Beliau (Ibnul Mubarak) biasa pulang pergi ke Tharasusu dan biasanya saat di tengah perjalanan bila hari telah menjelang malam, beliau segera singgah beristirahat di sebuah penginapan. Di penginapan itu, ada seorang pelayan muda biasa mengurus kebutuhannya. Dan yang lebih menarik perhatian Ibnul Mubarak adalah bahwa pemuda itu ditengah pekerjaan melayani dirinya, juga sangat rajin belajar hadits dengannya. Semangat belajarnya sangat tinggi. Pekerjaanya sebagai pelayan tidak menghalangi untuk terus dan terus memepelajari hadits.
Hingga suatu hari, beliau kembali singgah ke penginapan itu, namum tidak mendapati pemuda tersebut. Saat itu beliu memang sangat tergesa-gesa untuk berperang bersama tentara muslimin, sehingga beliau tidak sempat menanyakan hal itu. Barulah setelah pulang dari peperangan dan kembali kepenginapan, beliau segera menanyakan perihal pemuda tersebut. Orang-orang memberitahukan padanya bahwa pemuda itu kini tengah ditahan karena terlibat hutan yang belum dibayarnya. Maka demi mendengar penjelasan itu, beliau segera bertanya, “Berapakah besar hutangnya, sampai ia tak mampu membayarnya ?”
“Sepuluh ribu dirham,” jawab mereka.
Kemudian beliupun seera menyelidiki dan mencari si pemilik hutang itu. Setelah mengetahui orangnya, beliau lantas menyuruh seseorang untuk memanggil orang tersebut pada malam harinya. Setelah orang itu tiba, Ibnul Mubarak langsung menghitung dan membayar seluruh hutang pemuda tersebut.
Namun segera beliau berpesan, agar pemilik hutang tidak menceritakan kejadian ini kepada siapapun selama beliau masih hidup. Dan orang itupun menyetujuinya. Dan akhirnya Ibnul Mubarak berkata, “Apabila pagi tiba, segera keluarkan pemuda itu dari tahanan.”
Pagi harinya, Abdullah bin Al-Mubarak pun segera bergegas pergi sebelum pemuda itu dibebaskan. Pemuda itu kembali ke penginapan. Orang-orang yang melihatnya langsung berkata, “Kemarin Abdullah bin Al-Mubarak ke sini dan menanyakan tentang dirimu, namun saat ini dia sudah pergi lagi.” Kini yakinlah pemuda itu, bahwa Abdullah bin Al-Muabrak yang telah membebaskan dirinya. Maka segera ia menyelusuri jejak abdullah dan berhasil menjumpai beliau kira-kira dua-tiga marhalah (sata marhalah kira-kira dua belas mil) jauhnya dari penginapan. Demi Abdullah melihat pemuda itu, beliau lantas berkata, “Kemana saja engkau anak muda ? Kenapa aku tak pernah melihatmu lagi di penginapan ?”
Pemuda itu lantas menjawab, “Benar wahai Abu Abdirrahman (Ibnul Mubarak), saya memang baru saja ditahan karena terlilit hutang.”
“Lalu bagaimana engkau dibebaskan?” tanya Abdullah.
“Seseorang telah datang membayar seluruh hutangku, hingga aku bisa dibebaskan. Namun sampai saat ini aku tidak tahu, siapa orang yang telah menolongku,” ujar pemuda itu lagi. Ia berharap bila Abdullah mengakuinya, bahwa Abdullahlah orang yang telah membebaskan dirinya.
Namun beliau justru berkata, “Wahai pemuda, bersyukurlah engaku kepada Allah yang telah memberikan taufik-Nya kepadamu, sehingga bisa terlepas dari hutang.”
Maka pemuda itupun kembali ke penginapan tanpa membawa jawaban dari semua rahasia pembebasan dirinya. Lelaki pemilik hutang itu pun tak pernah memberitahukan kepada siapapun sampai abdullah bin Al-Mubarak wafat.
Oleh : Ummu Nafi’ ( Sumber : El Fata Edisi IV Th. I, hal : 35)
Posting Komentar
hampir semua postingan ini merupakan hasil copy paste dari blog lain. namun kami sertakan link rujukan asli tulisan tersebut. jika ada yang keberatan mohon konfirmasinya. kami akan segera menghapus postingan tersebut