Rekening banknya mendadak bertambah Rp triliun. Wanita lajang itu memilih mengembalikan. Kejujuran baginya adalah segalanya.
Dream – Sudah hampir jam 12 siang.
Tapi udara di Peng’an County, Nanchong City, Provinsi Sinchuan, barat
daya China, tengah sejuk-sejuknya. Maklum, meski hampir tengah hari,
saat itu musim dingin sudah tiba di China.
Kalender di sebuah
rumah susun kecil sederhana menunjuk hari Jumat, 12 Desember 2014. Bagi
penghuninya, Mu Ping, ini adalah hari biasa. Wanita 51 tahun ini merasa
tiada yang istimewa hari itu. Kecuali sebuah pesan singkat yang masuk ke
telepon selulernya siang itu.
Wanita yang hidup sendiri itu
mengabaikan pesan singkat itu. Siang itu Mu Ping tengah menyibukan diri
di dapur kecilnya untuk menyiapkan makan siang. Sama seperti kebiasaan
jutaan pegawai kecil di China pada umumnya.
Usai memasak, ia
meraih teleponnya. Ia melongok isi pesan yang masuk. Tak lama matanya
mengerjap. Ia perbaiki letak kaca matanya yang bergagang hitam. Dia
terkejut. Khawatir ada yang salah baca. Tapi tak ada yang keliru. Pesan
itu singkat. Tegas.
Pengirimnya adalah Nanchong Commercial Bank.
Di situ tertera laporan rekening Mu Ping terakhir. Tapi ini yang
mengejutkan Mu Ping: isi rekeningnya membengkak luar biasa. Saldo di
rekeningnya kini bertambah 490 juta yuan. Saldo di rekeningnya kini
berjumlah 496.906.436 yuan atau sekitar Rp 1,034 triliun!
Sebuah
jumlah yang luar biasa besar. Karena seingat dia, saldo terakhir
rekeningnya hanya 6.906 yuan atau setara Rp 11 juta. Beberapa kali Mu
Ping mengarahkan pandangan matanya ke layar teleponnya. Dia mencoba tiga
kali menghitung. Dimatikannya telepon itu, lalu dinyalakan lagi. Tapi
pesan singkat itu tak berubah tetap menunjuk angka Rp 1 triliun.
Bagi
Mu Ping yang biasa menerima gaji 3.000 yuan atau hampir Rp 5 juta per
bulan, penambahan jumlah itu membuat dia shok. Banting tulang menabung
sampai mati pun dia tak akan pernah mendapat uang sebanyak itu. Tapi
pesan itu tegas. Jumlah rekeningnya kini Rp 1 triliun. Ia sudah kaya
raya sekarang.
Mu Ping coba menguasai diri. Ia mulai berpikir
kritis. Baginya, ada kemungkinan pesan singkat itu palsu alias tipuan.
Di zaman teknologi maju seperti sekarang, pembohongan atau pemalsuan
adalah hal yang wajar terjadi.
Ia pun mencoba realistis. Tidak
mungkin wanita lajang seperti dirinya mendadak menjadi kaya raya dalam
semalam. Apalagi dia tak pernah memasang lotere.
Rasa laparnya
siang itu hilang seketika. Makanan yang sudah masak dan tersedia di
dapur tak lagi ia hiraukan. Mendingin bersama cuaca di luar rumah susun
kecilnya.
Ia pun menyambar jaket, topi dan syal. Ia memutuskan
pergi ke anjungan tunai mandiri (ATM) Nanchong Comercial Bank yang tak
jauh dari rumahnya. Hatinya berdegup kencang. Rasa khawatir dan gembira
berbaur dalam dadanya. Kegugupan tak bisa ia sembunyikan di balik kaca
matanya.
Setiba di ATM, ia pun memasukkan kartu. Sekali lagi ia
mengecek isi rekeningnya. Siapa tahu pesan singkat itu palsu dan hanya
mengecoh saja. Sebuah modus penipuan yang tak bertanggungjawab.
Tapi
di sinilah ia sadar. Pesan singkat itu tak menipu. Jumlah uang di
ATM-nya memang mencatat angka yang sama: Rp 1 triliun! Mu Ping kini jadi
wanita kaya raya.
Di depan ATM itu, Mu Ping tertegun. Bila
menuruti keserakahan, mau rasanya dia menguras batas pengambilan harian
tunai di ATM itu. Lalu berbelanja. Memuaskan hati membeli barang mahal.
Mengingat sebagai pegawai biasa, ia tak pernah bisa berhura-hura.
Pendapatan rutinnya yang sebulan Rp 5 juta harus dia hemat sehingga dia
tak pernah berbelanja membabi-buta.
Tapi di sisi lain, nurani Mu
Ping berkata ada yang keliru di sini. Itu bukan uangnya. Ada kesalahan
dan itu harus segera diperbaiki.
Setelah menimbang sebentar, dia
pun dengan tegas melangkahkan kakinya menuju bank cabang tempat ia biasa
menabung. Di sana, ia menyampaikan persoalannya kepada salah satu staf.
“Uang
itu bukan milik saya. Itu milik negara. Saya tidak bisa mengklaimnya.
Ini adalah tugas setiap warga negara. Tak ada yang mau mengambil uang
ini untuk dirinya sendiri. Saya percaya setiap orang punya kualitas
itu,” ujarnya ke staf bank cabang Nanchong Commercial Bank di
wilayahnya.
Laporan itu sontak membuat gempar kantor bank cabang
itu. Pihak bank mengakui ada kesalahan transfer yang dilakukan oleh
pegawai mereka. Tak sampai 10 menit, uang di rekening Mu Ping menciut.
Menjadi angka semula. Uang sebesar 490 juta yuan langsung ditarik
kembali.
Pihak bank meminta maaf pada Mu karena telah melakukan kesalahan.
“Staf
kami tidak bekerja seseuai standar prosedur. Kami menemukan kesalahan
dan segera memberi tahu klien kami dan segera menyelesaikannya tanpa
menimbulkan risiko lebih jauh. Kami telah mendisplinkan karyawan yang
melakukan kesalahan itu dan meminta maaf pada klien,” kata Yang Guying,
Wakil Pimpinan Cabang Peng’an Nanchong Comercial Bank.
Saat
ditanya wartawan alasan mengapa dia tak memanfaatkan kesempatan itu, Mu
Ping menjawab polos. “Saya berusia 51 tahun. Saya punya gaji sebesar
3.000 yuan per bulan. Saya tidak akan berbohong untuk mengatakan saya
puas dengan jumlah itu. Tetapi uang itu bukan milik saya, dan saya tidak
ingin memilikinya.” ujarnya.
Mu Ping juga mengaku sengaja tak
memberi tahu kejadian ini kepada keluarganya. Sehinga dia bisa dengan
segera mengembalikan uang itu ke bank tanpa pertimbangan banyak orang.
Tapi pertimbangan menurut hati nuraninya sendiri.
"Melihat uang
yang sangat banyak, saya tak punya pikiran apapun dalam benak saya. Ini
bukan uang saya dan memberikan uang itu kembali ke bank merupakan cara
paling benar," tuturnya.
Begitu diangkat media massa, kisah
kejujuran Mu Ping segera menyebar ke media sosial China terbesar macam
Sina Weibo. Begitu banyak pujian tentang kejujuran Mu. Tapi tidak
sedikit yang menyesalkan tindakan Mu Ping mengembalikan uang itu ke
bank.
“Itu sungguh sebuah apel dari surga…,” tulis akun @shuzirui.
“Jika
ia tidak mengembalikan uang itu, dia tak akan digugat oleh bank atau
dituduh memiliki uang itu secara illegal,”: tulis akun
@keliaobiandaoisasosu.
Apapun penyesalan publik atas kejujuran Mu
Ping, wanita itu tetap tegar. Keyakinan dia tak goyah sedikit pun. Ia
yakin sudah bertindak benar.
Di saat zaman sudah begitu permisif
dan materialis, Mu Ping adalah sedikit dari manusia langka.
Kejujurannya membuat banyak orang tergetar.
Mu Ping pun
meninggalkan halaman Nanchong Comercial Bank itu dengan langkah yang
ringan. Jaket hangatnya dia rekatkan ke tubuh, guna mengusir desiran
angin membeku musim dingin. Uang Rp 11 juta itu terasa jauh lebih ringan
bagi wanita jujur ini, daripada uang Rp 1 triliun yang sempat mampir ke
rekeningnya beberapa jam yang lalu.
(semoga bisa memotivasi kita untuk semakin bisa berbuat yang baik untuk orang lain)
sumber : http://www.dream.co.id/news/wanita-rp-1-trilun-dari-sinchuan-150105v.html