DINASTI ISLAM muncul setelah masa al-Khulafa ar_Rasyidun berakhir.
Tradisi pemerintah Islam tetap dipertahankan bersamaan dengan upaya perluasan
wilayah Islam ke seluruh dunia. Berikut adalah beberapa dinasti Islam yang
pernah berkuasa di dunia.
Wilayah kekuasaan dinasti ini meliputi daerah Timur Tengah, Afrika Utara
dan Spanyol. Dinasti Umayah berasal dari keturunan Umayah bin Abdul Syams bin
Abdul Manaf, pemimpin sukua Quraisy terpandang. Dinasti Umayah muncul setelah
Ali bin Abi Thalib (40 H/661 M) meninggal. Mu'awiyah, keturunan Bani Umayah
dari keluarga Harb, meneruskan kekuasaan dengan mendirikan Dinasti Umayah.
Dinasti Umayah terbagi menjadi dua periode kekuasaan yaitu Umayah Damascus
(Suriah) dan Umayah Cordoba (Spanyol). Kejayaan Dinasti Umayah Damascus
terdapai pada masa Khalifah al-Walid. Berakhirnya Dinasti Umayah Damascus
terjadi ketika Marwan II dibunuh tentara Abbasiyah pada 132 H/750 M.
Selanjutnya Abdurrahman (cucu Hisyam) meloloskan diri ke Spanyol dan mendirikan
Dinasti Umayah Cordoba. Dinasti Umayah Cordoba mengalami kejayaan pada masa
Abdurrahman III dan al-Hakam II. Peninggalan Dinasti Umayah Damascus berupa
Katedral St. John di Damascus yang diubah menjadi masjid, Katedral di Hims yang
digunakan sebagai masjid dan gereja dan tempat istirahat di padang pasir seperti
Qusair Amrah dan al-Musatta, adapun peninggalan Dinasti Umayah Cordoba adalah
Masjid Cordoba di Spanyol.
Dinasti ini mempunyai wilayah kekuasan yang meliputi Irak, Suriah,
Semenanjung Arabia, Uzbekistan dan Mesir bagian timur. Pendiri dinasti
sekaligus khalifah pertama adalah Abu Abbas as-Saffah. Kekuasaan Dinasti
Abbaisyah dibagi menjadi empat periode, yaitu periode awal 132 H/750 M-232
H/847 M), periode lanjutan (232 H/847 M-333 H/945 M), periode Buwaihi (333 H/945
M- 447 H/1055 M), dan periode Seljuk (447 H/1055 M- 656 H/1258 M). Masa panjang
dinasti ini dilalui dengan pola pemerintahan yang berubah-ubah seusuai
perubahan politik, sosial, budaya dan penguasa. Dinasti Abbasiyah mengalami
zaman keemasan ketika dipimpin oleh as-Saffah, al-Mansur, al-Mahdi, Harun
ar-Rasyid, al-Amin, al-Ma'mum, Ibragim, al-Mu'tasim dan al-Wasiq. kekuasaan
Abbasiyah melemah dengan adanya pertentangan dan pemberontakan dari dalam
negeri serta ancaman dari pihak luar, seperti Bizantum (Romawi Timur) dan orang
Mongol. Dinasti Abbasiyah runtuh setelah orang Mongol di bawah pimpinan Hulagu
Khan, cucu Jengiz Khan, menghancurkan Baghdad. Peninggalan Dinasti Abbasiyah
meliputi antaran lain Baitulhikmah, yaitu suatu lembaga pusat kajian keilmuan yang
didirikan oleh Khalifah Harun ar-Rasyid, dan Masjid al-Mutawakkil yang
mempunyai menara spiral di Samarra (Irak).
Wilayah kekuasaannya adalah Magribi (Maroko). Dinasti ini didirikan oleh
Idris I bin Abdullah, cucu Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dan merupakan dinasti
pertama yang beraliran Syiah, terutama di Maroko dan Afrika Utara. Sultan
Idrisiyah terbesar adalah Yahya IV (292 H/905 M-309 H/922 M) yang berhasil
merestorasi Volubilis, kota Romawi, menjadi kota Fez. Dinasti Idrisiyah
berperan dalam menyebarkan budaya dan agama Islam ke bangsa Berber dan penduduk
asli. Dinasti ini runtuh setelah ditaklukkan oleh Dinasti Fatimiyah pada 374
H/985 M. Dinasti Idrisiyah antara lain meninggalkan Masjid Karawiyyin dan
Masjid Andalusia yang didirikan pada 244 H/859 M.
Pusat pemerintahannya terletak di Qairawan, Tunisia. Wilayah kekuasaan
Aghlabiyah meliputi Tunisia dan Afrika Utara. Pemimpin pertama dinasti ini
adalah Ibrahim I bin al-Aglab, seorang panglima dari Khurasan Aghlabiyah
berperan dalam mengganti bahasa latin dengan bahasa Arab serta menjadikan Islam
agama mayoritas. Dinasti ini berhasil menduduki Sicilia dan sebagian besar
Italia Selatan, Sardinia, Corsica, bahkan pesisir Alpen pada abad ke-9. Dinasti
Aghlabiyah berkahir setelah ditaklukan oleh Dinasti Fatimiyah. Peninggalan
dinasti ini antara lain adalah Masjid Raya Qairawan dan Masjid Raya di Tunis.
Wilayah kekuasaan Dinasti Samaniyah meliputi daerah Khurasan (Irak) dab
Transoksania (Uzbekistan) yang terletak di sebelah timur Baghdad. Ibukotanya
adalah Bukhara. Dinasti Samaniyah didirikan oleh Ahmad bin Asad bin
Samankhudat, keturunan seorang bangsawan Balkh (Afghanistan Utara). Puncak kejayaan
tercapai pada masa pemerintaha Isma'il II al-Muntasir, khalifah terakhir
Samaniyah, tidak dapat mempertahankan wilayahnya dari serangan Dinasti Qarakhan
dan Dinasti Ghaznawi. Dinasti Samaniyah berakhir setelah Isma'il II terbunuh
pada 395 H/1005 M. Peninggalan Dinasti Samaniyah berupaa Mausoleum Muhammad bin
Ismail al-Bukhari, seorang ilmuwan muslim.
Dinasti Safariyah merupakan sebuah dinasti Islam yang paling lama
berkuasa di dunia. Wilayah kekuasaan Dinasti Safariyah meliputi kawasan
Sijistan, Iran. Pendiri dinasti ini adalah Ya'qub bin Lais as-Saffar, seorang
pemimpin kelompok Khawarij di Porpinsi Sistan (Iran). Dinasti Safariyah di
bawah kepemimpinan Amr bin Lais berhasil melebarkan wilayah kekuasaanya sampai
Afghanistan Timur. Pada masa itulah kekuasaan Dinasti Safariyah mencapi
puncaknya. Dinasti ini semakin melemah karena pemberontakan dan kekacauan dalam
pemerintahan. Akhirnya Dinasti Ghaznawi mengambil alih kekuasaan Dinasti
Safariyah. Setelah penguasa terakhir Dinasti Safariyah, Khalaf, meninggal
dunia, berakhir pula kekuasaan Dinasti Safariyah di Sijistan.
Dinasti Tulun adalah sebuah dinasti Islam yang masa pemerintahannya
paling cepat berakhir. Wilayah kekuasaan dinasti Tulun meliputi Mesir dan
Suriah. Pendirianya adalah Ahmad bin Tulun, putra seorang Turki yang diutus
oleh gubernur Transoksania (Uzbekistan) emmbawa upeti ke Abbasiyah. Dinasti
Tulun yang memerintah sampai 38 tahun berakhir ketika dikalahkan oleh pasukan
Abbasiyah dan setelah Khalifah Syaiban bin Tulun terbunuh.
Wilayah kekuasaanya meliputi Aleppo (Suriah) dan Mosul (Irak). Nama
dinasti ini dinisbahkan kepada pendirinya, Hamdan bin Hamdun yang bergelar Abul
Haija'. Dinasti Hamdaniyah di Mosul dipimpin oleh Hasan yang menggantikan
ayahnya, Abu al-Haija;. Kepemimpinan Hasan mendapat pengakuan dari pemerintah
Baghdad. Dinasti Hamdaniyah di Aleppo didirikan oleh Ali Saifuddawlah, suadara
dari penguasa Hamdaniyah Mosul. Ali Saifuddawlah merebut Aleppo dari Dinasti
Ikhsyidiyah. Dinasti Hamdaniyah di Mosul maupun di Aleppo berakhir ketika para
pemimpin meninggal.
Wilayah kekuasaannya meliputi Afrika Utara, Mesir dan Suriah. Berdirinya
Dinasti Fatimiyah dilatarbelakangi oleh melemahnya Dinasti Abbasiyah.
Ubaidillah al-Mahdi mendirikan dinasti Fatimiyah yang lepas dari kekuasaan
Abbasiyah. Dinasti ini mengalami puncak kejayaan pada masa kepemimpinan al-Aziz.
Kebudayaan Islam berkembang pesat pada masa Dinasti Fatimiyah, yang ditandai
dengan berdirinya Masjid al-Azhar. Masjid ini berfungsi sebagai pusat
pengkajian Islam dan ilmu pengetahuan. Dinasti Fatimiyah berakhis setelah
al-Adid, khalifah terakhir Dinasti Fatimiyah, jatuh sakit. Salahudin Yusub
al-Ayyubi, wazir Dinasti Fatimiyah menggunakan kesempatan tersebut dengan
mengakui kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mustadi. Peninggalan dinasti ini
meliputi antara lain Masjid al-Azhar yang sekarang terkenal dengan Universitas
al-Azhar-nya, Bab al-Futuh (Benteng Futuh) dan Masjid al-Akmar di Cairo, Mesir.
Wilayah kekuasaan Dinasti Buwaihi meliputi Irak dan Iran. Dinasti ini
dibangun oleh tiga bersaudara yaitu Ali bin Buwaihi, Hasan bin Buwaihi dan
Ahmad bin Buwaihi. Perjalanan Dinasti Buwaihi dapat dibagi dua periode. Periode
pertama merupakan periode pertumbuhan dan konsolidasi sedangkan periode kedua
daalh periode defensi, khususnya di wilayah Irak dan Iran Tengah. Dinasti Buwaihi
mengalami perkembangan pesat ketika Dinasti Abbasiyah di Baghdad mulai melemah.
Dinasti Buwaihi mengalami kemunduran dengan adanya pengaruh Tugril Beg dari
Dinasti Seljuk. Peninggalan dinasti ini antara lain berupa observatorium di
Baghdad dan sejumlah perpustakaan di Syiraz, ar-Rayy dan Isfahan (Iran).
Wilayah kekuasaannya meliputi Irak, Iran, Kirman dan Suriah. Dinasti
Seljuk dibagi menjadi lima cabang yaitu Seljuk Iran, Seljuk Irak, Seljuk
Kirman, Seljuk Asia Kecil dan Seljuk Suriah. Dinasti Seljuk didirikan oleh
Seljuk bin Duqaq dari suku bangsa Guzz dari Turkestan. Akan tetapi tokoh yang
dipandang sebagai pendiri dinasti seljuk yang sebenarnya adalah Tugril Beq. Ia
berhasil memperluas wilayah kekuasaan Dinasti Seljuk dan mendapat pengakuan
dari Dinasti Abbasiyah. Dinasti Seljuk melemah setelah para pemimpinnya
meninggal atau ditaklukkan oleh bangsa lain. Peninggalan dinasti ini adalah
Kizil Kule (Menara Merah) di Alanya, Turki Selatan, yang merupakan pangkalan
pertahanan Bani Seljuk dan Masjid Jumat di Isfahan, Iran.
Pusat pemerintahan Dinasti Ayubiyah adalah Cairo, Mesir. Wilayah
kekuasaannya meliputi kawasan Mesir, Suriah dan Yaman. Dinasti Ayubiyah
didirikan Salahudin Yusuf al-Ayyubi, setelah menaklukan khalifah terakhir
Dinasti Fatimiyah, al-Adid. Salahudin berhasil menaklukan daerah Islam lainnya
dan pasukan salib. Selain dikenal sebagai panglima perang, Salahudin juga
mendorong kemajuan di bidang agama dan pendidikan. Berakhirnya masa
pemerintahan Ayubiyah ditandai dengan meninggalnya Malik al-Asyraf
Muzaffaruddin, sultan terakhir dan berkuasanya Dinasti Mamluk. Peninggalan
Ayubiyah adalah Benteng Qal'ah al-Jabal di Cairo, Mesir.
Wilayah kekuasaan Dinasti Delhi terletak di India Utara. Dinasti Delhi
mengalami lima kali pergantian kepemimpinan yaitu Dinasti Mamluk, Dinasti
Khalji, Dinasti Tuglug, Dinasti Sayid dan Dinasti Loyd. Pada periode pertama,
Delhi dipimpin Dinasti Mamluk selama 84 tahun. Mamluk merupakan keturunan
Qutbuddin Aybak, seorang budak dari Turki. Dinasti Khalji dari Afghanistan
memerintah selama 30 tahu. Dinasti Tuglug memerintah selama 93 tahun, sedangkan
Dinasti Sayid selama 37 tahun. Penguasa terakhir Delhi adalah Dinasti Lody yang
memerintah selama 75 tahun. Peninggalan Dinasti Delhi antara lain adalah Masjid
Kuwat al-Islam dan Qutub Minar yang berupa menara di Lalkot, Delhi (India)
Wilayah kekuasaan Dinasti Mamluk Mesir dan Suriah. Dinasti Mamluk berasal
dari golongan hamba yang dimiliki oleh para sultan dan amir, yang dididik
secara militer oleh tuan mereka. Dinasti Mamluk yang memerintah di Mesir dibagi
dua yaitu Mamluk Bahri dan Mamluk Burji. Sultan pertama Dinasti Mamluk Bahri
adalah Izzudin Aibak, Sultan Dinasti Mamluk Bahri yang terkenal antara lain
adalah Qutuz, Baybars, Qalawun dan Nasir Muhammad bin Qalawun. Baybars adalah
sultan Dinasti Mamluk Bahri yang berhasil membangun pemerintahan yang kuat dan
berkuasa selama 17 tahun. Dinasti Mamluk Burji kemudian mengambil alih
pemerintahan dengan menggulingkan sultan Mamluk Bahri terakhir, as-Salih Hajii
bin Sya'ban. Sultan pertama penguasa Dinasti Mamluk Burji adalah Barquq (784
H/1382 M-801 H/1399 M). Dinasti Mamluk Mesir memberikan sumbangan besar bagi
sejarah Islam dengan mengalahkan kelompok Nasrani Eropa yang menyerang Syam
(Suriah). Selain itu, Dinasti Mamluk Mesir berhasil mengalahkan bangsa Mongol,
merebut dan mengislamkan Kerajaan Nubia (Ethiopia), serta menguasai Pulau Cyprus
dan Rhodos. Dinasti Mamluk Mesir berakhir setelah al-Asyras Tuman Bai, sultan
terakhir, dihukum gantung oleh pasukan Usmani Turki. Peninggalan Dinasti Mamluk
antara lain berupa Masjid Rifai, Mausoleum Qalawun dan Masjid Sultan Hassan di
Cairo.
Wilayah kekuasaan dinasti ini terletak di India. Dinasti Mughal didirikan
oleh Zahiruddin Muhammad Babur, putra pertama Umar Syeikh Mirza, seorang
penguasa Fargana di Turkistan (Transoksania). Dinasti Mughal dimulai ketika Babur
menguasai Punjab dan meruntuhkan Dinasti Lody di Delhi. Dinasti Mughal
menyebabkan terpusatnya daerah di India yang semula oleh gubernur, serta
meluasnya politik Islam di wilayah India. Dinasti Mughal sangat memperhatikan
pengembangan Islam, terutama di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dinasti
Mughal mendirikan khanqah (pesantren), yang merupakan pusat studi Islam dan
ilmu pengetahuan. Dinasti Mughal juga memperhatikan pengembangan peradaban,
terutama di bidang seni lukis, seni musik dan seni bangunan. Hal ini antara
lain terlihat dari peninggalannya berupa Istana Hawa Mahal di Jaipur, red Fort
(Benteng Merah), Delhi, Taj Mahal di Agra dan Masjid Badsyahi di Lahore.
Dinasti ini runtuh setelah Inggris mulai menancapkan kekuasaanya di India. Bahadur
II, sultan terakhir, diusir dari istananya oleh penguasa Inggris.
Dinasti yang pusat pemerintahannya di Istanbul, Turki, ini mempunyai
wilayah kekuasaan paling luas. Wilayahnya meliputi sebagian Asia, Afrika dan
Eropoa. Dinasti Usmani merupakan satu di antara tiga dinasti Islam yang besar
pada abad Pertengahan, selain Dinasti Safawi di Persia (Iran) dan Dinasti
Mughal di India. Dalam sejarah Islam, periode itu disebut juga Masa Tiga
Kerajaan Besar. Dinasti Usmani menjadi negara besar setelah berhasil menaklukan
Bizantium (856 H/1453 M) dan berkuasa lebih dari 6 abad. Dinasti ini didirikan
oleh Usman, putra seorang pemimpin suku Kayi yang bernama Artogrol. Dinasti
Usmani berhasil menyebarkan Islam sampai ke daratan Eropa. Puncak kejayaan
dinasti ini tercapai pada masa pemerintahan Sulaiman I (The Great, The
Magnificent, al-Qanuni). Dinasti Usmani kemudian semakin melemah akibat
pemberontakan internal dan kalah perang melawan bangsa Eropa. Pada perkembangan
selanjutnya, Dinasti Usmani mengalami masa modernisasi (1839-1924), yang
ditandai dengan pembaruan di bidang politik, administrasi dan kebudayaan.
DInasti Usmani berakhir dan berganti menjadi negara modern yang berbentuk
republik yang sekuler pada 1924. Pendirian republik Turki dipelopori oleh
Mustafa Kemal Pasya Ataturk. Ia menanamkan paham nasionalisme dan menghapuskan
kekuasaan sultan. ada banyak peninggalan Dinasti Usmani, antara lain Masjid
Sulaiman, Masjid al-Muhammadi, Masjid Abu Ayub al-Ansari dan Masjid Aya Sofia
di Istanbul yang berasal dari renovasi sebuah gereja.
Referensi
- Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Prof. Dr. Abdul Aziz Dahlan, Prof. Dr. Nurcholish Madjid, etc. Ensiklopedi Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2005.
- Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr. A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
- Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
- Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
- Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
- Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
- alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
- Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
- Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
- M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
- Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
- Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.
http://al-quran.bahagia.us/_q.php?_q=sihab&dft=&dfa=&dfi=&dfq=&u2=&ui=1&nba=83#1
Posting Komentar
hampir semua postingan ini merupakan hasil copy paste dari blog lain. namun kami sertakan link rujukan asli tulisan tersebut. jika ada yang keberatan mohon konfirmasinya. kami akan segera menghapus postingan tersebut