DOWNLOAD MY SISTER 2012 FULL SOFTWARE ADMINISTRASI SEKOLAH


Free Download SoftwareMy Sister 2012 merupakan aplikasi terpadu administrasi sekolah. Secara keseluruhan My Sister 2012 memiliki fitur-fitur sebagai berikut.
  • Administrasi Guru dan Siswa
  • Administrasi Perpustakaan
  • Administrasi Keuangan Sekolah
  • Administrasi Pembayaran Administrasi
  • Aplikasi Pengolah Nilai
  • Aplikasi Database Sekolah
  • Aplikasi Bimbingan Konseling
  • Aplikasi Absensi Siswa dan Guru
  • Dan Aplikasi Lainnya

Secara keseluruhan software ini sangat bagus untuk mengelola administrasi di sekolah. Software ini merupakan software berbayar, tapi teman-teman dapat mendownload gratis pada link yang telah saya sediakan.

Atau download My Sister 2011 Full DI SINI (11 MB)
Untuk manual book/buku panduan My Sister 2011 bisa download DI SINI 
Semoga Bermanfaat !!!

Keterangan:
Saat download teman-teman akan diarahkan ke adf.ly, tunggu 5 detik, kemudian klik SKIP AD

sumber : http://sauqy85.blogspot.com/2012/04/download-my-sister-2012-full-software.html
 

Aplikasi Raport Siswa (G-RAPORT)

FILE RAPORT DIUPDATE TERAKHIR PADA TANGGAL 14 SEPTEMBER 2013


Besarnya antusias dan kepercayaan para wali kelas dengan kualitas G-Raport membuat kami yakin bahwa G-Raport adalah salah satu Aplikasi Pembuat Raport yang menjanjikan sebuah kemudahan bagi Sekolah. Tidak butuh terlalu banyak waktu dan perhatian dalam menjalankan aplikasi program ini, cukup perhatikan dan baca panduan kerjanya di jamin semua pengguna langsung dapat mengerti.

G-Raport versi 5.0 adalah perbaharuan ke 5 dari G-Raport (Perbaharuan terakhir pada tanggal 14 September 2013). G-Raport memliki beberapa fitur-fitur tambahan yang dibutuhkan oleh wali kelas. Fitur-fitur tersebut diantaranya :
  • wali kelas bisa menambah, menghapus dan mengedit data mata pelajaran, organisasi, dan ekskul.
  • transfer data siswa dari excel untuk mempermudah pengisian data siswa,
  • import nilai dari excel, untuk mempercepat pengisian nilai.
  • gunakan atau tidak nilai merah,
  • tampilkan atau tidak ranking siswa,
  • pengaturan batas ranking/peringkat yang ingin ditampilkan,
  • menggunakan ranking desimal atau ranking romawi,
  • beberapa font laporan,
  • backup data,
  • bisa mencetak raport per siswa atau satu kelas sekaligus, atau atur sesuai keinginan.
  • fitur-fitur tambahan untuk mempermudah pengisian data raport seperti catatan wali kelas, nilai kepribadian siswa,
  • akurasi data lebih terjamin, dan masih banyak fitur-fitur yang dapat mempermudah dalam pembuatan raport,
  • dan masih banyak lagi fitur-fitur yang membantu dalam pembuatan raport siswa.
G-Raport menghasilkan 6 lembar laporan, yaitu : Cover, Data Siswa, Nilai Mata Pelajaran, Ketercapaian KKM, Pengembangan diri, dan Daftar Nilai Siswa (leger).
Untuk tambahan ada juga lembar Laporan Urutan Ranking siswa jika ingin dicetak.
Untuk mencoba Program G-Raport anda bisa download Software Contoh G-Raport dan contoh data backup di link di bawah ini (Ukuran file hanya 2,3 MB) : 

Aplikasi ini sudah digunakan oleh ratusan sekolah di indonesia.
Daftar 20 Sekolah Pertama Pengguna G-RAPORT :


  1. MTs. NURUL HUDA NW GONDANG (NTB)
  2. SMA NEGERI 1 GANGGA (NTB)
  3. SMA NEGERI 1 BAYAN (NTB)
  4. SMP NEGERI 2 BAYAN (NTB)
  5. SMP NEGERI 3 BAYAN (NTB)
  6. MTs HUBBULWATHAN (RIAU)
  7. MADRASAH ALIYAH DARUL ARKAM (MAKASAR - SULAWESI SELATAN)
  8. PONPES SALAFIYAH ULA AL AMIN (PAKET A) (KALIMANTAN TENGAH)
  9. SD KALAM KUDUS (BALI)
  10. SD NEGERI 1 SIDOREJO (KALIMANTAN TENGAH)
  11. SMA KATOLIK SURIA ATAMBUA (NTT)
  12. SMA NEGERI 1 BATU ENGAU (KALIMANTAN TIMUR)
  13. SMA NEGERI 1 BUNYU (KALIMANTAN UTARA)
  14. SMA NEGERI 1 MARANGKAYU (KALIMANTAN TIMUR)
  15. SMA NEGERI 1 PASIR BELENGKONG (KALIMANTAN TIMUR)
  16. SMA NEGERI 2 KUMAI (KALIMANTAN TENGAH)
  17. SMA NEGERI 2 PANDIH BATU (KALIMANTAN TENGAH)
  18. SMA NEGERI 3 KABUPATEN TEBO (JAMBI)
  19. SMA NEGERI 4 BEKASI (JAWA BARAT)
  20. SMA SEKOLAH TUNAS INDONESIA (BINTARO - TANGERANG SELATAN)
  21. dan yang lainnya....
Semoga Membantu.
sumber : http://mustilan.blogspot.com/2011/11/aplikasi-raport-siswa-g-raport.html
 

# LUPA KEMATIAN | Indikasi Kedunguan !!! #

Setiap yang menangis… suatu saat ia akan ditangisi…
Setiap yang meratapi… suatu saat ialah yang akan diratapi…
Akan tetapi kapan..? dan dimana…?

Jika setiap kita tahu kapan dan dimana kita akan meninggal maka perkaranya lebih mudah untuk mempersiapkan diri…akan tetapi….tidak ada yang mengetahui…

Betapa banyak orang yang pagi hari tertawa, di sore hari iapun ditangisi…

Temanku…di malam hari ia menyolatkan bibinya dan menguburkan bibinya di pekuburan Baqi'…ternyata subuhnya ia yang disholatkan dan dikuburkan di Baqi'…

Janganlah sampai kita lupa …
"Kita dilahirkan… untuk menuju kematian…",
"Kita tinggal… untuk meninggal…"

Orang-orang hebat…para penguasa dunia….ternyata hanya tinggal berita dan kenangan…harta dan kekuasaan yang mereka miliki tak kuasa untuk mengkekalkan mereka…

Ibnu Umar berkata :
فأي المؤمنين أكيس قال أكثرهم للموت ذكرا وأحسنهم لما بعده استعدادا أولئك الأكياس
"Wahai Rasulullah orang mukmin mana yang paling cerdas?". Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya untuk akhirat, mereka itulah orang-orang cerdas" (HR Ibnu Maajah no 4249, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani, lihat juga As-Shahihah no 1384)

Benar… dialah mukmin yang cerdas, yang tahu bahwasanya ia tidak tahu kapan meninggalnya dan dimana?, maka iapun selalu mengingat hari perpisahan tersebut…hari tangisan tersebut…, ia tidak tahu apakah ia mendapatkan husnul khotimah ataukan meninggal dalam kondisi bermaksiat..??, ia selalu mempersiapkan diri…ini sungguh orang yang cerdas.

Adapun orang yang dungu adalah orang yang pura-pura lupa bahwa ia tidak tahu kapan meninggal dirinya…lantas ia tidak mempersiapkan dirinya… ia berusaha melupakan hari perpisahan tersebut dengan menghabiskan waktunya untuk menikmati dunia sepuas-puasnya…sungguh ini adalah orang yang dungu…
Namun ia tetap tidak akan bisa lari dari kematian…

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٨)
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS Al-Jumu'ah )

Anda orang cerdas ataukah orang dungu….? semakin sering mengingat kematian semakin cerdaslah anda, semakin lalai dari kematian semakin dungulah anda…ukurlah kedungan kita masing-masing !!!

By: Ust. Firanda Andirja


 

Mempergauli Manusia dengan Akhlak yang Baik

Ini ditunjukkan oleh sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam,
فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ هَذِهِ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنْ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِي يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ
“…si mukmin berkata, “Inilah yang akan membinasakanku…” Barang siapa yang ingin diselamatkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga, hendaklah ia mendatangi kematiannya dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhirat dan hendaklah ia berinteraksi dengan manusia (dengan akhlak) yang ia suka diperlakukan dengannya…” (HR. Muslim) [1]

Hendaklah ia bergaul dengan orang lain dengan akhlak yang mulia sebagaimana ia suka dipergauli oleh manusia dengan akhlak yang mulia. Hendaklah ia berlemah lembut kepada orang lain sebagaimana ia suka orang-orang bersikap lemah lembut kepadanya. Hendaklah ia bertutur kata yang sopan kepada orang lain sebagaimana ia suka orang lain bertutur kata yang sopan kepadany dan seterusnya.

Lalu, akhlak mulia apakah yang dibutuhkan oleh manusia yang hidup di akhir zaman ini? Semua akhlak mulia amat baik untuk kehidupan manusia, namun ada beberapa akhlak yang sangat penting kita perhatikan di akhir zaman ini. Perhatikanlah hadis yang disampaikan oleh seorang shahabat yang mulia yang bernama Al Mustaurid Al Qurasyi, ia berkata,

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تَقُومُ السَّاعَةُ وَالرُّومُ أَكْثَرُ النَّاسِ فَقَالَ لَهُ عَمْرٌو أَبْصِرْ مَا تَقُولُ قَالَ أَقُولُ مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . قَالَ لَئِنْ قُلْتَ ذَلِكَ إِنَّ فِيهِمْ لَخِصَالًا أَرْبَعًا إِنَّهُمْ لَأَحْلَمُ النَّاسِ عِنْدَ فِتْنَةٍ وَأَسْرَعُهُمْ إِفَاقَةً بَعْدَ مُصِيبَةٍ وَأَوْشَكُهُمْ كَرَّةً بَعْدَ فَرَّةٍ وَخَيْرُهُمْ لِمِسْكِينٍ وَيَتِيمٍ وَضَعِيفٍ
“Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hari kiamat terjadi dan kaum Romawi pada waktu itu orang yang paling banyak jumlahnya.” Amru berkata, “Coba tinjau kembali apa yang engkau katakan tadi!” Ia berkata, “Aku menyampaikan apa yang aku dengar dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Amru berkata kepadanya, “Jika engkau berkata demikian, sesungguhnya orang-orang Romawi itu mempunyai empat perangai: Mereka adalah manusia yang paling halim ketika terjadi fitnah, yang paling cepat sadar setelah datangnya musibah, yang paling cepat kembali setelah kalah, yang paling baik kepada anak yatim, orang miskin, dan lemah.” (HR Muslim)[2]

Amru bin Al ‘Ash menyebutkan perangai-perangai yang baik yang ada pada mereka bukan sebagai pemberian loyalitas dan pujian untuk mereka namun beliau hanya menyebutkan sebab-sebab terbesar mengapa mereka menjadi orang yang paling banyak jumlahnya pada saat tegaknya hari kiamat, dan empat perangai ini termasuk akhlak yang diperintahkan oleh Islam, maka kaum musliminlah yang seharusnya paling berhak untuk bersifat dengannya. Dan boleh jadi hadis ini mengabarkan bahwa mereka akan masuk Islam di akhir zaman. Wallahu a’lam.

Bila empat perangai yang indah ini diiringi dengan aqidah yang lurus dan keimanan yang kokoh kepada Allah dan Rasul-Nya pasti akan menimbulkan kekuatan yang dahsyat bagi kaum muslimin, oleh karena itu kita akan sedikit menjelaskan empat perangai ini agar dapat kita amalkan:

  1. a.      Bersifat Halim ketika Terjadi Fitnah
Sifat halim adalah sifat yang dicintai oleh Allah, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Al Asyaj Abdul Qais:
إِنَّ فِيكَ خَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ الْحِلْمُ وَالْأَنَاةُ
Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang dicintai oleh Allah yaitu Al Hilmu dan Al Anah.” (HR. Muslim)[3]

Syaikh Shalih bin Ghanim As Sadlan berkata menjelaskan hakikat sifat halim: “Definisinya adalah menahan diri ketika emosi meledak, dan sesuatu yang dapat mendorong kita untuk menahan diri adalah sifat kasih sayang kepada orang yang bodoh, dada yang lapang, menjauhi caci maki, dan cita-cita yang tinggi. Maka orang yang mempunyai akal pikiran yang lurus dan keperibadian yang dewasa selayaknya mengimbangi ledakan emosi dengan sifat halim dan sabar sehingga ia akan bahagia mendapatkan akibat yang baik.

Dan sikap manusia berbeda-beda dalam menghadapi peristiwa yang memancing emosi, di antara mereka ada yang mudah emosi dan tergesa-gesa, dan di antara mereka ada yang tenang tidak terpancing keadaan yang amat panas sekalipun. Yang pertama adalah orang yang bodoh dan yang kedua adalah orang yang terjaga dengan kebeningan pikiran dan keperibadian yang kuat, dan itu tidak akan bisa diraih kecuali apabila kedewasaan akal dapat meredam emosi yang liar.
Inilah nasihat-nasihat yang disampaikan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya agar meniti tujuan yang mulia, bahkan fenomena ringannya akal dan sikap tergesa-gesa adalah fenomena yang menyimpang dari bimbingan Alquran..”[4]

  1. b.      Cepat Sadar Setelah Datangnya Musibah
Musibah yang menimpa seorang mukmin membangunkan hatinya yang bercahaya dengan cahaya iman. Ia segera introspeksi diri mempelajari sebab-sebab terjadinya musibah, dan berusaha memperbaiki diri dengan cara kembali kepada Allah dan taubat yang nasuha, karena musibah itu datang akibat ulah manusia:
  وَمَآأَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَن كَثِيرٍ
Dan tidaklah ada musibah yang menimpamu kecuali akibat perbuatan tangan-tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa : 30).

Syaikh Abdurrahman As Sa’di rahimahullah berkata, “Allah mengabarkan bahwa tidaklah Allah menimpakan musibah kepada hamba pada badan, harta dan anak-anak mereka dan pada apa yang mereka cintai kecuali disebabkan oleh perbuatan buruk mereka…”[5]

Perhatikanlah kemudian renungkan ayat ini, di negeri ini berbagai macam musibah datang mendera; tsunami, gempa bumi, banjir bandang, kaum muslimin dibunuhi dan dilecehkan dan berbagai macam musibah lainnya seakan tak henti-henti menerpa, dan Allah tak pernah menzalimi hamba-hamba-Nya sedikit pun namun merekalah yang berbuat zalim. Maka hamba yang hatinya masih ada secercah cahaya kehidupan segera terhentak sadar dan memahami bahwa semua ini adalah sebagai peringatan untuk umat Islam agar segera kembali kepada Allah.

Namun sayang sekali banyak manusia yang telah keras hatinya, tak bermanfaat baginya peringatan dan musibah, bahkan ia semakin berburuk sangka kepada Rabbnya, sampai kapankah wahai kaum muslimin kita terus tenggelam dalam kelalaian?? Apakah sampai adzab Allah datang?!

وَمَامَنَعَ النَّاسَ أَن يُؤْمِنُوا إِذْجَآءَهُمُ الْهُدَى وَيَسْتَغْفِرُوا رَبَّهُمْ إِلآأَن تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ اْلأَوَّلِينَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ قُبُلاً
Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia dari beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka dan memohon ampun kepada Rabbnya kecuali keinginan menanti datangnya hukuman Allah yang berlaku pada umat-umat yang dahulu atau datangnya adzab atas mereka dengan nyata.” (QS. Al Kahfi : 55).

  1. c.       Cepat Kembali Setelah Kalah
Kekalahan adalah kemenangan yang tertunda bagi orang yang berakal dan beriman. Ia adalah pengalaman yang berharga dan pelajaran emas dalam kehidupan. Dahulu di zaman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kaum muslimin pernah tertimpa kekalahan dalam dua peperangan yaitu Perang Uhud di putaran kedua dan Perang Hunain di putaran pertama, dua kejadian ini Allah abadikan dalam Alquran agar menjadi pelajaran yang berharga bagi mereka bahwa kekalahan itu adalah akibat menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya.

Pertama: Kisah kekalahan kaum muslimin di perang uhud, apakah sebabnya wahai saudaraku? Sebabnya adalah karena sebagian pasukan pemanah tidak mau menaati perintah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam agar jangan turun baik dalam keadaan menang maupun kalah. Ternyata ketika kaum muslimin meraih kemenangan di awal peperangan, tergiurlah sebagian pasukan pemanah, lalu mereka pun turun untuk ikut mengambil ghonimah, akan tetapi apakah yang terjadi? Pasukan kaum musyrikin berputar membokong kaum muslimin dari arah bukit pertahanan pasukan pemanah, sehingga kaum muslimin menderita kekalahan. Maka Allah abadikan kejadian tersebut dalam Alquran agar dijadikan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran.
Allah Ta’ala berfirman,

أَوَلَمَّآأَصَابَتْكُم مُّصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُم مِّثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِندِ أَنفُسِكُمْ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada Perang Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada Perang Badar) kamu berkata: “Dari mana datangnya kekalahan ini?” Katakanlah: “Itu dari kesalahan dirimu sendiri.” Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran : 165)

Allah tidak menyandarkan kekalahan kaum muslimin akibat kekuatan persenjataan kaum musyrikin dan banyaknya jumlah mereka, akan tetapi Allah menyandarkan kekalahan akibat perbuatan kaum muslimin itu sendiri.

Jadi ayat ini adalah pelajaran berharga bagi kita bahwa sebab utama kehinaan kaum muslimin dewasa ini bukan karena kecanggihan persenjataan musuh dan hebatnya taktik dan tipu muslihat mereka, akan tetapi karena kaum muslimin itu sendiri yang banyak menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya. Tidakkah engkau lihat kenyataan pahit yang tersaksikan oleh mata kepala; bagaimana kesyirikan, perdukunan, mistik, bid’ah, khurofat, dan kemaksiatan merajalela?!!

Maka menerangkan sunah dan bid’ah, tauhid dan syirik kepada umat adalah jalan satu-satunya menuju kejayaan umat Islam. Sehebat apapun rencana busuk orang-orang kafir tidak akan memberikan kemudlorotan kepada kaum muslimin selagi mereka bersabar dalam menjalani ketaatan dan bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla. Allah Ta’ala berfirman:

إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لاَ يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak akan mendatangkan kemodloratan kepadamu, sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali Imran: 120)

Ibnu Katsir berkata, “Allah memberikan bimbingan kepada mereka kepada jalan keselamatan dari kejahatan orang-orang yang jahat dan tipu muslihat orang-orang yang fajir dengan cara menggunakan kesabaran, taqwa dan tawakkal kepada Allah yang meliputi musuh-musuh mereka, karena tidak ada daya dan upaya kecuali dengan idzin Allah.”[6]

Kedua: Kisah kekalahan kaum muslimin di Perang Hunain di awal perang, akibat dari sebagian kaum muslimin yang merasa bangga dengan jumlah yang banyak, sehingga Allah timpakan kepada mereka kekalahan akibat perbuatan tersebut. Lalu Allah mengabadikan kisah tersebut dalam Alquran, Allah berfirman,

لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُم مًّدْبِرِينَ
“…dan ingatlah peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai berai.” (QS. At Taubah : 25)

Allahu Akbar! Hanya karena merasa bangga dengan jumlah yang banyak kaum muslimin kalah! Bagaimana jadinya bila kaum muslimin berbuat syirik, bid’ah, perdukunan, dan maksiat besar lainnya?!! maka jadikanlah semua itu sebagai pelajaran penting bagi kita, dan pelajaran itu bermanfaat untuk orang-orang yang beriman.

Kedua ayat tadi sangat sepadan dengan sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَإِنَّمَا أهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلىَ أنْبِيَائِهِمْ
“Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kamu adalah banyak bertanya dan menyelisihi Nabi-Nabi mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim dan ini lafadz Muslim).[7]
Dan para shahabat adalah orang yang paling cepat kembali setelah kalah, mereka segera intropeksi diri dan mempelajari sebab-sebab kesalahan untuk diperbaiki dan segera bertaubat kepada Allah atas kesalahan yang mereka lakukan, demikianlah seharusnya kita meniru mereka.

  1. d.      Berbuat Baik kepada Orang-Orang yang Lemah
Berbuat baik kepada orang yang lemah adalah sebab datangnya rezeki dan pertolongan Allah Ta’ala, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ابْغُونِي الضُّعَفَاءَ فَإِنَّمَا تُرْزَقُونَ وَتُنْصَرُونَ بِضُعَفَائِكُمْ
Carilah aku (dengan memperhatikan) orang-orang yang lemah, sesungguhnya kamu diberi rezeki dan pertolongan melalui orang-orang lemah kalian.” (HR. Abu Dawud)[8]

Islam memerintahkan umatnya untuk memperhatikan orang-orang yang lemah dan memberikan pahala yang besar bagi mereka yang melakukannya, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأَحْسِبُهُ قَالَ وَكَالْقَائِمِ لَا يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ لَا يُفْطِرُ
Orang yang membantu para janda dan orang miskin seperti orang yang berjihad di jalan Allah, dan seperti orang yang terus menerus shalat malam dan puasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)[9]

Ibnu Bathal rahimahullah berkata, “Barang siapa yang tidak mampu berjihad di jalan Allah dan lemah untuk shalat malam dan berpuasa di waktu siang hendaklah ia mengamalkan hadis ini; hendaklah ia memberi keluasan rezeki kepada para janda dan orang-orang miskin agar ia dikumpulkan bersama orang-orang yang berjihad di jalan Allah tanpa harus bertemu musuh, dan agar dikumpulkan bersama orang-orang yang selalu berpuasa dan shalat malam padahal ia makan di waktu siang dan tidur di malam hari.

Maka hendaklah setiap muslim bersungguh-sungguh melakukan perniagaan yang tak akan pernah rugi ini dengan membantu kehidupan para janda dan orang-orang miskin karena mengharapkan keridhaan Allah Ta’ala sehingga ia mendapatkan keuntungan dalam perniagaannya dengan diberikan derajat Mujahidin, orang yang selalu berpuasa dan shalat malam tanpa harus bersusah payah, dan itu adalah keutamaan yang Allah berikan kepada siapa yang Ia kehendaki.”[10]

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga menjanjikan pahala yang besar bagi orang yang memperhatikan anak yatim, beliau bersabda,
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا
Aku dan orang yang menanggung anak yatim di dalam surga seperti ini, beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah dan melebarkan sedikit antara keduanya.” (HR. Bukhari).[11]

[1] Muslim 3:1472 no.1844.
[2] Muslim 4:2222 no.2898.
[3] Muslim 1:48 no 76.
[4] Arba’un haditsan, Hal 12.
[5] Taisir Al Karimrrahman, Hal. 705. Cet. Muassassah Risalah.
[6]Tafsir Ibnu Katsir 2:77 Tahqiq Hani Al Haaj.
[7] Bukhari no.7288 dan Muslim 2:975 no.1337.
[8] Lihat Silsilah Shahihah, no.779.
[9] Bukhari no.6006 dan Muslim 4:2287 no.2982.
[10] Ibnu Bathal, Syarah Shahih Bukhari, 9:218 tahqiq Abu Tamim Yasir bin Ibrahim.
 

9 Orang Yang Tidak akan Diajak Bicara Oleh Allah

Allah akan mengajak bicara hamba-hambaNya kelak pada hari kiamat sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ
“Tidak ada seorangpun dari kamu kecuali akan diajak bicara oleh Rabbnya ‘Azza wa Jalla tanpa ada penterjemah antara ia dan Allah.” (HR Al Bukhari dan Muslim).
Namun diantara hambaNya ada yang diajak bicara oleh Allah dengan keras dan penghinaan, akibat perbuatan dosa yang mereka lakukan. Allah tidak melihat mereka dengan penglihatan kasih sayang, namun dengan kemurkaan. Tentu orang seperti ini akan mendapat adzab yang pedih. Na’udzu billah min dzalik.
Lalu siapakah mereka yang tidak diajak bicara oleh Allah? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan dalam empat hadits tentang mereka. Yaitu:
 ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ » قَالَ فَقَرَأَهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ثَلاَثَ مِرَارٍ. قَالَ أَبُو ذَرٍّ خَابُوا وَخَسِرُوا مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الْمُسْبِلُ وَالْمَنَّانُ وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ
“Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat mereka tidak juga mensucikan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda demikian tiga kali. Abu Dzarr berkata, “Merugi sekali, siapa mereka wahai Rasulullah ?” Beliau bersabda, “Musbil (orang yang memakai kain melebihi mata kakinya), dan orang yang selalu mengungkit pemberiannya, dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR Muslim).
ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ – قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ – وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِر
“Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak akan mensucikannya.. Abu Mu’awiyah berkata, “Dan Tidak akan dilihat oleh allah.” Dan bagi mereka adzab yang pedih, yaitu orang tua yang berzina, raja yang suka berdusta, dan orang miskin yang sombong.” (HR Muslim).
ثَلاَثٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ رَجُلٌ عَلَى فَضْلِ مَاءٍ بِالْفَلاَةِ يَمْنَعُهُ مِنِ ابْنِ السَّبِيلِ وَرَجُلٌ بَايَعَ رَجُلاً بِسِلْعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ فَحَلَفَ لَهُ بِاللَّهِ لأَخَذَهَا بِكَذَا وَكَذَا فَصَدَّقَهُ وَهُوَ عَلَى غَيْرِ ذَلِكَ وَرَجُلٌ بَايَعَ إِمَامًا لاَ يُبَايِعُهُ إِلاَّ لِدُنْيَا فَإِنْ أَعْطَاهُ مِنْهَا وَفَى وَإِنْ لَمْ يُعْطِهِ مِنْهَا لَمْ يَفِ
“Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat mereka tidak juga mensucikan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih. Seseorang yang mempunyai kelebihan air di padang pasir, namun ia mencegahnya dari ibnussabil yang membutuhkannya. Dan orang yang berjual beli dengan orang lain di waktu ‘Ashar, lalu ia bersumpah dengan nama Allah bahwa ia mengambilnya segini dan segini, lalu orang itu mempercayainya padahal tidak demikian keadaannya. Dan orang yang membai’at pemimpinnya karena dunia, bila ia diberi oleh pemimpin ia melaksanakan bai’atnya, dan bila tidak diberi maka ia tidak mau melaksanakan bai’atnya.” (HR Al Bukhari dan Muslim).
ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ رَجُلٌ حَلَفَ عَلَى سِلْعَةٍ لَقَدْ أَعْطَىَ بِهَا أَكْثَرُ مِمَّا أَعْطَى وَهُوَ كَاذِبٌ وَرَجُلٌ حَلَفَ عَلَى يَمِيْنٍ كَاذِبَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ لِيَقْتَطِعَ بِهَا مَالَ رَجُلٍ مُسْلِمٍ وَرَجُلٌ مَنَعَ فَضْلَ مَاءٍ فَيَقُوْلُ اللهُ الْيَوْمَ أَمْنَعُكَ فَضْلِيْ كَمَا مَنَعْتَ فَضْلَ مَا لَمْ تَعْمَلْ يَدَاكَ (رواه البخاري)
“Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, dan Allah tidak akan melihat mereka, yaitu orang yang bersumpah untuk (melariskan) dagangannya bahwa ia telah memberi (harga) lebih banyak dari (harga) yang ia berikan padanya, padahal ia berdusta. Dan orang yang bersumpah palsu setelah ‘Ashar untuk mengambil harta milik seorang muslim. Dan orang yang mencegah kelebihan airnya, maka Allah akan berfirman, “Hari ini aku akan mencegah karuniaKu kepadamu sebagaimana kamu dahulu pernah mencegah kelebihan air yang bukan usaha tanganmu.” (HR Al Bukhari).
Dari empat hadits di atas, kita dapati ada sembilan orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak akan dilihat dan disucikan, dan baginya adzab yang pedih, yaitu:
1. Orang yang memakai kain melebihi mata kaki (musbil).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang isbal dalam hadits yang banyak, namun sebagian orang ada yang mempunyai pendapat yang tidak tepat, yaitu bahwa larangan berbuat isbal itu bila disertai dengan kesombongan, berdasarkan hadits:
مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ مِنَ الْخُيَلاَءِ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Siapa yang menyeret kainnya karena sombong maka Allah tidak akan melihat kepadanya pada hari kiamat.” (HR Al Bukhari dan Muslim).
Dan hadits Abu Bakar Ash Shiddiq:
عن النبي صلى الله عليه و سلم قال ( من جر ثوبه خيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة ) . قال أبو بكر يا رسول الله إن أحد شقي إزاري يسترخي إلا أن أتعاهد ذلك منه ؟ فقال النبي صلى الله عليه و سلم ( لست ممن يصنعه خيلاء )
“Dari Abdullah bin Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang menyeret kainnya karena sombong maka Allah tidak akan melihat kepadanya pada hari kiamat.” Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, sesuangguhnya salah satu bagian kainnya melorot tetapi aku berusaha untuk menjaganya (agar tidak melebihi mata kaki).” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Engkau tidak melakukannya karena sombong.” (HR Al Bukhari).
Mereka mengatakan bahwa hadits-hadits ini mengikat kemutlakan larangan isbal, artinya bahwa isbal itu dilarang bila disertai kesombongan, namun bila tidak disertai kesombongan maka hukumnya boleh.
Inilah fenomena kedangkalan dalam pemahaman. Karena bila kita perhatikan hadits Abu bakar di atas, tampak kepada kita bahwa Abu bakar tidak melakukan itu dengan sengaja, oleh karena itu Nabi menyatakan bahwa Abu bakar tidak melakukannya karena sombong. Ini menunjukkan bahwa orang yang melorotkannya dengan sengaja melebihi mata kakinya adalah orang yang sombong walaupun pelakunya mengklaim dirinya tidak sombong. Karena isbal itu sendiri adalah kesombongan sebagaimana dalam hadits:
وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الْإِزَارِ فَإِنَّ إِسْبَالَ الْإِزَارِ مِنْ الْمَخِيلَةِ
“Jauhilah olehmu isbal (memakai kain melebihi mata kaki), karena isbal itu termasuk kesombongan”. (HR Abu dawud).[1]
Al Hafidz ibnu Hajar Al ‘Asqolani rahimahullah berkata, “Isbal itu berkonsekwensi kepada menyeret kain, dan menyeret kain itu berkonsekwensi kepada kesombongan walaupun orang yang melakukannya tidak bermaksud sombong.” (Fathul Baari 10/275).
Imam Ibnul ‘Arobi Al maliki rahimahullah berkata, “Tidak boleh bagi seorangpun untuk memakai kain melebihi mata kakinya dan berkata, “Aku tidak sombong.” Karena larangan isbal telah mencakupnya secara lafadz dan illatnya.” (‘Aridlotul Ahwadzi 7/238).
Jadi klaim bahwa larangan isbal itu diikat dengan kesombongan adalah pendapat yang ganjil dan aneh, karena isbal itu sendiri sudah termasuk kesombongan walaupun pelakunya tidak bermaksud sombong sebagaimana yang katakan oleh Al Hafidz ibnu hajar tadi. Terlebih, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengingkari beberapa shahabat yang kainnya melebihi mata kaki tanpa bertanya, “Apakah kamu melakukannya karena sombong?” diantaranya adalah hadits ibnu Umar ia berkata:
مَرَرْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَفِى إِزَارِى اسْتِرْخَاءٌ فَقَالَ « يَا عَبْدَ اللَّهِ ارْفَعْ إِزَارَكَ ». فَرَفَعْتُهُ ثُمَّ قَالَ « زِدْ ». فَزِدْتُ فَمَا زِلْتُ أَتَحَرَّاهَا بَعْدُ.  
“Aku melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sementara kainku melorot. Beliau bersabda, “Wahai Abdullah, angkat kainmu.” Akupun mengangkatnya. Beliau bersabda, “Tambah!” Akupun menambah (mengangkat)nya. Semenjak itu aku selalu menjaganya.” (HR Muslim).
Dari ‘Amru bin Syariid dari ayahnya berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَبِعَ رَجُلًا مِنْ ثَقِيفٍ حَتَّى هَرْوَلَ فِي أَثَرِهِ حَتَّى أَخَذَ ثَوْبَهُ فَقَالَ ارْفَعْ إِزَارَكَ وَاتَّقِ اللَّه قَالَ فَكَشَفَ الرَّجُلُ عَنْ رُكْبَتَيْهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَحْنَفُ وَتَصْطَكُّ رُكْبَتَايَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ خَلْقِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ حَسَنٌ
“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengikuti seseorang dari Tsaqif sehingga beliau berjalan dengan cepat lalu beliau memegang bajunya dan bersabda, “Angkat kainmu! bertakwalah kamu kepada Allah” Lalu orang itu membuka kedua lututnya dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku ahnaf (yang berkaki bengkok berbentu X), dan kedua lututku beradu.” Beliau bersabda, “Setiap ciptaan Allah Azza wa Jalla itu indah.” (HR Ahmad dan lainnya).[2]
Lihatlah, apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya terlebih dahulu apakah kamu sombong atau tidak? Ternyata tidak. Ini menunjukkan bahwa orang yang melakukan isbal dengan sengaja adalah orang yang sombong walaupun pelakunya merasa tidak sombong.

2. Orang yang suka mengungkit pemberiannya.
Mengungkit pemberian adalah perkara yang dapat membatalkan amal, Allah Ta’ala berfirman:
ياأيها الذين ءامنوا لا تبطلوا صدقاتكم بالمن والأذى كالذي ينفق ماله رئاء الناس ولا يؤمن بالله واليوم الأخر
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian membatalkan sedekah kalian dengan mengungkit dan menyakiti, seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya ingin dilihat manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir.” (Al baqarah: 264).
Hendaklah seorang muslim bertakwa kepada Allah dan tidak mengungkit kebaikan-kebaikannya kepada orang lain, baik kepada teman, anak, atau kaum fuqoro. Karena pemberiannya itu adalah untuk kebaikan dirinya sendiri dan pahala untuk persiapan menuju kematiannya.

3. Orang yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah palsu.
Melariskan dagangan dengan sumpah dusta adalah modal orang-orang yang bangkrut dan mencabut keberkahan dagangannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
“Dua orang yang sedang berjual beli itu punya khiyar (pilihan) selama keduanya belum berpisah, jika keduanya jujur dan menjelaskan maka jual belinya akan diberkahi. Dan jika keduanya menyembunyikan (aib) dan berdusta maka akan dicabut keberkahannya.” (HR Al Bukhari dan Muslim).

4. Orang tua yang berzina.
5. Raja yang suka berdusta.
6. Orang miskin yang sombong.
Tiga orang ini amat memalukan, karena tidak ada sesuatu yang mendorong mereka melakukan hal tersebut. Ini menunjukkan kepada tabiat yang buruk dan sengaja ingin berbuat maksiat. Al Qadli ‘Iyadl rahimahullah berkata:
خصص المذكورون بالوعيد لان كلا منهم التزم المعصية مع عدم ضرورته إليها وضعف داعيتها عنده فأشبه إقدامهم عليها المعاندة والاستخفاف بحق الله وقصد معصيته لا لحاجة غيرها فإن الشيخ ضعفت شهوته عن الوطء الحلال فكيف بالحرام وكمل عقله ومعرفته لطول ما مر عليه من الزمان …والامام لا يخشى من أحد وإنما يحتاج إلى الكذب من يريد مصانعة من يحذره والعائل قد عدم المال الذي هو سبب الفخر والخيلاء فلماذا يستكبر ويحتقر غيره ؟
“Mereka dikhususkan dengan ancaman, karena mereka berpegang kepada maksiat padahal tidak ada perkara yang mendorongnya, dan pendorongnya amat lemah. Ini menunjukkan bahkan perbuatan mereka itu karena ‘ienad (menentang) dan meremehkan hak Allah dan tujuannya hanya untuk berbuat maksiat bukan karena ada sesuatu yang lain.
Orang yang telah tua renta telah lemah syahwatnya untuk menjimai yang halal terlebih yang haram, ia telah sempurna akal dan pengetahuannya karena telah banyak makan garam… Seorang raja tidak perlu takut kepada siapapun, karena dusta biasanya dilakukan agar terhindar dari keburukan orang yang ia takuti. Dan orang fakir tidak punya harta yang merupakan sebab kesombongan dan keangkuhan, lantas mengapa ia sombong dan menganggap remeh orang lain? (Ad Diibaaj syarah shahih Muslim 1/122).

7. Orang yang bersumpah palsu di waktu ashar untuk mengambil harta muslim dengan tanpa hak.
Perbuatan ini berkumpul tiga keburukan, yaitu bersumpah palsu, dilakukan di waktu yang mulia yaitu waktu ashar, dan mengambil harta muslim. Sumpah palsu sendiri adalah termasuk dosa besar, dan menjadi lebih besar lagi bila dilakukan di waktu yang mulia, dan waktu ashar adalah waktu yang mulia di sisi Allah. Berdasarkan hadits ini dan dalil lainnya.
Bagaimana jadinya bila ternyata disertai mengambil harta muslim, padahal harta seorang muslim itu haramnya sama dengan keharaman bulan haram di negeri yang haram dan di hari yang mulia (Arofah). Sebagaimana dalam hadits:
فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا
“Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian haram atas kalian seperti keharaman hari ini, di bulan ini dan di negeri ini.” (HR Al Bukhari dan Muslim).

8. Orang yang yang mempunyai kelebihan air di padang pasir, namun mencegahnya dari orang yang membutuhkannya.
Perbuatan ini akibat kekikiran yang sangat sehingga mencegah ia untuk memberikan kelebihan air kepada ibnussabil yang amat membutuhkannya. dan sifat kikir itu seringkali menimbulkan perbuatan yang dimurkai oleh Allah Azza wa jalla, dalam hadits:
إِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالشُّحِّ أَمَرَهُمْ بِالْبُخْلِ فَبَخَلُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْقَطِيعَةِ فَقَطَعُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْفُجُورِ فَفَجَرُوا
“Jauhilah Syuhh (kikir yang sangat), sesungguhnya syuhh membinasakan orang-orang sebelum kalian. Syuhh menyuruh mereka untuk bakhil, menyuruh untuk untuk memutuskan tali silaturahim, dan menyuruh untuk berbuat kejahatan, merekapun melakukannya.” (HR Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al AlBani).

9. Orang yang membai’at pemimpin karena dunia.
Membai’at pemimpin yang sah adalah perkara yang diperintahkan oleh islam. Kewajiban rakyat adalah mentaati pemimpinnya dengan penuh keikhlasan karena mengharap keridlaanNya. Orang yang membai’at pemimpinnya dengan ikhlas, ia akan menjalankan hak pemimpinnya walaupun ia tidak diberi, bahkan walaupun ia dizalimi. Sebagaimana dalam hadits:
يَكُونُ بَعْدِى أَئِمَّةٌ لاَ يَهْتَدُونَ بِهُدَاىَ وَلاَ يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِى وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِى جُثْمَانِ إِنْسٍ ». قُلْتُ : كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ؟ قَالَ :« تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ ». رَوَاهُ مُسْلِمٌ
“Akan ada setelahku pemimpin-pemimpin yang tidak mengambil petunjukku dan tidak mengikuti sunnahku, dan akan ada pemimpin yang hatinya bagaikan hati setan pada tubuh manusia.” Aku berkata, “Apa yang harus aku lakukan wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Mendengar dan taat kepada pemimpin walaupun tubuhmu dipukul dan hartamu diambil, tetaplah mendengar dan taat.” (HR Muslim).
Membai’at karena dunia adalah sumber fitnah. Sebab orang yang demikian tidak akan mau mentaati pemimpin jika ia tidak diberi harta atau kedudukan. Bahkan ia akan berusaha dengan berbagai cara untuk memburukkan pemimpinnya karena ia tidak diberi. Seperti yang terjadi di zaman ini, terutama dari kalangan wartawan yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat, semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka.



[1] Lihat shahih Jami’ Ash Shaghier no 98.
[2] Dishahihkan oleh Syaikh Al AlBani dalam silsilah shahihah no 1441.
 

Kalender 2014 Plus Hijriah

Alhamdulillah
Akhirnya selesai juga kalender yang pernah kami janjikan
Setelah melalui kemalasan yang luar bisa kalender yang sederhana ini dapat anda nikmati dengan 100% gratis.
Dengan syarat :

1- Anda mau mengoreksi kesalahnya dan melaporkan kepada kami
2- Jika dikomersilkan ambillah untung yang tidak membebani konsumen
3- Ini yang penting "Anda bersedia mendoakan kami Semoga amal jerih payah ini bernilai ibadah disisi Allah, dan segenap keluarga kami juga mendapatkan keberkahan dari apa yang telah kami usahakan.

Dengan mendownload file ini berarti anda menyetujui semua syarat diatas
KLIK DISINI

untuk tahun 2015 DISINI
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. abu-uswah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger