Tepatnya tanggal 5 Oktober 2008 – seorang gadis kecil Indonesia
mengalami musibah yang luar biasa di negeri antah berantah nan jauh –
Syria. Dia terjatuh dari ketinggian sekiar 15 meter dan
terbanting-banting di anak tangga ampiteater Roma di Busrah. Akibat
kecelakaan ini gadis kecil tersebut mengalami pendarahan otak yang
sangat hebat, dia harus menjalani berbagai pembedahan otak dan merasakan
sakit yang luar biasa di kepalanya sampai berbulan-bulan kemudian. Pada
saat pendarahan masih menguasai otaknya sehingga kesadarannya timbul
tenggelam, gadis kecil ini lirih berdoa :
“Ya Allah, jangan matikan aku sebelum aku selesai menghafal Al-Qu’ran…”.
Dengan tekad yang luar biasa inilah gadis kecil tersebut berjuang
melawan sakit di kepala yang tidak kunjung henti, terkadang dia harus
menjeduk-jedukkan kepalanya di tempat tidur untuk mengimbangi rasa sakit
yang sangat di dalam kepalanya.
Beratnya komitmen untuk menghafal Al-Qur’an yang dialami oleh gadis
kecil ini juga jauh diatas beban manusia pada umumnya, betapa
frustasinya dia ketika hafalan ayat-ayat Al-Qur’an seolah timbul
tenggelam di kepalanya silih berganti dengan rasa sakit yang bisa
tiba-tiba muncul kapan saja. Tetapi dia terus belajar dan terus
menghafal nyaris tanpa henti, dia hanya berhenti menghafal ketika sakit
kepalanya sudah tidak tahan lagi.
Allah dan para malaikat rupanya menyaksikan betapa kuat niat gadis
kecil ini untuk menghafal Al-Qur’an. Pada bulan Mei 2010 oleh
ustadzah-nya dia dibimbing untuk menyelesaikan ujian tahfiz setengah
Al-Qur’an (15 Juz) dengan seorang syeikh Qura di Damascus.
Gadis kecil ini-pun lulus dan memperoleh syahadah (ijazah) sanad
bacaan Al-Qur’an yang sampai kepada Ali bin Abi Talib Radhiallahu ‘Anhu,
dan tentu saja sampai kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallam.
Tidak berhenti di sini, gadis kecil tersebut mencanangkan niatnya
untuk menyelesaikan hafalan Al-Qur’an penuh 30 juz pada Ramdhan 1432 H.
Maka target ini hanya meleset kurang lebih 3 pekan ketika pada tanggal
19 Syawwal 1432 H /19 September 2011 kemarin gadis kecil ini
menyelesaikan hafalannya yang 30 juz, diiringi sujud syukur orang
tuanya. Allahu Akbar…
Atas permintaan kedua orang tuanya yang tawadhu’, saya tidak bisa
ungkapkan nama gadis kecil ini. Tetapi bagi para gadis kecil – gadis
kecil lainnya yang belajar Al-Qur’an di Madrasah Al-Qur’an Daarul
Muttaqiin Lil-Inaats (Pesantren Putri) – Jonggol, gadis kecil penghafal
Al-qur’an ini kini menjadi salah satu guru atau mudarrisah (ustadzhah)
mereka.
Bahkan bukan hanya bagi anak-anak putri yang belajar Al-qur’an di
madrasah tersebut dia menjadi guru, gadis kecil penghafal Al-qur’an ini
juga layak untuk menjadi guru bagi kita semua para orang tua.
Guru dalam hal menyikapi musibah, guru dalam hal menghadirkan Allah
dalam mengatasi persoalan kita, guru dalam mengisi hidup dengan
Al-Quran, guru dalam merealisasikan niat, guru dalam menjaga komitment,
guru dalam syukur dan syabar.
Bila gadis kecil dengan beban sakit kepala yang luar biasa ini bisa
menyelesaikan hafalan Al-Qur’an-nya 30 Juz dalam kurun waktu kurang dari
3 tahun, berapa banyak yang sudah kita hafal ?, berapa banyak yang kita
niatkan untuk menghafalnya di sisa usia kita ?, seberapa kuat niat kita
untuk mengamalkannya? Kita tahu persis jawabannya untuk diri kita
masing-masing.
Semoga Allah dan para malaikatNya terus mendampingimu hingga dewasa
dan menjadi guru dan sumber inspirasi untuk memperbaiki anak-anak (dan
para orang tua) dunia. []
sumber : http://www.akhwatmuslimah.com/2012/12/1230/kisah-mengharukan-jangan-matikan-aku-sebelum-hafal-al-quran/
Posting Komentar
hampir semua postingan ini merupakan hasil copy paste dari blog lain. namun kami sertakan link rujukan asli tulisan tersebut. jika ada yang keberatan mohon konfirmasinya. kami akan segera menghapus postingan tersebut