Manusia dalam
bahaya
Sesungguhnya manusia senantiasa berada dalam keadaan
rawan. Karena kematian senantiasa mengancamnya dari segala arah, bahkan
kenyataannnya setiap detik ada orang yang meninggal. Baik karena bencana seperti
banjir, longsor, gempa, atau karena konflik, kecelakaan, kejahatan, penyakit dan
wabah, bahkan banyak di antara kita yang sehat wal'afiat, jauh dari wilayah
konflik dan bencana serta hidup dengan aman sejahtera, namun mendadak
meninggal.
Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya, pasal
hadits-hadits para nabi, bab kematian Nabi Musa u , dari Abu Hurairah t : "
Malaikat maut diutus kepada Nabi Musa (dengan menyerupai manusia) membawa kabar
kematian. Maka Nabi Musa menampar mukanya tepat pada matanya. Lalu malaikatpun
kembali kepada Allah dan berkata: ya Robbi Engkau telah mengutusku kepada orang
yang tidak menginginkan kematian. Allah menjawab: baiklah katakan pada Musa agar
meletakan tangannya pada tubuh sapi dan katakan bahwa usianya akan ditambah
sebanyak bulu sapi yang tertutup oleh telapak tangannya itu, 1 helai sama dengan
1 tahun. Seteleh pesan itu disampaikan Nabi Musa u berkata: ya Robbi setelah itu
apa? Allah I menjawab: "setelah itu adalah kematian". Akhirnya Nabi Musapun
berkata: kalau demikian halnya matikanlah saya sekarang".
Jadi masalahnya
bukan bagaimana caranya kita menghindari kematian itu. Karena kematian itu pasti
datang, baik ditunggu ataupun dilupakan, baik dalam keadaan genting ataupun
aman, dalam keadaan senang atau sedih. Tapi masalahnya adalah bagaimana keadaan
kita ketika kita sudah masuk ke alam barzakh (kubur) kemudian masuk ke alam
Akhirat. Apakah kita akan masuk ke dalam golongan orang-orang mu'min atau
sebaliknya masuk ke dalam golongan orang-orang berdosa dan kafir.
Dari
Barra bin Azib (t), bahwa Rasulullah e bersabda dalam hadits yang
panjang:
" Sesungguhnya hamba yang mu'min jika sudah dalam detik-detik
meninggalkan dunia menuju Akherat, ia akan didatangi oleh serombongan Malaikat
yang banyaknya sejauh mata memandang, wajah mereka bersinar laksana matahari,
mereka membawa kain kafan dari Surga yang amat wangi. Lalu turunlah malaikat
maut untuk mencabut ruhnya. Lalu dikeluarkanlah ruh itu dengan amat mudah
seperti mengeluarkan setetes air dari mulut teko. Kemudian para malaikat pun
segera mengambil ruh itu dan meletakkannya di atas kain kafan, maka tersebarlah
aroma wewangian yang luar biasa. Lalu rombonganpun membawa ruh itu ke atas
langit sampai bertemu dengan Allah I. Setiap malaikat langit yang berpapasan
bertanya kepada mereka: Ruh siapakah gerangan yang harum ini? rombonganpun
menjawab: ini adalah ruh fulan bin fulan dengan menyebut nama panggilannya yang
paling bagus ketika ia di dunia. Lalu seluruh malaikat langitpun ikut mengiring
ruh yang baik ini sampai bertemu dengan Rabbul Izzah. Ketika sampai, Allah I
berfirman: tulislah hambaku ini ke dalam golongan orang-orang yang tinggal di
Surga 'Illiyyin" (surga yang tinggi). Lalu rombongan-pun kembali ke bumi dan
memasukan kembali ruh itu ke dalam jasadnya ketika ia sudah berada di lubang
lahad …...
Adapun hamba yang kafir saat kematiannya tiba, datanglah
rombongan malaikat yang bermuka hitam, banyaknya sejauh mata memandang, mereka
membawa kain lap kumal dan berbau busuk. Lalu turunlah malaikat maut,
mengumpulkan nyawanya dari seluruh anggota tubuh, lalu keluar dengan menarik
ruhnya sekaligus seperti mencabut kawat berduri dari kapas yang basah,. Maka
rombongan malaikatpun dengan kasar meletakan ruh itu ke atas kain busuk tadi
sehingga tersebarlah bau busuk yang menyengat. Lalu rombonganpun membawa ruh
tersebut ke atas langit. Setiap kali berpapasan dengan malaikat, malaikat itu
menghindar sambil bertanya: ruh siapakah gerangan yang amat bau ini ? rombongan
pun menjawab : ini adalah ruh si fulan bin fulan dengan menyebut namanya yang
paling jelek waktu di dunia .Ketika sampai di langit pertama pintu pun di ketuk,
namun malang malaikat penjaga langit tidak mengizinkannya untuk menghadap Rabbul
Izzah.
Lalu Rasululah membaca ayat:
"Sesungguhnya orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami dan berlaku sombong terhadapnya tidak akan dibukakan
bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak akan masuk Syurga hingga seekor unta
dapat melewati lubang jarum, dan demikianlah kami membalas orang-orang jahat" .
(Surat Al-A'rof:40)
Maka rombonganpun melemparkan ruh itu dan menghempaskannya ke bawah dengan
sekeras-kerasnya. Lalu Rasulullah membaca Firman Allah :""Dan barang siapa yang
menyekutukan Allah maka sesungguhnya itu seperti dilemparkan dari atas langit
sehingga disambar burung atau diterbangkan angin ke tempat yang dalam".(Surat
Al-Haj:31). (Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud dan Nasai).
Demikianlah
perjalanan ruh setiap anak manusia setelah kematiannya. Hanya ada dua
kemungkinan, menjadi ruh yang baik atau sebaliknya menjadi ruh yang buruk. Dan
bagi orang yang mu'min kematian adalah merupakan 'bel istirahat' dari kepenatan
kehidupan dunia. Sekarang ia beristirahat di alam barzah yang luas terbentang
menunggu Hari Kiamat dengan tidur pulas sehingga tidak merasakan kejemuan
menunggu.
Sementara ruh bagi orang yang kafir dan banyak dosa , maka
kematiannya merupakan bagaikan 'sirine kebakaran'. Ia akan memulai hari-harinya
dengan kesibukan-kesibukan menghadapi siksa Allah yang tidak pernah ada
hentinya. Firman Allah I :
"Kepada mereka dinampakkan api Neraka setiap
pagi dan petang. Dan pada hari Kiamat (diperintahkan kepada Malaikat):
masukanlah Fir'aun dan pengikutnya ke dalam azab yang sangat keras". (Surat
Al-Mu'min:46)
Mengingat Mati adalah obat
mujarab
Banyaknya problema kehidupan yang kita hadapi, dan
menumpuknya kewajiban yang kita pikul - sehingga seorang muslim merasakan benar
apa yang dikatakan oleh seorang juru da'wah bahwa kewajiban itu lebih banyak
dari waktu yang tersedia - Tentu akan membuat lelah fisik, penat pemikiran dan
ruhiyah. Sehingga banyak yang merindukan adanya hari ke delapan dan ke
sembilan.
Seseorang datang kepada Umar bin Khattab t lalu mengatakan: "tidakkah tuan
beristirahat sejenak dari pekerjaan ini". Beliau menjawab: bukan di sini tempat
beristirahat, tapi tempat istirahat kita adalah di Akhirat".
Tidak ada yang
lebih ampuh nasehatnya daripada nasehat yang diberikan jenazah dan batu nisan,
oleh karenanya menghadirkan gambaran keadaan kita ketika maut menjelang adalah
perbuatan yang sangat utama bagi orang yang menjadikan akhirat sebagai
tujuannya. Wallahu A'lam Bishshawab
Imran Rosadi, Lc.
Posting Komentar
hampir semua postingan ini merupakan hasil copy paste dari blog lain. namun kami sertakan link rujukan asli tulisan tersebut. jika ada yang keberatan mohon konfirmasinya. kami akan segera menghapus postingan tersebut