," ungkapnya terharu. Usai mengucapkan dua kalimat syahadat, Amber kembali bingung.

Ia tidak tahu bagaimana menyampaikan kabar keislamannya kepada keluarga dan teman-temannya. "Aku begitu bahagia menemukan Islam, dan merasa kuat karenanya. Tidak mudah memberitahu orang-orang bahwa aku seorang Muslim. Aku berdoa kepada Allah agar menjaga imanku setiap hari," ucapnya.

Tak lama, Amber mendapat tawaran magang di Mesir. Kebahagiaannya bertambah, karena ia akan memiliki banyak teman. "Alhamdulillah banyak orang yang mendukungku di sana," pungkasnya. 
 

John Kami: Butuh 40 Tahun Temukan Islam

John Kami: Butuh 40 Tahun Temukan Islam

Baru pertama kali John Kami Yama, menunaikan haji. Sekelebat pria 60 tahun itu kembali teringat dengan masa lalu ketika ia belum menjadi muslim.

Butuh 40 tahun, ia menemukan Islam. Dalam rentang waktu itu, ia pelajari berbagai agama.

Namun, hanya satu agama yang mampu memjawab setiap pertanyaan dalam hatinya. Lebih dari itu, hatinya merasa damai ketika mempelajari Islam.

Delapan bulan lalu, akhirnya ia memeluk Islam. "Aku seperti bayi yang baru lahir," kata dia seperti dikutip arabnews.com, Rabu (31/10).

Sebagai bentuk komitmennya terhadap Islam, ia ganti namanya menjadi Salman Al-Farsi. Ia percaya, nama itu akan membuatnya seperti sahabat Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasallam, Salman Al-Farsi Radiaallahu 'anhu, yang meninggalkan agama Zoroaster untuk menjadi Muslim.

"Namun, aku menyesal Ayah, ibu dan anakku meninggal sebelum memeluk Islam," kata dia.

sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/12/11/01/mct4nx-john-kami-butuh-40-tahun-temukan-islam
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. abu-uswah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger