Keutamaan Anak Perempuan


Detik-detik saat kelahiran adalah saat-saat yang sangat menegangkan bagi seorang suami….begitu besar harapan yang telah ia gantungkan bagi anak yang ia nanti-nantikan kehadirannya. Begitu besar kegembiraan yang ia rasakan tatkala terdengar suara sang anak…

Akan tetapi semuanya menjadi berubah…tatkala sang suami mengetahui bahwa anak yang ia nanti-nantikan ternyata perempuan. Jadilah wajah yang tadi riang menjadi mengkerut…, nampak kegembiraan yang terkeruhkan dengan kemasaman dan kekesalan…, meskipun sang suami berusaha untuk meredamnya !!!

Yang sangat disayangkan ternyata masih ada saja kondisi para suami yang seperti ini.


Konsekuensi-Konsekuensi Buruk dari Kebencian Terhadap Anak Perempuan

Kebencian atau ketidaksukaan terhadap anak perempuan menimbulkan konsekuensi-konsekuensi buruk, diantaranya :

Pertama : Sikap ini merupakan bentuk protes kepada taqdir Allah.

Kedua : Anak adalah pemberian/anugerah dari Allah, maka sikap seperti ini merupakan bentuk penolakan kepada pemberian Allah

Allah berfirman :

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (٤٩)أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (٥٠)

"Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki,
Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa" (QS Asy-Syuuroo : 49-50)

Bahkan sebagian Ahli Tafsir menyebutkan bahwa dalam ayat ini Allah mendahulukan penyebutan anak-anak perempuan sebelum anak-anak laki-laki dengan tujuan :

-         Untuk menenangkan hati ayah-ayah anak-anak perempuan tersebut, karena mendahulukan penyebutan anak-anak perempuan dari pada anak-anak laki-laki adalah tasyriif (pemuliaan) kepada anak-anak perempuan

-         Untuk mencela orang-orang jahiliyah yang telah merendahkan derajat anak-anak perempuan, bahkan hingga menguburkan mereka hidup-hidup (lihat : Fathul Qodiir 4/774, Tafsiir Ruuhul Bayaan, 8/262 dan Tafsiir Al-Muniir li Az-Zuhaili 25/101)


Ketiga : Pada sikap sang suami ini ada penghinaan terselubung kepada sang istri dan pemaksaan kepada sang istri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuannya.

Seakan-akan para perempuanlah yang telah bersalah 100 persen tatkala tidak bisa melahirkan anak laki-laki.

Disebutkan bahwasanya ada seorang Arab yang menghajr (meninggalkan) istrinya hanya karena istrinya melahirkan anak perempuan. Maka sang istripun berkata :

مَا لِأَبِي حَمْزَةَ لاَ يَأْتِينَا

Kenapa (suamiku) Abu Hamzah tidak mendatangiku…??

يَظَلُّ فِي الْبَيْتِ الَّذِي يَلِينَا

Ia senantiasa berada di rumah yang lain (rumah istri Abu Hamzah yang lain)…

غَضْبَانَ أَلاَّ نَلِدَ الْبَنِينَا

Ia marah karena aku tidak bisa melahirkan anak-anak laki-laki

تَاللَّهِ مَا ذَلِكَ فِي أَيْدِينَا

Demi Allah…perkaranya bukanlah dibawah kekuasaan kami (para istri)

فَنَحْنُ كَالأَرْضِ لِزَارِعِينَا

Kami ini ibarat tanah untuk ditanami oleh para penanam kami

نُنْبِتُ مَا قَدْ زَرَعُوهُ فِينَا

Kami hanya menumbuhkan apa yang ditanam oleh mereka pada kami…


(lihat Tafsiir Al-Qurthubi 16/70, Ruuh Al-Ma'aani 25/70 akan tetapi dengan lafal syair yang sedikit berbeda)
Keempat : Sikap ini menunjukkan kebodohan dan rendahnya akal sang suami

Bagaimana seorang suami yang seperti ini tidak dikatakan bodoh jika ia memaksakan perkara yang diluar kuasa istrinya sama sekali. Bahkan bukankah anak perempuan tersebut adalah hasil tanamannya??, dialah yang menanam…lantas ia tidak menerima hasil tanamannya !!!


Kelima : Sikap seperti ini adalah bentuk meniru-niru adat jahiliyah

Allah berfirman :

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالأنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (٥٨)يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

"Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan Dia sangat marah. Ia Menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah Dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) ?. ketahuilah, Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu" (QS An-Nahl : 58-59)

Merupakan perkara yang sangat menyedihkan dan memilukan adalah adanya sebagian suami yang sampai mengancam istrinya dengan berkata, "Jika kamu tidak bisa melahirkan anak lelaki maka kamu akan saya ceraikan !!!"

Jadilah sang perempuan tatkala hamil penuh dengan kecemasan….bahkan penuh dengan ketakutan…jika ternyata ia melahirkan anak perempuan lagi maka akan sirnalah kebahagiaan yang selama ini ia dambakan bersama suaminya.  

Di zaman sekarang ini sering pula perubahan sikap suami telah dirasakan oleh sang istri jauh sebelum kelahiran, yaitu tatkala jenis kelamin janin telah diketahui jauh sebelum waktu kelahiran dengan menggunakan USG. Jika setelah melewati proses USG nampak janin berkelamin laki-laki maka sungguh bergembira sang suami. Akan tetapi yang jadi masalah jika USG menunjukkan bahwa jenis kelamin sang janin adalah perempuan…maka akan berubahlah reaksi dan sikap sang suami. Perhatiannya terhadap sang istri menjadi kurang…kebutuhan sang istri kurang terpenuhi…kebutuhan persiapan kelahiran pun kurang diperhatikan. Inilah sisa-sisa dari adat jahiliyah yang masih ada di umat ini…


Islam Memuliakan Anak-Anak Perempuan

Islam datang mengangkat kedudukan para perempuan. Islam memerangi adat jahiliyah yang merendahkan anak-anak perempuan.

Pemuliaan anak-anak perempuan nampak dari poin-poin berikut :

Pertama : Anak-anak perempuan merekalah yang kelak akan menjadi ibu atau bibi atau saudari perempuan.

Dan sangatlah jelas bagaimana perhatian Islam dan pemuliaan Islam kepada seorang ibu, seorang bibi, dan seorang saudara perempuan.

Kedua : Sebagaimana telah lalu (dalam QS Asy-Syuuroo : 49-50) bahwasanya Allah menyatakan bahwa anak-anak perempuan adalah pemberian (anugerah) dari Allah

Ketiga : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam hadits-haditsnya akan keutamaan memelihara, mendidik, dan menyayangi anak-anak perempuan. Bahkan keutamaan yang sangat besar…

Siapakah diantara kita yang tidak ingin terhijab/terhalangi dari Api neraka…??

Siapakah diantara kita yang tidak ingin dikumpulkan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di padang mashyar kelak…, hari yang sangat menakutkan…??

Siapakah diantara kita yang ingin wajib baginya untuk masuk surga…?? Bahkan di surga dekat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam??

Semua ini bisa anda raih dengan kesabaran dalam mendidik putri-putri kita.

Aisyah radhiallahu 'anhaa berkata:

دَخَلَتْ امْرَأَةٌ مَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا تَسْأَلُ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ فَدَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ

Seorang ibu bersama dua putrinya menemuiku meminta makanan, akan tetapi ia tidak mendapati sedikit makananpun yang ada padaku kecuali sebutir kurma. Maka akupun memberikan kurma tersebut kepadanya, lalu ia membagi sebutir kurma tersebut untuk kedua putrinya, dan ia tidak makan kurma itu sedikitpun. Setelah itu ibu itu berdiri dan pergi keluar. Lalu masuklah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka akupun mengabarkannya tentang ini, maka Nabi bersabda :

مَنِ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ

"Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuan lalu ia berbuat baik kepada mereka maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka" (HR Al-Bukhari no 1418 dan Muslim no 2629)

Dalam riwayat yang lain Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda;

إنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنْ النَّارِ

"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan surga bagi sang ibu atau Allah telah membebaskannya dari api neraka" (HR Muslim no 2630)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda :

مَنْ كَانَ لَهُ ثَلاَثَةُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ وَأَطْعَمَهُنَّ وَسَقَاهُنَّ وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Barangsiapa yang memiliki tiga anak perempuan lalu ia bersabar atas mereka, dan memberi makan mereka, memberi minum, serta memberi pakaian kepada mereka dari kecukupannya, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka pada hari kiamat" (HR Ibnu Maajah no 3669 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 294)

Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu bahwasanya Nabi bersabda

مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ

"Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku" (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau) (HR Muslim no 2631)

Dalam riwayat yang lain :

دَخَلْتُ أَنَا وَهُوَ الْجَنَّةَ كَهَاتَيْنِ - وَأَشَارَ بِأُصْبُعَيْهِ

"Aku dan dia di surga seperti dua jari ini"
(dan beliau mengisyaratkan dengan dua jari jemari beliau) (HR At-Thirmidzi no : 1914 dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Dari Jabir radhiallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ كَانَ لَهُ ثَلاَثُ بَنَاتٍ يُؤْوِيْهِنَّ وَيَكْفِيْهِنَّ وَيَرْحَمُهُنَّ فَقَدْ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةَ الْبَتَّةَ . فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ بَعْضِ الْقَوْمِ : وَثِنْتَيْنِ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : وَثِنْتَيْنِ ] . وَزَادَ فِي رِوَايَةٍ : حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّ إِنْسَانًا ( لَوْ ) قَالَ : وَاحِدَةً ؟ لَقَالَ : وَاحِدَةً

"Barangsiapa yang memiliki tiga anak perempuan, ia mengayomi mereka, mencukupi mereka, dan menyayangi mereka maka tentu telah wajib baginya surga". Maka ada salah seorang dari kaum berkata, "Kalau dua anak perempuan Ya Rasulullah?". Nabi berkata, "Dua anak perempuan juga"

Dalam riwayat lain ada tambahan, "Sampai-sampai kami menyangka kalau ada orang yang berkata, "Kalau satu anak perempuan?", maka tentu Nabi akan berkata, "Satu anak perempuan juga". (Dihasankan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 1027)

Sungguh agama Islam adalah agama yang memuliakan anak-anak perempuan !!!, bahkan memuliakan orang-orang yang memuliakan mereka dengan ganjaran yang besar di akhirat kelak !!!.


Akan Tetapi Ingatlah Para Ayah…Anak-Anak Perempuan Adalah Ujian dari Allah !!


Al-Qurthubi rahimahullah mengomentari sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam مَنِ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ الْبَنَاتِ (Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan…) dengan berkata :

فَفِي هَذَا الْحَدِيثِ مَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ الْبَنَاتِ بَلِيَّةٌ، ثُمَّ أَخْبَرَ أَنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَيْهِنَّ وَالْإِحْسَانِ إِلَيْهِنَّ مَا يَقِي مِنَ النَّارِ

"Dalam hadits ini dalil bahwa anak-anak perempuan adalah ujian. Kemudian Nabi mengabarkan bahwa pada sikap sabar terhadap anak-anak perempuan dan berbuat baik kepada mereka terdapat pencegahan dari api neraka" (Tafsiir Al-Qurthubi (10/118) dari surat An-Nahl ayat 59)

Memang merawat anak-anak perempuan hingga dewasa membutuhkan ekstra kesabaran, terlebih lagi di zaman kita yang penuh dengan fitnah dan syahwat. Merawat mereka sejak kecil dibutuhkan kesabaran, terlebih lagi jika mereka telah dewasa…bukan hanya kesabaran akan tetapi perlu ditambah dengan kehati-hatian mengingat pergaulan muda-mudi yang kian bertambah parahnya.

Hanya sekedar memiliki anak-anak perempuan tidaklah mendatangkan kemuliaan dan kebaikan bagi sang ayah… akan tetapi keutamaan-keutamaan di atas hanya bisa diperoleh bagi seorang ayah yang mengayomi, mencukupkan, dan menyayangi anak-anak perempuan mereka serta bersabar dalam menjalankan itu semua, sebagaimana telah jelas dalam lafal hadits-hadits di atas.


KARENANYA…


Janganlah bersedih jika anda mendapatkan anak perempuan…sesungguhnya itu adalah anugerah dan pilihan Allah untukmu. Ingatlah Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki 4 orang putri.

Bahkan jadikanlah putri-putrimu sebagai sarana dan kesempatan bagimu untuk meraih surga… agar engkau bisa bersanding dekat dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Ingatlah seluruh kesabaranmu…kasih sayangmu kepada putri-putrimu sangat bernilai di sisi Allah..maka janganlah kau remehkan senyuman dan pelukanmu kepada putri-putrimu.

Didiklah mereka sejak kecil…Tanamkanlah rasa malu dalam diri mereka…sesungguhnya rasa malu itu adalah perhiasan mereka…itulah nilai keperempuanan mereka.

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 01-03-1433 H / 23 Januari 2011 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
www.firanda.com

sumber : http://www.firanda.com/index.php/artikel/keluarga/248-keutamaan-anak-perempuan
 

FAEDAH ISTIGFAR DAN TAUBAT



istighfar"Ibnu Shubayh berkata :

شَكَا رَجُلٌ إِلَى الْحَسَنِ الْجُدُوبَةَ فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَشَكَا آخَرُ إِلَيْهِ الْفَقْرَ فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَقَالَ لَهُ آخَرُ. ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَرْزُقَنِي وَلَدًا، فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَشَكَا إِلَيْهِ آخَرُ جَفَافَ بُسْتَانِهِ، فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. فَقُلْنَا لَهُ فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: مَا قُلْتُ مِنْ عِنْدِي شَيْئًا، إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ فِي سُورَةِ" نُوحٍ": اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كانَ غَفَّاراً. يُرْسِلِ السَّماءَ عَلَيْكُمْ مِدْراراً.

"Ada seorang lelaki mengeluhkan kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang musim kering, maka Al-Hasan berkata kepadanya, "Beristighfarlah !". Lalu ada lelaki yang lain mengeluhkan kepadanya tentang kemiskinannya. Maka Al-Hasan berkata, "Beristighfarlah !". Lalu datang lelaki yang lain seraya berkata, "Doakanlah untukku agar Allah menganugerahkan bagiku anak". Maka Al-Hasan berkata kepadanya, "Beristighfarlah !". Lalu datang lelaki yang lain yang mengeluhkan akan kebunnya yang kering. Maka Al-Hasan berkata kepadanya. "Beristighfarlah !".

Kamipun berkata kepadanya tentang jawabannya tersebut, maka Al-Hasan berkata, "Aku sama sekali tidak berpendapat dengan pendapat pribadi, sesungguhnya Allah berfirman dalam surat Nuh :

'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai" (Kisah ini disebutkan oleh AL-Qurthubi dalam tafsirnya pada tafsir surat Nuh, demikian juga An-Nasafi dan Fakhrurroozi dalam tafsir mereka)


Berdosa dan bersalah merupakan sifat yang pasti menyertai manusia. Sebagaimana namanya manusia pasti lapar dan haus, demikian juga manusia pasti berdosa. Bagaimanapun ia berusaha menghindarkan diri dari dosa ia tidak akan mampu....karena berdosa adalah sifat dasar manusia.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

"Seluruh anak Adam berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat" (HR Ibnu Maajah no 4241, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani) 

Dalam hadits qudsi, Allah berfirman,
يا عبادي! إنَّكم تُخطئون بالليل والنهار، وأنا أغفرُ الذنوبَ جميعاً، فاستغفروني أغفرْ لكم

"Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian berdosa siang dan malam, dan Aku maha mengampuni dosa, maka mintalah ampunan kepadaKu niscaya Aku akan mengampuni kalian" (HR Muslim)

Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata :

كل إنسان يخطئ، ولا مجال [للبراءة] من الخطأ؛ لأن الله عز وجل حينما خلق ملائكة وخلق بشراً فقد قدر على هؤلاء البشر أن يخطئوا رغم أنوفهم... لا يمكن أن يتخلص، لماذا؟ لأنه إنسان ليس مَلَكاً

"Semua manusia bersalah, ia tidak bisa berlepas diri dari kesalahan, karena Allah tatkala menciptakan malaikat dan menciptakan manusia, maka Allah telah menggariskan terhadap manusia bahwasanya mereka bersalah, bagaimanapun juga…, seorang manusia tidak akan terlepaskan dari dosa, kenapa?, karena ia seorang manusia dan bukan malaikat" (Maussu'ah Al-Albaani fi al-'Aqiidah 2/156)

Allah menciptakan seorang hamba dengan sifat berdosa karena ada maslahat yang sangat Allah cintai, yaitu bertaubatnya dan kembalinya sang hamba kepada Allah.

Sungguh Allah sangat gembira dengan bertaubatnya seorang hamba, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
لله أشد فرحا بتوبة عبده حين يتوب إليه من أحدكم كان على راحلته بأرض فلاة فانفلتت منه وعليها طعامه وشرابه فأيس منها فأتى شجرة فاضطجع في ظلها قد أيس من راحلته فبينا هو كذلك إذا هو بها قائمة عنده فأخذ بخطامها ثم قال من شدة الفرح اللهم أنت عبدي وأنا ربك أخطأ من شدة الفرح
"Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat hambaNya tatkala bertaubat kepadaNya, daripada gembiranya salah seorang dari kalian yang bersama tunggangannya di padang pasir tiba-tiba tunggangannya tersebut hilang, padahal makanan dan minuman (perbekalan safarnya) berada di tunggangannya tersebut. Ia pun telah putus asa dari tunggangannya tersebut, lalu iapun mendatangi sebuah pohon lalu berbaring dibawah pohon tersebut (menunggu ajal menjemputnya-pen). Tatkala ia sedang demikian tiba-tiba tunggangannya muncul kembali dan masih ada perbekalannya, maka iapun segera memegang tali kekang tunggangannya, lalu ia berkata karena sangat gembiranya, "Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhanmu"

Ia salah berucap karena sangat gembiranya" (HR Muslim 2747)

Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menegaskan bahwa memang diantara tujuan penciptaan manusia adalah Allah menjadikan mereka makhluk yg pasti berdosa agar mereka bertaubat, beliau berkata:

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, kalau kalian tidak berdosa maka Allah akan menjadikan kalian sirna, lalu Allah akan mendatangkan suatu kaum yg mereka berdosa lalu mereka bertaubat kepada Allah lalu Allah mengampuni mereka" (HR Muslim no 7141)

Karenanya tidaklah mengherankan jika seorang hamba berdosa, akan tetapi jika ia tidak bertaubat maka itulah yang membuatnya tercela dan terpuruk. Namun jika ia kemudian bertaubat dan beristighfar maka mulialah dia....

Berikut ini diantara keutamaan dan faedah bertaubat dan beristighfar:

(1) Orang yg bertaubat meraih kecintaan Allah.

Allah berfirman 

 إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri" (QS Albaqoroh : 222)

(2) Orang yang bertaubat didoakan oleh para malaikat agar diampuni, dilindungi dari adzab neraka dan dimasukan ke dalam surga. Allah berfirman :

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ

 (Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,

رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدتَّهُمْ وَمَن صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS Ghoofir : 7-8)

(3) Orang yg bertaubat ditambah rizkinya oleh Allah. Allah berfirman tentang perkataan Nabi Nuuh 'alaihis salam kepada kaumnya:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا

"Aku (Nuuh) katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai" (QS Nuuh : 10-12)

Demikian juga perkataan Nabi Huud 'alaihis salam kepada kaumnya:

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ

"Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS Huud : 52)

(4) Orang yang bertaubat dari kemaksiatan yang dia lakukan maka akan keburukan-keburukannya akan dirubah oleh Allah menjadi kebaikan dan memperberat timbangan kebaikannya pada hari kiamat kelak. Allah berfirman :

إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

"Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS Al-Furqoon : 70)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

إني لأعلم آخر أهل الجنة دخولا الجنة وآخر أهل النار خروجا منها رجل يؤتى به يوم القيامة فيقال اعرضوا عليه صغار ذنوبه وارفعوا عنه كبارها فتعرض عليه صغار ذنوبه فيقال عملت يوم كذا وكذا كذا وكذا وعملت يوم كذا وكذا كذا وكذا فيقول نعم لا يستطيع أن ينكر وهو مشفق من كبار ذنوبه أن تعرض عليه فيقال له فإن لك مكان كل سيئة حسنة فيقول رب قد عملت أشياء لا أراها ها هنا

"Sesungguhnya aku mengetahui penduduk surga yang paling terakhir masuk surga dan penduduk neraka yang paling terakhir keluar dari neraka. Seorang lelaki yang dihadirkan pada hari kiamat, maka dikatakan : "Paparkanlah kepadanya dosa-dosa kecilnya dan angkatlah (sembunyikanlah dulu) dosa-dosa besarnya !". Maka dipaparkanlah kepadanya dosa-dosa kecilnya, maka dikatakan, "Engkau telah melakukan pada hari itu demikian dan demikian, dan pada hari itu demikian dan demikian". Maka ia berkata, "Benar", ia tidak mampu mengelak, sementara ia khawatir jika dibentangkan kepadanya dosa-dosa besarnya. Maka dikatakan kepadanya, "Sesungguhnya bagi engkau setiap keburukan yang kau lakukan digantikan posisinya dengan kebaikan". Maka ia berkata, "Wahai Robku, sungguh aku telah melakukan dosa-dosa yang lain (yaitu dosa-dosa besar-pen) akan tetapi saya tidak melihatnya dipaparkan kepadaku di sini". (HR Muslim no 190). Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa hingga nampak gigi beliau tatkala meriwayatkan hadits ini.

(5) Taubat bukan hanya menghapuskan dosa-dosa, bahkan merupakan sebab masuk surga

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ يَوْمَ لا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS At-Tahriim : 8)

(6) Taubat merupakan sebab datangnya kemenangan. Allah berfirman :

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung" (QS An-Nuur : 31)

(7) Bertaubat menyebabkan terhalangnya adzab. Allah berfirman

وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

"Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun" (QS Al-Anfaal : 33)



Para pembaca yang budiman, sungguh jika kita merenungkan diri kita…maka sungguh kita sangat sadar bahwa dosa yang kita lakukan sangat banyak dan bervariasi….dan pasti tercatat di sisi Allah

Sementara amalan sholeh yang kita lakukan sangatlah sedikit… itupun entah diterima atau tidak…

Sungguh diantara karunia yang Allah berikan kepada kita adalah Allah mensyari'atkan ibadah yang sangat agung dan mudah…yaitu bertaubat dan beristighfar. Ibadah yang sangat kita andalkan dan kita harapkan bisa menghapus dosa-dosa kita yang telah bertumpuk-tumpuk. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

طُوْبَى ِلمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيْفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيْرًا.

"Sungguh beruntung seseorang yang mendapati pada catatan amalnya istighfar yang banyak" (HR Ibnu Maajah no 3818, dan dishahihkan oleh syaikh Al-Albani rahimahullah)

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 16-04-1434 H / 26 Februari 2013 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
www.firanda.com


sumber : http://www.firanda.com/index.php/artikel/lain-lain/388-faedah-istigfar-dan-taubat
 

MENANGIS SAAT MEMBACA ALQURAN

Oleh : Ustadz Fariq Gasim Anuz

Muhammad bin Al-Munkadir rahimahullah (wafat 130 H), ketika sedang shalat malam, beliau menangis dengan keras sampai beliau pingsan. Ketika beliau sadar, keluarganya bertanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis?” Beliau tidak menjawab dan tetap menangis.

Kemudian keluarganya mengirim utusan kepada Abu Hazim rahimahullah (wafat 135 H) untuk menanyakannya. Abu Hazim datang dan mendapati beliau sedang menangis. Abu Hazim bertanya kepadanya, “Wahai saudaraku, apa yang menyebabkanmu menangis? Sungguh engkau telah membuat keluargamu khawatir?” Muhamamd bin Al-Munkadir menjawab,“Aku membaca sebuah ayat dari al-Qur’an.” Abu Hazim bertanya lagi, “Ayat apakah itu?” Muhammad bin Al-Munkadir menjawab,“Firman Allah Azza wa Jalla (yang artinya),

“Dan sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan nampaklah bagi mereka adzab dari Allah yang dahulu tidak pernah mereka perkirakan.” (QS az-Zumar: 47)

Abu Hazim menangis juga dan tangisan mereka berdua semakin keras. Keluarga Ibnu Al-Munkadir berkata kepada Abu Hazim, “Kami membawamu agar menghentikan tangisannya, tetapi engkau justru malah menambahnya menangis.” Abu Hazim menceritakan kepada mereka apa yang menyebabkan beliau berdua menangis.” (Sumber: Mukhtashar "Hilyatul Auliya" juz 2 halaman 367)

Kisah di atas merupakan petikan khutbah Jumat yang disampaikan oleh Syaikh Syakir Al Hudzaifi di sebuah masjid di Jeddah. Semoga Allah melembutkan hati kami yang keras dan gersang agar dapat menangis saat membaca Al Quran dan mengamalkannya.

Setelah selesai melaksanakan shalat Jumat, saya kembali ke kantor Jeddah Da'wah Center di kota Jeddah. Saya membaca tulisan ahli ilmu tentang biografi Muhammad bin Munkadir dan renungan beserta tafsir ayat di atas. Berikut ini intisarinya:

Muhammad bin Al Munkadir terus ingat dan takut akan ayat ini sampai akhir hayatnya. Saat menjelang sakaratul maut, Muhammad bin Munkadir merasa takut. Ketika ditanya apa yang menjadi penyebab takutnya. Beliau menjawab satu ayat dalam Al Quran dan menyebutkan ayat ke 47 di surat Az Zumar.

Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata, "Muhammad bin Munkadir adalah tokoh ahli qira'at. Hampir setiap orang yang menanyakannya sebuah hadits, beliau menangis." Imam Sufyan Ibnu Uyainah berkata, "Beliau bibit kejujuran, orang-orang yang saleh selalu berkumpul dengannya". Imam Dzahabi berkata, "Ulama sepakat bahwa beliau orang yang tsiqah dan menonjol dalam ilmu dan amal."

Menyekutukan Allah merupakan kezaliman yang sangat besar. Ketika seseorang menganggap ada kekuatan lain yang lebih kuat dari Allah, maka ia akan tunduk dan menjadi budaknya. Ia jatuh ke dalam kesyirikan karena ia taat dan menganggap kekuatan lain itulah yang dapat memberinya manfaat dan menghindarkannya dari segala kerugian.

Ketika Anda menzalimi pihak lain, pada hakikatnya Anda telah menzalimi diri sendiri. Orang zalim bukanlah orang yang cerdas karena dia lupa bahwa orang yang dizalimi memiliki Allah yang akan membalas, cepat atau lambat, di dunia sebelum di akhirat!

Manusia siap menebus dan membayar ratusan juta atau bahkan miliaran rupiah agar ia dapat sembuh dari penyakit ginjal, jantung, kangker dan lainnya. Di akhirat manusia ingin menebus dengan dua kali lipat dari semua kekayaan yang ada di dunia agar ia terhindar dari siksa neraka! Ini menunjukkan siksa yang sangat pedih di mana manusia tidak tahan menerimanya. Semoga Allah melindungi kita dari siksa neraka.

Dr. Muhammad Ratib An Nabulsi mengatakan, "Seorang meyakini suatu ideologi atau keyakinan yang ia bela dan perjuangkan selama lima puluh tahun misalnya, kemudian suatu saat ia menyadari bahwa itu ideologi batil, ia terguncang jiwanya". Orang-orang yang zalim akan terguncang di hari kiamat! Ya Allah, jadikan kami sebagai orang-orang yang takut kepada-Mu.

Imam Mujahid (wafat 101 H) berkata tentang tafsir surat Az Zumar 47, "Mereka melakukan amalan yang mereka anggap baik, ternyata amal buruk".

Al Khathib Al Baghdadi meriwayatkan dari Fudhail bin Iyadh bahwa beliau menyebutkan tafsir ayat ini, "Mereka membawa amal-amal yang mereka sangka sebagai amal saleh tapi ternyata amal-amal keburukan". Ketika ucapan Fudhail ini disampaikan kepada Yahya bin Ma'in, maka beliau menangis. Semoga Allah melembutkan hati kami yang keras dan kaku, semoga Allah menjadikan kami sebagai orang-orang yang tersentuh dengan ayat-ayat Al Quran, menangis ketika membacanya dan semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk dapat mengamalkan dan mendakwahkannya, amin.

Mungkin ketika kita membaca tulisan ini, terpikir oleh kita orang-orang lain yang kita anggap sesat tapi mereka meyakini bahwa mereka berada dalam kebenaran, bagaimana keadaan mereka di hari kiamat? Pasti mereka terguncang dan kaget ketika mendapatkan bahwa amal-amal yang mereka lakukan di dunia ditolak oleh Allah bahkan dikatagorikan sebagai amal-amal buruk! Setelah itu didatangkan azab untuk mereka, dan mereka tidak menyangka sama sekali akan mendapatkan azab yang pedih. Sekiranya mereka memiliki harta seisi dunia dua kali lipat mereka akan tebus dengan semuanya agar mereka bisa terhindar dari azab Allah! Tidakkah kita merenung sebentar, bagaimana jika kita yang mengalami hal tersebut? Apakah tidak mungkin? Sangat mungkin sekali! Kenapa tidak? Tidakkah kita ingat firman Allah Ta'ala (yang artinya),

"Katakanlah (Muhammad), "Apakah perlu kami beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling rugi perbuatannya?" (Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya."(QS Al Kahfi: 103-104)

"Maka apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya, lalu menganggap baik perbuatannya itu? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka jangan engkau (Muhammad) biarkan dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."(QS Faathir: 8)

Sulaiman At Taimi takut akan ayat ini. Dikatakan kepadanya, "Anda takut? Anda takut? Anda kan tidak sama dengan orang-orang lain?” Beliau menjawab, "Tidak! Janganlah kalian berkata demikian! Saya tidak tahu apa yang nampak bagi saya dari Allah? Tidakkah kalian mendengar firman Allah (yang artinya), "Dan nampaklah bagi mereka adzab dari Allah yang dahulu tidak pernah mereka perkirakan.”

Sulaiman At Taimi adalah Imam di masjid jami' di Bashrah. Beliau banyak menghabiskan waktu malamnya untuk shalat malam, membaca Al Quran, beristighfar, berdzikir dan berdoa.

Dr Muhammad Ied Kuraim berkata, "Rahmat-Mu ya Allah, rahmat-Mu ya Allah, turunkanlah untuk kami. Kami yang selalu bermaksiat kepadamu siang dan malam, kemudian kami mengatakan Allah akan mengampuni kami. Jika kami mendengar ayat Al Quran tentang azab kami tidak menangis, tidak merinding dan tidak ada rasa takut!"

Imam Assuddi (127 H) berkata tentang tafsir surat Az Zumar ayat 47, "Mereka melakukan amal buruk dan berharap bertaubat kemudian kematian datang terlebih dahulu sebelum bertaubat. Atau mereka menganggap Allah akan mengampuninya meskipun tidak bertaubat dengan amal saleh yang akan menghapus dosanya atau dengan syafaat, ternyata Allah tidak ampuni dosa mereka".

Imam Sufyan Ats Tsauri (wafat 161 H) mengatakan, "Kecelakaan dan kebinasaan untuk orang-orang yang riya, ayat ini untuk mereka!"

Syaikh Muhammad Amin Syinqithi rahimahullah menyebutkan ayat-ayat yang semakna dengan ayat di surat Az Zumar 47,

"Di tempat itu (Padang Mahsyar), setiap jiwa merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya (dahulu) dan mereka dikembalikan kepada Allah, pelindung mereka yang sebenarnya, dan lenyaplah dari mereka (pelindung palsu) yang mereka ada-adakan." (QS Yunus: 30)

"Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya." (QS Al Qiyamah: 13)

"Dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, (maka) setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikan(nya)." (QS Al Infithar: 4-5)

Dinukil dari buku "MENGASAH HATI" halaman 31-45

Penerbit: Ajib Publishing

sumber : http://www.firanda.com/index.php/artikel/wejangan/643-menangis-saat-membaca-alquran
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. abu-uswah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger