Sariyah Hamzah bin Abdul Muthalib (Ramadhan 1 H)
Perang ini merupakan sariyah pertama yang terjadi dalam sejarah Islam.
Sariyah ini berlangsung di dataran rendah al-Bahr, tidak jauh dari kota
Madinah. Perang ini melibatkan 30 orang muslimin dan 300 orang Quraisy. Pasukan
muslimin dipimpin Hamzah bin Abdul Muthalib, sedangkan pasukan Quraisy dipimpin
Abu Jahal bin Hisyam. Perang ini tidak menimbulkan korban karena segera dilerai
Majdi bin Amr.
Sariyah ini berlangsung di al-Abwa', desa antara Mekah dan Madinah. Kaum
muslim berjumlah 80 orang, sedangkan kaum Quraisy berjumlah sekiyat 200 orang.
Kaum muslim (semuanya Muhajirin) dipimpin Ubaidah bin Haris, sedangkan kaum
Quraisy dipimpin Abu Sa'ad bin Abi Waqqas sempat melepaskan anak panahnya.
Peristiwa tersebut menandai lepasnya anak panah pertama dalam sejarah perang
Islam.
Perang ini dipimpin Abdullah bin Jahsy, sedangkan kaum Quraisy dipimpin
Amr bin Hazrami. Perang ini terjadi di Nakhlah, antara Ta'if dan Mekah. Kaum
muslim berhasil membunuh Amr bin Hazrami dan menahan dua orang Quraisy sebagai
tawanan perang. Kaum muslim juga memperoleh harta rampasan perang dan
membawanya ke hadapan Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi Wasallam. Nabi Sallallahu
‘alaihi Wasallam menyatakan bahwa beliau tidak pernah menyuruh mereka berperang
karena pada bulan Rajab diharamkan untuk membunuh atau melakukan peperangan.
Peristiwa tersebut kemudian digunakan oleh kaum Quraist untuk memfitnah dengan
mengatakan kaum muslim melanggar bulan suci. Pada saat itu turun firman Allah
SWT surah al-Baqarah (2) ayat 217 yang menjelaskan tentang ketentuan berperang
pada bulan Haram (bulan Rajab)
Sariyah Qirdah berlangsung di sumur Qirdah, suatu tempat di Nejd (Arab
Saudi). Kaum muslim berjumlah 100 orang penunggang kuda, dipimpin oleh Zaid bin
Harisah. Sariyah Qirdah bertujuan untuk menghadang kafilah Quraisy dari Mekah.
Perang ini berhasil dimenangkan kaum muslim dengan menyita harta kaum Quraisy.
Harta tersebut kemudian dijadikan ganimah (harta rampasan perang), yang
merupakan ganimah pertama dalam sejarah perang Islam. Sebagian orang musyrik
yang tidak melarikan diri selanjutnya dibawa ke Madinah dan akhirnya menyatakan
diri masuk Islam.
Sariyah ini berlangsung di Gunung Bani Asad, di sebelah timur Madinah.
Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi Wasallam memerintahkan kaum muslim untuk
menghadang Bani Asad yang berencana untuk menyerang Madinah. Nabi Sallallahu ‘alaihi
Wasallam menganjurkan agar pasukan muslim berjalan pada malam hari dengan
menempuh jalan yang tidak biasa dilalui orang. Pasukan muslim yang dipimpin Abu
Salam al-Makhzum dan terdiri dari 150 orang berhasil menyergap musuh. Mereka
juga mendapatkan ganimah (harta rampasan perang) dari pihak Bani Asad.
Sariyah ini berlangsung di Raji', yakni suatu daerah yang terletak di
antara Mekah dan 'Asfan dan melibatkan pasukan muslimin melawan pasukan Bani
Huzail. Perang ini dilatarbelakangi oleh rencana pemimpin Bani Huzail, Khalid
bin Sufyan bin Nubaih al-Huzali,untuk menyerang Madinah. Nabi Muhammad Sallallahu
‘alaihi Wasallam memerintahkan Abdullah bin Unais meneliti kebenaran rencana
tersebut. Abdullah kemudian membunuh Khalid dan melaporkan kejadian itu kepada
Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi Wasallam. Bani Lihyan, cabang Bani Huzail
merencanakan balas dendam atas terbunuhnya Khalid. Mereka meminta agar Nabi
Muhammad Sallallahu ‘alaihi Wasallam mengirimkan beberapa sahabat untuk memberi
pelajaran agama Islam kepada mereka.Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi Wasallam
mengabulkan permintaan itu dan mengirimkan enam orang sahabat beserta rombongan
utusan Bani Lihyan. Keenam sahabat disergap oleh pasukan Bani Huzail di Raji'.
Para sahabat itu sempat mengadakan perlawanan, namun tiga orang terbunuh dan
tiga lainnya ditawan oleh musuh. Tiga orang sahabat yang ditawan selanjutnya
dibawah ke kaum musyrikin Mekah dan akhirnya dibunuh.
Sariyah Bi'ru Ma'unah berlangsung di wilayah timur Madinah antara kaum
muslim dan Bani Amir. Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi Wasallam mengutus Amir
bin Malik (Abu Barra'), seorang pemimpin dari Bani Amir yang sebelumnya menolak
untuk memeluk agama Islam, beserta al-Munzir bin Amar dari Bani Sa'idah untuk
memimpin 40 orang tentara yang terdiri dari para penghafal Al-Qur'an. Rombingan
tersebut berjalan sampai di Bi'ru Ma'unah, yakni suatu daerah antara Bani Amir
dan Bani Salim. Mereka mengirimkan surat kepada Amir bin Tufail, pemimpin Bani
Amir, melalui seorang anggota pasukan yang bernama Haram bin Malhan. Amir bin
Tufail membunuh Haram bin Malhan, sehingga memicu peperangan antara kedua belah
pihak. Kaum muslim mengalami kekalahan dalam sariyah ini karena semua pasukan
gugur, kecualil Ka'b bin Zaid al-Ansari. Rabi'ah, anak Abu Barra', membunuh
Amir bin Tufail dengan sebilah tombak sebagai balas dendam atas kematian
ayahnya.
Sariyah Ijla' Bani Nazir merupakan sariyah yang dilakukan sahabat Nabi Sallallahu
‘alaihi Wasallam untuk mengusir Bani Nadir dari tempat tinggal mereka.Latar
belakang tindakan ini adalah niat Bani Nadir untuk membunuh utusan Nabi
Muhammad Sallallahu ‘alaihi Wasallam. Utusan Nabi Sallallahu ‘alaihi Wasallam
tersebut ingin menyelesaikan maslaah pembunuhan yang dilakukan Amr bin Umayyah,
kabilah Bani Amir dan sekutu Bani Nadir, terhadap dua orang muslimin. Tindakan
pengusiran ini semula tidak mendapat tanggapan dari Huyay bin Akhtab, epmimpin
Bani Nadir, tetapi karena diancam akan diserang oleh kaum muslim akhirnya
mereka mau pindah daerahnya. Nabi Sallallahu ‘alaihi Wasallam memberi jaminan
keselamatan atas harta benda dan anak-anak mereka sampai keluar dari Madinah.
Sebagian dari Bani Nadir menetap di Khaibar dan di Syam (Suriah).
Sariyah berlangsung di Zi al-Qissah, sekitar 24 mil dari Madinah, antara
kaum muslim dan Bani Sa'labah. Bani Sa'labah berencana menyerang peternakan
kaum muslim di Haifa', suatu tempat yang jauh dari Madinah. Setelah mengetahui
rencana tersebutm pasukan muslimin segera menyerang Bani Sa'labah dengan
mengirim 10 orang yang dipimpin oleh Muhammad bin Maslamah. Pasukan pertama itu
gagal menjalankan tugas karena mereka dibunuh ketika beristirahat di pinggiran
desa. Muhammad bin Maslamah melaporkan kejadian tersebut kepada Nabi Muhammad Sallallahu
‘alaihi Wasallam. Selanjutnya Nabi Sallallahu ‘alaihi Wasallam mengirimkan
pasukan kedua di bawah pimpinan Abu Ubaidah bin Jarrah. Bani Sa'labah melarikan
diri ketika Abu Ubaidah sampai di tempat itu.
Latar belakang sariyah ini adalah penolakan kaum musyrikin di Zat Atlah,
suatu tempat di Syam (Suriah),terhadap ajakan beberapa utusan Nabi Muhammad Sallallahu
‘alaihi Wasallam untuk memeluk agama Islam. Nabi Sallallahu ‘alaihi Wasallam
mengirimkan 15 tentara untuk menyerang mereka. Pertempuran tersebut berlangsung
sengit, dan akhirnya semua pasukan muslim menjadi syuhada, kecuali Ka'b bin
Umair al-Gifari (pemimpin perang) yang dapat menyelamatkan diri.
Referensi
- Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Prof. Dr. Abdul Aziz Dahlan, Prof. Dr. Nurcholish Madjid, etc. Ensiklopedi Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2005.
- Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr. A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
- Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
- Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
- Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
- Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
- alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
- Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
- Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
- M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
- Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
- Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.
Posting Komentar
hampir semua postingan ini merupakan hasil copy paste dari blog lain. namun kami sertakan link rujukan asli tulisan tersebut. jika ada yang keberatan mohon konfirmasinya. kami akan segera menghapus postingan tersebut