Tanpa
iman, bahkan dirinya tidak akan bisa menjadi separuh manusia
sebagaimana dirinya sekarang, demikian perasaan seorang pemain sepakbola
rugbi New Zealand (Selandia Baru) setelah memeluk Islam.
Sonny
Bill Williams, bintang rugbi yang meraih Piala Dunia ini merasa
menjadi seorang manusia baru setelah dirinya menjadi Muslim.
“Saya
rasa Saya telah menjadi seseorang yang lebih baik. Ketika Saya bermain,
Saya bermain dengan baik,” ujar Williams dalam sebuah video yang
dipublikasikan BBC, seperti dilansir OnIslam.
Sebagai seorang Muslim, Williams juga merasakan banyak kasih sayang dan rasa hormat yang ia dapatkan.
“Saya mendapatkan banyak kasih sayang, banyak rasa hormat,” katanya.
Pria
yang lahir tahun 1985 ini adalah seorang bintang top rugbi di New
Zealand. Ia masuk Islam pada tahun 2008 setelah ia hadir di sebuah
Masjid di Sydney.
Setelah menjadi seorang
Muslim, banyak perubahan dalam hidup Williams, khususnya pada jiwanya.
Ia merasakan kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
“Islam telah memberikan saya kebahagiaan,” ungkapnya dalam sebuah video lain yang diunggah di YouTube pada September lalu.
Muallaf
ini tidak bisa menjelaskan secara rinci yang ada dalam jiwanya setelah
memeluk Islam, tetapi salah satu hal nyata yang ia rasakan adalah Islam
telah membantunya untuk hidup lebih bersih dan bahagia.
“Apa yang Islam telah lakukan untuk saya di dalam diri saya Saya tidak bisa benar-benar menjelaskannya,” katanya.
“…
Saya tidak minum minuman keras atau sesuatu yang serupa dengan itu lagi
dan Saya berusaha untuk hidup dengan gaya hidup yang lebih bersih dan
hal-hal semacam itu, namun intinya ini [Islam] benar-benar membuat saya
lebih berbahagia,” tandasnya.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/10/28/pemain-rugbi-zealand-islam-kebahagiaan.html#sthash.z23bqsd7.dpuf
Pages
▼
Senin, 28 Oktober 2013
Selasa, 22 Oktober 2013
DARI HIMAR MENUJU KURSI KHILAFAH
Yang hendak saya tuturkan ini merupakan salah satu kisah nyata yang
mengundang decak kagum dalam catatan panjang sejarah umat Islam. Kisah
nyata berlatar Daulah Umawiyah II di ranah Andalusia. Sejarah
meriwayatkannya kepada kita. (admin: maka itu bacalah dengan seksama)
Adalah tiga remaja yang bekerja sebagai tukang tarik himar atau keledai pikul,mereka menerima upah dari jasa mengangkut barang-barang orang dengan keledai mereka dari satu tempat ke tempat lain. Pada suatu malam setelah membanting tulang seharian ketiga remaja tanggung itu duduk-duduk bercerita ngalor-ngidul selepas makan malam.
Salah seorang di antara mereka, Muhammad demikian namanya, berkata, “Coba kalian bayangkan saya ini adalah khalifah...! Nah apa permintaan kalian berdua?”
Kedua temannya menyanggah, “Hei Muhammad, tidak mungkin!”
“Anggap saja saya ini betul-betul jadi khalifah!”
Salah seorang kawannya berkata, “Itu mustahil.” Sementara yang kedua berkata, “Muhammad, kamu pantasnya hanya jadi penarikhimar. Jadi Khalifah..?! Kamu tidak mungkin menjadi khalifah, dan tidak pantas. Kamu hanyalah penarikhimar, tukang himar, titik!!”
Muhammad menanggapi, “Sudah kukatakan kepada kalian, anggap saja iya.Anggap..! Bukan membicarakan mungkin atau tidak mungkin!!”
“Nah, apa permintaanmu..?” Kali ini Muhammad melemparkan pertanyaan kepada temannya yang pertama.
“Baiklah... Saya menginginkan kebun yang subur!” Akhirnya dia menuruti Muhammad.
“Apa lagi?”
“Kuda satu istal!”
“Apa lagi?”
“Seratus orang budak wanita!”
“Apa lagi Bung..?””
“Seratus ribu Dinar emas!”
“Apa lagi?”
“Itu saja, wahai Amirul mukminin!”
Sementara percakapan berlangsung, Muhammad tenggelam dalam imajinasinya yang dipenuhi rasa optimis yang membara. Ia membayangkan sedang menduduki kursi kekhalifahan. Dia merasakan seolah sedang melimpahkan pemberian yang berlimpah, merasakan betapa bahagianya bisa membahagiakan orang lain, bisa memberi setelah selama ini hanya menerima dan menerima, membiayai orang lain setelah sebelumnya selalu berusaha mengais rezeki, merasa hebat memerintahkan ini dan itu padahal biasanya hanya menjalankan permintaan para pelanggan.
Masih dalam kondisi menikmati fantasinya itu, Muhammad pun menoleh kepada kawannya yang kedua kemudian berkata bak Khalifah, “Hei Bung! Sekarang giliran Anda, apa yang Anda minta?!”
Kawan yang kedua ini berkata, “Muhammad, kamu hanya tukang himar,tukang keledai, tidak pantas menjadi khalifah...!”
“Hei kawan, sudah kubilang ini bukan yang sebenarnya, tapi hanya anggapan!! Andaikata saya ini adalah khalifah apa yang kamu minta kawan!” Muhammad tidak menyerah menghadapi olokan kawannya ini.
“Meskipun langit runtuh menimpa bumi, Engkau tidak akan sampai ke kursikekhalifahan, paham...!!?”
“Terserah kamu mau bilang apa, yang penting apa yang kamu inginkan...?”
“Baiklah kalau begitu...Dengar baik-baik Muhammad! Jika kamu jadi khalifah maka dudukkan saya di atas seekor keledai menghadap ke belakang. Lalu arak saya sepanjang jalan kota, perintahkan juru seru mengumumkan di sepanjang jalan. Suruh dia mengakatan begini: perhatian-perhatiaaaan..!!! Orang ini adalah Dajjal penipu! Siapa yang berjalan bersamanya atau berbicara dengannya, maka akan saya masukkan ke penjara.”
Percakapan tiga sekawan kuli angkut itu pun berakhir sampai di sini malam itu.
Subuh-subuh sekali Muhammad telah bangun, lalu melakukan shalat sunah Fajar. Setelah itu dia tetap duduk sambil berpikir memutar otak, mencerna kembali diskusinya semalam. Benar,orang yang mengurus Keledai tentu tidak akan sampai kepada kekhilafahan, demikan dia membatin. Lalu dia pun memikirkan langkah pertama yang harus ditempuh untuk mewujudkan cita-citanya itu. Akhirnya dia merasa yakin telah mendapatkan jawabannya.
Ya, dia memutuskan pertama sekali harus menjual keledainya.
Setelah keledainya laku terjual dia mulai langkah berikutnya untuk mendekatkan dirinya ke pusat kekuasaan. Dia memutuskan untuk menjadi polisi kota. Begitu diterima, Muhammad bekerja dengan sungguh-sungguh.
Pekerjaan kasar dan berat ketika menjadi tukang himar telah menempa dirinya menjadi pekerja keras. Tradisi kerja keras itu dilanjutkannya dalam menjalankan profesi barunya ini, ditambah lagi dengan cita-citanya tinggi. Kesungguhannya ini membuat kagum orang-orang di sekelilingnya: atasan, rekan-rekan seprofesi, dan orang-orang kebanyakan yang mengenal dirinya. Karirnya melejit hingga khalifah mengangkatnya menjadi Kepala Kepolisian Andalusia.
Pada saat menjabat Kepala Kepolisian itulah Khalifah Umawiyah meninggal dunia digantikan oleh putra mahkota yang masih sangat belia Hisyam al-Mu`ayid billāh yang masih berusia sepuluh tahun. Memperhatikan situasi ini, para pejabat tinggi negara memutuskan membentuk dewan mandataris atau pelaksana tugas khalifah dari unsur luar Bani Umayah, guna menghindari terjadinya perebutan kekuasaan dalam keluarga Umawiyah.
Akhirnya diangkatlah sang kepala polisi Muhammad bin Abi Amir, Ibnu Abi Ġalib, dan al-Muṣḥafi untuk menerima mandat tersebut. Dalam pelaksanaan tugas dewan tersebut, Muhammad bin Abi Amir tampil lebih dominan sehingga mendapat kepercayaan lebih dari ibunda Khalifah. Akhirnya urusan tersebut diserahkan sepenuhnya kepadanya.
Dia pun menetapkan kebijakan-kebijakan penting, seperti larangan bepergian bagi Khalifah tanpa seizin dirinya, dan memindahkan urusan-urusan kepemerintahan ke istananya. Dia menata kembali angkatan bersenjata dan menjadikannya lebih kuat dari semula, lalu mengerahkan bala tentara untuk melakukan ekspansi atau perluasan wilayah kekuasaan Bani Umawiyah.
Dia berhasil memenangkan berbagai pertempuran dan penaklukan secara gemilang, mengalahkan kehebatan raja-raja sebelumnya dari klan Umawiyah. Bahkan sebagian ahli sejarah menganggap periode pemerintahannya tidak termasuk periode Umawiyah, tetapi mereka sebut sebagai era dinasti ‘Āmiriyah. Muhammad bin Abi ‘Āmir, tukang keledai pikul itu, akhirnya benar-benar menduduki kursi kekhalifahan, dengan menyandang gelar al-Ḥājib al-Manṣūr.
Pembaca yang dirahmati Allah, kisah ini belum berhenti sampai di sini. Pada suatu hari, tiga puluh tahun setelah memutuskan berhenti menjadi tukang himar, saat Muhammad bin ‘Āmir yang bergelar al-Ḥājib al-Manṣur berada di singgasananya, dia teringat kedua orang sahabatnya tempo dulu. Dia pun memerintahkan seorang prajurit untuk menemui mereka.
Dia menerangkan ciri-ciri kedua kawannya itu dan di tempat mana mereka dapat ditemukan. Prajurit itu dapat menemukan kedua orang dimaksud tanpa susah payah, persis seperti yang diceritakan oleh al-Manṣur, masih dua orang sahabatnya di masa lalu, masih di tempat yang dulu, masih dengan pekerjaan dan keahlian yang dulu.
Prajurit itu pun berkata kepada mereka, “Amirul Mukminin memanggil kalian!”
“Apa salah kami? Kami tidak melakukan pelanggaran.” Jawab mereka.
“Beliau memerintahkan kami untuk mencari dan menghadapkan kalian!” Prajurit itu menegaskan.
Akhirnya kedua orang tukang himar itu mematuhi perintah. Mereka takjub saat memasuki istana al-Manṣūr, mereka berdecak, “Dia kawan kita dulu, Muhammad.”
Muhammad al-Ḥājib al-Manṣūr berkata, “Kalian kenal dengan saya?”
Mereka kompak, “Ya, tetapi kami khawatir Anda tidak kenal lagi dengan kami.”
“Oh, saya tidak melupakan kalian.”
Berikutnya sambil memandang kepada hadirin yang ada di majelis itu,al-Manṣūr berkata, “Tiga puluh tahun yang lalu saya bersama kedua pria ini, kami sama-sama tukang himar. Pada suatu malam kami bertiga berbincang-bincang. Saya berkata kepada mereka jika aku adalah khalifah apa permintaan kalian? Dan masing-masing telah menyampaikan permintaannya. Lalu dia memandang kepada laki-laki yang pertama, “Apa yang telah engkau minta, Fulan?”
Dia mengingat dan mengulang jawabannya tiga puluh tahun yang silam, “Kebun yang subur.” Al-Manṣūr pun berkata, “Kebun ini, ini, dan ini sekarang menjadi hak milikmu!”“Apa lagi?” Kawan lamanya itu menjawab, “Kuda satu istal.” Al-Manṣūr bertanya lagi, “Apa lagi.” Dia segera menjawab, “Seratus orang hamba sahaya perempuan.” “Apa lagi?” Jawabnya, “Seratus ribu Dinar uang emas.” Al-Manṣūr pun berkata, “Permintaanmu dikabulkan! Apa lagi?” Orang itu menjawab, “Itu saja, wahai Amirul Mukminin.” Tetapi al-Manṣūr menukas, “Engkau juga akan mendapatkan tunjangan bulanan, dan bebas menemui saya kapan saja!”
Selesai dengan yang pertama, al-Manṣūr pun menoleh kepada kawan lamanya yang kedua, “Apa yang telah engkau minta kepadaku?” Kawannya itu menjawab dengan kecut, “Maafkan saya wahai Amirul Mukminin!” al-Manṣūr menyela, “Tidak, demi Allah saya tidak akan mengampunimu sampai engkau sampaikan di hadapan mereka semua!” Orang itu berkata, “Ingat persahabatan kita wahai Amirul Mukminin..!?” “Tidak! Sampai Engkau sampaikan kepada mereka!”
Akhirnya laki-laki itu pun berkata, “Baiklah, saya dulu berkata bahwa jika Engkau jadi khalifah maka dudukkanlah saya di atas seekor keledai menghadap ke belakang. Lalu arak sepanjang jalan kota, perintahkan juru seru mengumumkan di sepanjang jalan. Suruh dia mengakatan: perhatian-perhatiaaaan..!!!
Orang ini adalah Dajjal penipu! Siapa yang berjalan bersamanya atau berbicara dengannya, maka saya penjarakan.”Al-Ḥājib al-Manṣur Muhammad bin Abi ‘Āmir pun bertitah, “Penuhi permintaannya supaya dia ingat Innallāha ‘alā kulli syay`in qadīr (bahwa Allah Mahakuasa).
Pembaca, Muhammad bin Abi ‘Āmir menjual himarnya untuk memenangkan impian. Tetapi sesungguhnya bukan sekedar himar, melainkan beban-beban berat yang ada bersamanya, yang juga pikul oleh banyak orang, seperti ungkapan, saya tidak mampu, saya tidak pantas, saya tidak berguna, saya tidak bisa apa-apa dan sejenisnya.
Dia menyingkirkannya dan menukarnya dengan ungkapan, saya bisa insya Allah. Oleh karena itu jika Anda benar-benar ingin mewujudkan impian Anda, maka katakan dengan penuh keyakinan, “Saya bisa insya Allah!” dan ingatlah selalu bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatunya.” Dan janganlah melanggar rambu-rambu syariat Allah yang telah dipancangkan-Nya.
Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairi
Via: Majalah Qiblati
Adalah tiga remaja yang bekerja sebagai tukang tarik himar atau keledai pikul,mereka menerima upah dari jasa mengangkut barang-barang orang dengan keledai mereka dari satu tempat ke tempat lain. Pada suatu malam setelah membanting tulang seharian ketiga remaja tanggung itu duduk-duduk bercerita ngalor-ngidul selepas makan malam.
Salah seorang di antara mereka, Muhammad demikian namanya, berkata, “Coba kalian bayangkan saya ini adalah khalifah...! Nah apa permintaan kalian berdua?”
Kedua temannya menyanggah, “Hei Muhammad, tidak mungkin!”
“Anggap saja saya ini betul-betul jadi khalifah!”
Salah seorang kawannya berkata, “Itu mustahil.” Sementara yang kedua berkata, “Muhammad, kamu pantasnya hanya jadi penarikhimar. Jadi Khalifah..?! Kamu tidak mungkin menjadi khalifah, dan tidak pantas. Kamu hanyalah penarikhimar, tukang himar, titik!!”
Muhammad menanggapi, “Sudah kukatakan kepada kalian, anggap saja iya.Anggap..! Bukan membicarakan mungkin atau tidak mungkin!!”
“Nah, apa permintaanmu..?” Kali ini Muhammad melemparkan pertanyaan kepada temannya yang pertama.
“Baiklah... Saya menginginkan kebun yang subur!” Akhirnya dia menuruti Muhammad.
“Apa lagi?”
“Kuda satu istal!”
“Apa lagi?”
“Seratus orang budak wanita!”
“Apa lagi Bung..?””
“Seratus ribu Dinar emas!”
“Apa lagi?”
“Itu saja, wahai Amirul mukminin!”
Sementara percakapan berlangsung, Muhammad tenggelam dalam imajinasinya yang dipenuhi rasa optimis yang membara. Ia membayangkan sedang menduduki kursi kekhalifahan. Dia merasakan seolah sedang melimpahkan pemberian yang berlimpah, merasakan betapa bahagianya bisa membahagiakan orang lain, bisa memberi setelah selama ini hanya menerima dan menerima, membiayai orang lain setelah sebelumnya selalu berusaha mengais rezeki, merasa hebat memerintahkan ini dan itu padahal biasanya hanya menjalankan permintaan para pelanggan.
Masih dalam kondisi menikmati fantasinya itu, Muhammad pun menoleh kepada kawannya yang kedua kemudian berkata bak Khalifah, “Hei Bung! Sekarang giliran Anda, apa yang Anda minta?!”
Kawan yang kedua ini berkata, “Muhammad, kamu hanya tukang himar,tukang keledai, tidak pantas menjadi khalifah...!”
“Hei kawan, sudah kubilang ini bukan yang sebenarnya, tapi hanya anggapan!! Andaikata saya ini adalah khalifah apa yang kamu minta kawan!” Muhammad tidak menyerah menghadapi olokan kawannya ini.
“Meskipun langit runtuh menimpa bumi, Engkau tidak akan sampai ke kursikekhalifahan, paham...!!?”
“Terserah kamu mau bilang apa, yang penting apa yang kamu inginkan...?”
“Baiklah kalau begitu...Dengar baik-baik Muhammad! Jika kamu jadi khalifah maka dudukkan saya di atas seekor keledai menghadap ke belakang. Lalu arak saya sepanjang jalan kota, perintahkan juru seru mengumumkan di sepanjang jalan. Suruh dia mengakatan begini: perhatian-perhatiaaaan..!!! Orang ini adalah Dajjal penipu! Siapa yang berjalan bersamanya atau berbicara dengannya, maka akan saya masukkan ke penjara.”
Percakapan tiga sekawan kuli angkut itu pun berakhir sampai di sini malam itu.
Subuh-subuh sekali Muhammad telah bangun, lalu melakukan shalat sunah Fajar. Setelah itu dia tetap duduk sambil berpikir memutar otak, mencerna kembali diskusinya semalam. Benar,orang yang mengurus Keledai tentu tidak akan sampai kepada kekhilafahan, demikan dia membatin. Lalu dia pun memikirkan langkah pertama yang harus ditempuh untuk mewujudkan cita-citanya itu. Akhirnya dia merasa yakin telah mendapatkan jawabannya.
Ya, dia memutuskan pertama sekali harus menjual keledainya.
Setelah keledainya laku terjual dia mulai langkah berikutnya untuk mendekatkan dirinya ke pusat kekuasaan. Dia memutuskan untuk menjadi polisi kota. Begitu diterima, Muhammad bekerja dengan sungguh-sungguh.
Pekerjaan kasar dan berat ketika menjadi tukang himar telah menempa dirinya menjadi pekerja keras. Tradisi kerja keras itu dilanjutkannya dalam menjalankan profesi barunya ini, ditambah lagi dengan cita-citanya tinggi. Kesungguhannya ini membuat kagum orang-orang di sekelilingnya: atasan, rekan-rekan seprofesi, dan orang-orang kebanyakan yang mengenal dirinya. Karirnya melejit hingga khalifah mengangkatnya menjadi Kepala Kepolisian Andalusia.
Pada saat menjabat Kepala Kepolisian itulah Khalifah Umawiyah meninggal dunia digantikan oleh putra mahkota yang masih sangat belia Hisyam al-Mu`ayid billāh yang masih berusia sepuluh tahun. Memperhatikan situasi ini, para pejabat tinggi negara memutuskan membentuk dewan mandataris atau pelaksana tugas khalifah dari unsur luar Bani Umayah, guna menghindari terjadinya perebutan kekuasaan dalam keluarga Umawiyah.
Akhirnya diangkatlah sang kepala polisi Muhammad bin Abi Amir, Ibnu Abi Ġalib, dan al-Muṣḥafi untuk menerima mandat tersebut. Dalam pelaksanaan tugas dewan tersebut, Muhammad bin Abi Amir tampil lebih dominan sehingga mendapat kepercayaan lebih dari ibunda Khalifah. Akhirnya urusan tersebut diserahkan sepenuhnya kepadanya.
Dia pun menetapkan kebijakan-kebijakan penting, seperti larangan bepergian bagi Khalifah tanpa seizin dirinya, dan memindahkan urusan-urusan kepemerintahan ke istananya. Dia menata kembali angkatan bersenjata dan menjadikannya lebih kuat dari semula, lalu mengerahkan bala tentara untuk melakukan ekspansi atau perluasan wilayah kekuasaan Bani Umawiyah.
Dia berhasil memenangkan berbagai pertempuran dan penaklukan secara gemilang, mengalahkan kehebatan raja-raja sebelumnya dari klan Umawiyah. Bahkan sebagian ahli sejarah menganggap periode pemerintahannya tidak termasuk periode Umawiyah, tetapi mereka sebut sebagai era dinasti ‘Āmiriyah. Muhammad bin Abi ‘Āmir, tukang keledai pikul itu, akhirnya benar-benar menduduki kursi kekhalifahan, dengan menyandang gelar al-Ḥājib al-Manṣūr.
Pembaca yang dirahmati Allah, kisah ini belum berhenti sampai di sini. Pada suatu hari, tiga puluh tahun setelah memutuskan berhenti menjadi tukang himar, saat Muhammad bin ‘Āmir yang bergelar al-Ḥājib al-Manṣur berada di singgasananya, dia teringat kedua orang sahabatnya tempo dulu. Dia pun memerintahkan seorang prajurit untuk menemui mereka.
Dia menerangkan ciri-ciri kedua kawannya itu dan di tempat mana mereka dapat ditemukan. Prajurit itu dapat menemukan kedua orang dimaksud tanpa susah payah, persis seperti yang diceritakan oleh al-Manṣur, masih dua orang sahabatnya di masa lalu, masih di tempat yang dulu, masih dengan pekerjaan dan keahlian yang dulu.
Prajurit itu pun berkata kepada mereka, “Amirul Mukminin memanggil kalian!”
“Apa salah kami? Kami tidak melakukan pelanggaran.” Jawab mereka.
“Beliau memerintahkan kami untuk mencari dan menghadapkan kalian!” Prajurit itu menegaskan.
Akhirnya kedua orang tukang himar itu mematuhi perintah. Mereka takjub saat memasuki istana al-Manṣūr, mereka berdecak, “Dia kawan kita dulu, Muhammad.”
Muhammad al-Ḥājib al-Manṣūr berkata, “Kalian kenal dengan saya?”
Mereka kompak, “Ya, tetapi kami khawatir Anda tidak kenal lagi dengan kami.”
“Oh, saya tidak melupakan kalian.”
Berikutnya sambil memandang kepada hadirin yang ada di majelis itu,al-Manṣūr berkata, “Tiga puluh tahun yang lalu saya bersama kedua pria ini, kami sama-sama tukang himar. Pada suatu malam kami bertiga berbincang-bincang. Saya berkata kepada mereka jika aku adalah khalifah apa permintaan kalian? Dan masing-masing telah menyampaikan permintaannya. Lalu dia memandang kepada laki-laki yang pertama, “Apa yang telah engkau minta, Fulan?”
Dia mengingat dan mengulang jawabannya tiga puluh tahun yang silam, “Kebun yang subur.” Al-Manṣūr pun berkata, “Kebun ini, ini, dan ini sekarang menjadi hak milikmu!”“Apa lagi?” Kawan lamanya itu menjawab, “Kuda satu istal.” Al-Manṣūr bertanya lagi, “Apa lagi.” Dia segera menjawab, “Seratus orang hamba sahaya perempuan.” “Apa lagi?” Jawabnya, “Seratus ribu Dinar uang emas.” Al-Manṣūr pun berkata, “Permintaanmu dikabulkan! Apa lagi?” Orang itu menjawab, “Itu saja, wahai Amirul Mukminin.” Tetapi al-Manṣūr menukas, “Engkau juga akan mendapatkan tunjangan bulanan, dan bebas menemui saya kapan saja!”
Selesai dengan yang pertama, al-Manṣūr pun menoleh kepada kawan lamanya yang kedua, “Apa yang telah engkau minta kepadaku?” Kawannya itu menjawab dengan kecut, “Maafkan saya wahai Amirul Mukminin!” al-Manṣūr menyela, “Tidak, demi Allah saya tidak akan mengampunimu sampai engkau sampaikan di hadapan mereka semua!” Orang itu berkata, “Ingat persahabatan kita wahai Amirul Mukminin..!?” “Tidak! Sampai Engkau sampaikan kepada mereka!”
Akhirnya laki-laki itu pun berkata, “Baiklah, saya dulu berkata bahwa jika Engkau jadi khalifah maka dudukkanlah saya di atas seekor keledai menghadap ke belakang. Lalu arak sepanjang jalan kota, perintahkan juru seru mengumumkan di sepanjang jalan. Suruh dia mengakatan: perhatian-perhatiaaaan..!!!
Orang ini adalah Dajjal penipu! Siapa yang berjalan bersamanya atau berbicara dengannya, maka saya penjarakan.”Al-Ḥājib al-Manṣur Muhammad bin Abi ‘Āmir pun bertitah, “Penuhi permintaannya supaya dia ingat Innallāha ‘alā kulli syay`in qadīr (bahwa Allah Mahakuasa).
Pembaca, Muhammad bin Abi ‘Āmir menjual himarnya untuk memenangkan impian. Tetapi sesungguhnya bukan sekedar himar, melainkan beban-beban berat yang ada bersamanya, yang juga pikul oleh banyak orang, seperti ungkapan, saya tidak mampu, saya tidak pantas, saya tidak berguna, saya tidak bisa apa-apa dan sejenisnya.
Dia menyingkirkannya dan menukarnya dengan ungkapan, saya bisa insya Allah. Oleh karena itu jika Anda benar-benar ingin mewujudkan impian Anda, maka katakan dengan penuh keyakinan, “Saya bisa insya Allah!” dan ingatlah selalu bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatunya.” Dan janganlah melanggar rambu-rambu syariat Allah yang telah dipancangkan-Nya.
Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairi
Via: Majalah Qiblati
Wahai Putriku
# Wahai Saudariku Ini Nasehat
Untukmu #
(Nasehat Seorang ulama Suria Syaikh Ali At-Tonthowi rahimahullah kepada para gadis…agar tidak tertipu oleh para lelaki tukang gombal)
Sebelum nasi menjadi bubur Wahai putriku…aku adalah seorang yang berjalan pada umur 50 tahunan…masa muda telah meninggalkanku, meninggalkan impian-impiannya dan angan-angan kosongnya. Aku pun telah banyak merantau di negeri-negeri, aku telah bertemu dengan berbagai model manusia. Aku memiliki banyak pengalaman tentang orang-orang…maka dengarlah -wahai putriku- sebuah nasehat yang sungguh-sungguh dariku, yang aku ungkapkan berdasarkan umurku dan pengalaman-pengalamanku, engkau tidak akan mendengarkannya dari selainku.
Sungguh aku telah banyak menulis…aku telah menyeru…menyeru kepada pembenahan akhlak dan penghilangan kerusakan dan penundukan syahwat…bahkan sampai-sampai pena-penaku telah lelah…lisan-lisan telah bosan…akan tetapi kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami tidak berhasil menghilangkan kemungkaran, bahkan kemungkaran-kemungkaran semakin bertambah…kerusakan semakin tersebar…, para wanita semakin membuka wajah-wajah mereka, membuka aurot mereka, bahkan semakin buka-bukaan…semakin bertambah kerusakan, semakin melebar lingkaran kerusakan…, berkembang dari satu negeri ke negeri yang lain…bahkan sampai-sampai tidak ada satu negeri Islampun –menurut persangkaanku- yang selamat dari kerusakan ini. Bahkan negeri Syaam (Suria), yang dahulunya bertebaran jilbab yang menutup sekujur tubuh, yang memiliki sikap keras dalam menjaga kehormatan dan menutup aurot, maka sungguh telah nampak para wanita-wanita Syaam dalam kondisi membuka wajah-wajah mereka, membuka kerudung mereka, menampakan lengan-lengan dan leher-leher mereka….
Ternyata kami –para dai- tidak berhasil, bahkan aku menyangka kami tidak akan pernah berhasil. Tahukah engkau wahai putriku kenapa demikian?
Karena hingga hari ini kita belum berhasil menemukan pintu perbaikan, dan kita belum tahu jalan menuju perbaikan. Sesungguhnya pintu perbaikan berada di hadapanmu wahai putriku…kuncinya berada di tanganmu…
Jika engkau telah memiliki kuncinya dan engkau memasuki pintu perbaikan tersebut maka kondisi akan berubah…
Memang benar bahwasanya lelakilah yang menjalankan langkah awal dalam melakukan dosa…dan bukan seorang wanita yang melangkahkan langkah awal selamanya…akan tetapi kalau bukan karena keridhoanmu tentu sang lelaki tidak akan maju melangkah…
Kalau bukan karena kelembutanmu…sang lelaki tidak akan semakin bersemangat.
Engkaulah wahai putriku yang telah membukakan pintu baginya…lalu iapun membuka pintu tersebut. Engkaulah wahai putriku yang berkata, "Silahkan masuk wahai pencuri…!". Tatkala ia mencurimu lalu engkaupun berteriak, "Tolonglah aku…wahai manusia, sungguh aku telah dicuri…"
Sungguh kalau engkau mengetahui wahai putriku bahwasanya para lelaki seluruhnya adalah serigala, dan engkau adalah seekor domba tentu engkau akan lari sejauh-jauhnya dari mereka sebagaimana larinya seekor domba dari terkaman serigala. Jika engkau tahu mereka para lelaki semuanya para pencuri tentunya engkau akan mengambil penjagaan untuk menjagamu sebagaimana seorang yang pelit menjaga hartanya dari pencuri. Jika serigala tidaklah menghendaki dari seekor domba kecuali dagingnya maka sesungguhnya apa yang diinginkan oleh seorang lelaki darimu (yaitu mahkota keperawananmu-pen) tentu lebih mulia di sisimu dari daging domba, dan lebih buruk pada dirimu kalau engkau hidup dalam kehilangan mahkotamu daripada engkau meninggal. Ia mengingkan dari perkara yang paling berharga pada dirimu, yaitu harga dirimu yang dengannya engkau menjadi mulia…, dengannya engkau bisa berbangga dan bisa menjalani kehidupan.
Kehidupan seorang putri yang telah dicuri harga dirinya (mahkota keperawanannya) oleh seorang lelaki, seratus kali lebih berat dari kematian bagi seekor domba yang telah disantap dagingnya oleh seekor serigala…benar demi Allah..
Tidaklah seorang pemuda melihat seorang gadis kecuali sang pemuda dengan khayalannya akan menelanjangi sang gadis dari pakaiannya, lalu ia mengkhayalkan sang gadis tanpa busana sama sekali. Sungguh demi Allah…, aku bersumpah kepada engkau untuk kedua kalinya…, dan jangan sekali-kali kau membenarkan perkataan sebagian pemuda yang menyatakan bahwa mereka tidaklah melihat pada seorang gadis kecuali akhlak dan adabnya…bahwasanya mereka berbicara dengan seorang gadis sebagaimana pembicaraan seorang sahabat, dan mereka mencintainya sebagaimana kecintaan seorang sahabat. Ini adalah kedustaan…demi Allah…
Jika seandainya engkau –wahai putriku- mendengar pembicaraan para pemuda tatkala mereka sedang berkumpul sendirian maka engkau tentu akan mendengar hal-hal yang sangat ngeri dan menakutkan.
Tidaklah seorang pemuda tersenyum kepadamu…, tidaklah ia lembut kepadamu…, tidaklah ia melayanimu kecuali ini hanya sebagai pembuka untuk mencapai apa yang ia inginkan. Atau paling tidak ia mengesankan pada dirinya bahwasanya itu adalah pembukaan saja.
Lantas setelah itu apa? Apa seterusnya wahai putriku?, renungkanlah…kalian berdua bersama-sama akan merasakan kelezatan (zina) yang hanya sesaat, lalu iapun melupakanmu…akhirnya engkau sendirian yang akan merasakan pahitnya. Lelaki itu pergi meninggalkanmu dan mencari mangsa gadis lain yang hendak ia curi kehormatannya. Sementara engkau menanggung beratnya janin yang ada diperutmu, kesedihan yang menyelimuti dirimu, rasa malu dan aib yang tercapkan di keningmu. Masyarakat memaafkan sang lelaki yang zolim, mereka berkata, "Ia lelaki yang tersesatkan, kemudian bertaubat". Sementara engkau tetap menjadi corengan hitam kerendahan, kehinaan meliputimu sepanjang hayatmu, masyarakat tidak akan memaafkanmu.
Jika engkau dahulu tatkala bertemu dengannya lantas engkau husungkan dadamu dan engkau palingkan pandanganmu darinya, engkau tunjukkan ketegasan dan sikap berpalingmu…lantas jika ia tidak juga berpaling darimu setelah sikapmu ini dan setelah engkau memakinya dengan lisanmu atau engkau tampar dia dengan tanganmu, lalu engkau lepaskan sendalmu dan kau pukulkan ke kepalanya…, seandainya engkau melakukan ini semua tentu setiap orang yang lewat akan menolongmu untuk mengusirnya. Dan setelah itu tidak akan ada pemuda fajirpun yang akan mengganggu para gadis sholehah. Engkau akan melihat –jika ia pemuda yang sholeh- tentu ia akan datang kepadamu dengan bertaubat dan memohon ampun darimu, dia akan meminta agar bisa menjalin hubungan denganmu dengan cara yang halal, ia akan mendatangimu untuk menikahimu.
Ketahuilah…bahwasanya seorang gadis bagaimanapun tinggi kedudukannya, bagaimanapun kayanya dia, betapapun ketenarannya…ia tidak akan menemukan cita-citanya dan kebahagiaannya yang terbesar kecuali pada pernikahan, yaitu ia menjadi seorang istri yang sholihah, menjadi seorang ibu yang dihormati dan ibu rumah tangga. Apakah ia seorang ratu, ataukah putri raja, ataukah artis holiwood yang memiliki kesohoran dan ketenaran yang menipu banyak para wanita.
Saya mengetahui dua orang wanita pujangga yang sudah tua di Mesir dan Syaam, mereka berdua benar-benar pujangga. Mereka telah memiliki harta dan puncak keahlian bahasa, akan tetapi keduanya kehilangan suami mereka berdua, jadilah mereka berdua kehilangan akal mereka, dan jadilah mereka berdua orang gila. Tidak usah kau bertanya kepadaku tentang nama mereka berdua !!! kedua wanita ini terkenal.
Pernikahan merupakan puncak angan-angan seorang wanita, meskipun ia adalah anggota parlemen atau memiliki kekuasaan. Seorang wanita yang fasiq dan hina pengikut hawa nafsu tidak akan dinikahi oleh seorang lelakipun. Bahkan lelaki yang hobi menggelincirkan gadis yang mulia dengan janji akan menikahinya, jika ia berhasil menggelincirkannya (berhasil menzinahinya) maka iapun akan meninggalkan gadis tersebut setelah menjatuhkannya. Jika ia ingin menikah maka iapun akan mencari wanita yang mulia, karena ia tidak ridho jika istrinya, ibu rumah tangganya, ibu anak-anaknya seorang wanita yang rendahan.
Seorang lelaki meskipun ia adalah seorang yang fasik dan suka berzina, jika ia tidak mendapatkan di pasar kelezatan seorang gadis yang rela untuk ditumpahkan mahkotanya dibawah kedua kaki sang lelaki, atau rela untuk menjadi bulan-bulanan sang lelaki, jika lelaki pezina ini tidak menemukan seorang gadis yang fasik, atau gadis yang buruk yang mau untuk dinikahinya dalam agama Iblis (yaitu zina) dan syari'at kucing-kucing jalanan…, maka ia akan mencari wanita yang akan menjadi istrinya sesuai dengan ajaran Islam. Maka kebangkrutan pasar pernikahan yang syar'i disebabkan oleh kalian para wanita, kalau seandainya tidak ada wanita-wanita yang fasiq maka tidak akan sepi pasar pernikahan yang syar'i dan tidak akan ramai pasar perzinahan…lantas kenapa kalian tidak bertindak?? Kenapa kalian tidak bertindak??
Kalian –para wanita- lebih utama untuk bertindak, karena kalian lebih paham tentang bahwasanya wanita -yaitu kalian para wanita yang mulia hendaknya memerangi bencana ini-. Kalian pula yang lebih tahu tentang cara menjelaskan yang terbaik terhadap wanita (yang hendak dikerjain oleh para lelaki rusak-pen). Karena tidak ada yang menjadi korban kerusakan ini kecuali kalian para wanita, yaitu para gadis yang mulia, yang beragama…., betapa banyak wanita yang shalihah di rumah-rumah yang sudah mencapai usia pernikahan akan tetapi tidak menemukan calon suami dikarenakan para lelaki telah mendapatkan para wanita yang siap menjadi pacar dan kekasih mereka sehingga para pemuda tidak membutuhkan para wanita yang sholehah…..
Ingatkanlah para wanita agar mereka takut kepada Allah…
Jika mereka tidak takut kepada Allah maka sampaikanlah kepada mereka akan bahayanya penyakit yang timbul akibat pergaulan bebas…
Jika mereka tidak kawatir dengan penyakit tersebut maka katakanlah kepada mereka, "kalian sekarang adalah wanita muda yang cantik, karenanya para pemuda mendatangi kalian dan berkumpul di sekitar kalian…, akan tetapi…apakah kecantikan dan masa muda kalian akan bertahan?, bagaimana nasib kalian jika kalian telah tua dengan pungguh yang bongkok, wajah yang keriput, maka siapakah yang akan memperhatikan kalian? Siapakah yang akan bertanya-tanya tentang kondis kalian?
Tahukah kalian siapakah yang memperhatikan para wanita tua dan menghormati mereka??, putra dan putri merekalah yang akan menghormati dan menghargai mereka…cucu-cucu merekalah…maka tatkala itulah sang wanita tua menjadi seorang ratu yang menyandang mahkota di atas singgasananya.
Lain halnya dengan wanita tua yang terjerumus dalam perzinahan…bagaimanakah kondisinya tatkala telah tua renta??
Apakah kalian para wanita rela menghorbankan kebahagiaan kalian di masa tua hanya untuk memperoleh kelezatan perzinahan yang hanya sesaat??
(Ditulis oleh Syaikh Ali At-Thonthowi pada tahun 1406 H (sekitar tahun 1985), dan tulisan ini masih ada kelanjutannya akan tetapi hingga disinilah diterjemahkan secara bebas oleh Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja)
Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 17-04-1434 H / 27 Februari 2013 M
www.firanda.com
(Nasehat Seorang ulama Suria Syaikh Ali At-Tonthowi rahimahullah kepada para gadis…agar tidak tertipu oleh para lelaki tukang gombal)
Sebelum nasi menjadi bubur Wahai putriku…aku adalah seorang yang berjalan pada umur 50 tahunan…masa muda telah meninggalkanku, meninggalkan impian-impiannya dan angan-angan kosongnya. Aku pun telah banyak merantau di negeri-negeri, aku telah bertemu dengan berbagai model manusia. Aku memiliki banyak pengalaman tentang orang-orang…maka dengarlah -wahai putriku- sebuah nasehat yang sungguh-sungguh dariku, yang aku ungkapkan berdasarkan umurku dan pengalaman-pengalamanku, engkau tidak akan mendengarkannya dari selainku.
Sungguh aku telah banyak menulis…aku telah menyeru…menyeru kepada pembenahan akhlak dan penghilangan kerusakan dan penundukan syahwat…bahkan sampai-sampai pena-penaku telah lelah…lisan-lisan telah bosan…akan tetapi kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami tidak berhasil menghilangkan kemungkaran, bahkan kemungkaran-kemungkaran semakin bertambah…kerusakan semakin tersebar…, para wanita semakin membuka wajah-wajah mereka, membuka aurot mereka, bahkan semakin buka-bukaan…semakin bertambah kerusakan, semakin melebar lingkaran kerusakan…, berkembang dari satu negeri ke negeri yang lain…bahkan sampai-sampai tidak ada satu negeri Islampun –menurut persangkaanku- yang selamat dari kerusakan ini. Bahkan negeri Syaam (Suria), yang dahulunya bertebaran jilbab yang menutup sekujur tubuh, yang memiliki sikap keras dalam menjaga kehormatan dan menutup aurot, maka sungguh telah nampak para wanita-wanita Syaam dalam kondisi membuka wajah-wajah mereka, membuka kerudung mereka, menampakan lengan-lengan dan leher-leher mereka….
Ternyata kami –para dai- tidak berhasil, bahkan aku menyangka kami tidak akan pernah berhasil. Tahukah engkau wahai putriku kenapa demikian?
Karena hingga hari ini kita belum berhasil menemukan pintu perbaikan, dan kita belum tahu jalan menuju perbaikan. Sesungguhnya pintu perbaikan berada di hadapanmu wahai putriku…kuncinya berada di tanganmu…
Jika engkau telah memiliki kuncinya dan engkau memasuki pintu perbaikan tersebut maka kondisi akan berubah…
Memang benar bahwasanya lelakilah yang menjalankan langkah awal dalam melakukan dosa…dan bukan seorang wanita yang melangkahkan langkah awal selamanya…akan tetapi kalau bukan karena keridhoanmu tentu sang lelaki tidak akan maju melangkah…
Kalau bukan karena kelembutanmu…sang lelaki tidak akan semakin bersemangat.
Engkaulah wahai putriku yang telah membukakan pintu baginya…lalu iapun membuka pintu tersebut. Engkaulah wahai putriku yang berkata, "Silahkan masuk wahai pencuri…!". Tatkala ia mencurimu lalu engkaupun berteriak, "Tolonglah aku…wahai manusia, sungguh aku telah dicuri…"
Sungguh kalau engkau mengetahui wahai putriku bahwasanya para lelaki seluruhnya adalah serigala, dan engkau adalah seekor domba tentu engkau akan lari sejauh-jauhnya dari mereka sebagaimana larinya seekor domba dari terkaman serigala. Jika engkau tahu mereka para lelaki semuanya para pencuri tentunya engkau akan mengambil penjagaan untuk menjagamu sebagaimana seorang yang pelit menjaga hartanya dari pencuri. Jika serigala tidaklah menghendaki dari seekor domba kecuali dagingnya maka sesungguhnya apa yang diinginkan oleh seorang lelaki darimu (yaitu mahkota keperawananmu-pen) tentu lebih mulia di sisimu dari daging domba, dan lebih buruk pada dirimu kalau engkau hidup dalam kehilangan mahkotamu daripada engkau meninggal. Ia mengingkan dari perkara yang paling berharga pada dirimu, yaitu harga dirimu yang dengannya engkau menjadi mulia…, dengannya engkau bisa berbangga dan bisa menjalani kehidupan.
Kehidupan seorang putri yang telah dicuri harga dirinya (mahkota keperawanannya) oleh seorang lelaki, seratus kali lebih berat dari kematian bagi seekor domba yang telah disantap dagingnya oleh seekor serigala…benar demi Allah..
Tidaklah seorang pemuda melihat seorang gadis kecuali sang pemuda dengan khayalannya akan menelanjangi sang gadis dari pakaiannya, lalu ia mengkhayalkan sang gadis tanpa busana sama sekali. Sungguh demi Allah…, aku bersumpah kepada engkau untuk kedua kalinya…, dan jangan sekali-kali kau membenarkan perkataan sebagian pemuda yang menyatakan bahwa mereka tidaklah melihat pada seorang gadis kecuali akhlak dan adabnya…bahwasanya mereka berbicara dengan seorang gadis sebagaimana pembicaraan seorang sahabat, dan mereka mencintainya sebagaimana kecintaan seorang sahabat. Ini adalah kedustaan…demi Allah…
Jika seandainya engkau –wahai putriku- mendengar pembicaraan para pemuda tatkala mereka sedang berkumpul sendirian maka engkau tentu akan mendengar hal-hal yang sangat ngeri dan menakutkan.
Tidaklah seorang pemuda tersenyum kepadamu…, tidaklah ia lembut kepadamu…, tidaklah ia melayanimu kecuali ini hanya sebagai pembuka untuk mencapai apa yang ia inginkan. Atau paling tidak ia mengesankan pada dirinya bahwasanya itu adalah pembukaan saja.
Lantas setelah itu apa? Apa seterusnya wahai putriku?, renungkanlah…kalian berdua bersama-sama akan merasakan kelezatan (zina) yang hanya sesaat, lalu iapun melupakanmu…akhirnya engkau sendirian yang akan merasakan pahitnya. Lelaki itu pergi meninggalkanmu dan mencari mangsa gadis lain yang hendak ia curi kehormatannya. Sementara engkau menanggung beratnya janin yang ada diperutmu, kesedihan yang menyelimuti dirimu, rasa malu dan aib yang tercapkan di keningmu. Masyarakat memaafkan sang lelaki yang zolim, mereka berkata, "Ia lelaki yang tersesatkan, kemudian bertaubat". Sementara engkau tetap menjadi corengan hitam kerendahan, kehinaan meliputimu sepanjang hayatmu, masyarakat tidak akan memaafkanmu.
Jika engkau dahulu tatkala bertemu dengannya lantas engkau husungkan dadamu dan engkau palingkan pandanganmu darinya, engkau tunjukkan ketegasan dan sikap berpalingmu…lantas jika ia tidak juga berpaling darimu setelah sikapmu ini dan setelah engkau memakinya dengan lisanmu atau engkau tampar dia dengan tanganmu, lalu engkau lepaskan sendalmu dan kau pukulkan ke kepalanya…, seandainya engkau melakukan ini semua tentu setiap orang yang lewat akan menolongmu untuk mengusirnya. Dan setelah itu tidak akan ada pemuda fajirpun yang akan mengganggu para gadis sholehah. Engkau akan melihat –jika ia pemuda yang sholeh- tentu ia akan datang kepadamu dengan bertaubat dan memohon ampun darimu, dia akan meminta agar bisa menjalin hubungan denganmu dengan cara yang halal, ia akan mendatangimu untuk menikahimu.
Ketahuilah…bahwasanya seorang gadis bagaimanapun tinggi kedudukannya, bagaimanapun kayanya dia, betapapun ketenarannya…ia tidak akan menemukan cita-citanya dan kebahagiaannya yang terbesar kecuali pada pernikahan, yaitu ia menjadi seorang istri yang sholihah, menjadi seorang ibu yang dihormati dan ibu rumah tangga. Apakah ia seorang ratu, ataukah putri raja, ataukah artis holiwood yang memiliki kesohoran dan ketenaran yang menipu banyak para wanita.
Saya mengetahui dua orang wanita pujangga yang sudah tua di Mesir dan Syaam, mereka berdua benar-benar pujangga. Mereka telah memiliki harta dan puncak keahlian bahasa, akan tetapi keduanya kehilangan suami mereka berdua, jadilah mereka berdua kehilangan akal mereka, dan jadilah mereka berdua orang gila. Tidak usah kau bertanya kepadaku tentang nama mereka berdua !!! kedua wanita ini terkenal.
Pernikahan merupakan puncak angan-angan seorang wanita, meskipun ia adalah anggota parlemen atau memiliki kekuasaan. Seorang wanita yang fasiq dan hina pengikut hawa nafsu tidak akan dinikahi oleh seorang lelakipun. Bahkan lelaki yang hobi menggelincirkan gadis yang mulia dengan janji akan menikahinya, jika ia berhasil menggelincirkannya (berhasil menzinahinya) maka iapun akan meninggalkan gadis tersebut setelah menjatuhkannya. Jika ia ingin menikah maka iapun akan mencari wanita yang mulia, karena ia tidak ridho jika istrinya, ibu rumah tangganya, ibu anak-anaknya seorang wanita yang rendahan.
Seorang lelaki meskipun ia adalah seorang yang fasik dan suka berzina, jika ia tidak mendapatkan di pasar kelezatan seorang gadis yang rela untuk ditumpahkan mahkotanya dibawah kedua kaki sang lelaki, atau rela untuk menjadi bulan-bulanan sang lelaki, jika lelaki pezina ini tidak menemukan seorang gadis yang fasik, atau gadis yang buruk yang mau untuk dinikahinya dalam agama Iblis (yaitu zina) dan syari'at kucing-kucing jalanan…, maka ia akan mencari wanita yang akan menjadi istrinya sesuai dengan ajaran Islam. Maka kebangkrutan pasar pernikahan yang syar'i disebabkan oleh kalian para wanita, kalau seandainya tidak ada wanita-wanita yang fasiq maka tidak akan sepi pasar pernikahan yang syar'i dan tidak akan ramai pasar perzinahan…lantas kenapa kalian tidak bertindak?? Kenapa kalian tidak bertindak??
Kalian –para wanita- lebih utama untuk bertindak, karena kalian lebih paham tentang bahwasanya wanita -yaitu kalian para wanita yang mulia hendaknya memerangi bencana ini-. Kalian pula yang lebih tahu tentang cara menjelaskan yang terbaik terhadap wanita (yang hendak dikerjain oleh para lelaki rusak-pen). Karena tidak ada yang menjadi korban kerusakan ini kecuali kalian para wanita, yaitu para gadis yang mulia, yang beragama…., betapa banyak wanita yang shalihah di rumah-rumah yang sudah mencapai usia pernikahan akan tetapi tidak menemukan calon suami dikarenakan para lelaki telah mendapatkan para wanita yang siap menjadi pacar dan kekasih mereka sehingga para pemuda tidak membutuhkan para wanita yang sholehah…..
Ingatkanlah para wanita agar mereka takut kepada Allah…
Jika mereka tidak takut kepada Allah maka sampaikanlah kepada mereka akan bahayanya penyakit yang timbul akibat pergaulan bebas…
Jika mereka tidak kawatir dengan penyakit tersebut maka katakanlah kepada mereka, "kalian sekarang adalah wanita muda yang cantik, karenanya para pemuda mendatangi kalian dan berkumpul di sekitar kalian…, akan tetapi…apakah kecantikan dan masa muda kalian akan bertahan?, bagaimana nasib kalian jika kalian telah tua dengan pungguh yang bongkok, wajah yang keriput, maka siapakah yang akan memperhatikan kalian? Siapakah yang akan bertanya-tanya tentang kondis kalian?
Tahukah kalian siapakah yang memperhatikan para wanita tua dan menghormati mereka??, putra dan putri merekalah yang akan menghormati dan menghargai mereka…cucu-cucu merekalah…maka tatkala itulah sang wanita tua menjadi seorang ratu yang menyandang mahkota di atas singgasananya.
Lain halnya dengan wanita tua yang terjerumus dalam perzinahan…bagaimanakah kondisinya tatkala telah tua renta??
Apakah kalian para wanita rela menghorbankan kebahagiaan kalian di masa tua hanya untuk memperoleh kelezatan perzinahan yang hanya sesaat??
(Ditulis oleh Syaikh Ali At-Thonthowi pada tahun 1406 H (sekitar tahun 1985), dan tulisan ini masih ada kelanjutannya akan tetapi hingga disinilah diterjemahkan secara bebas oleh Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja)
Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 17-04-1434 H / 27 Februari 2013 M
www.firanda.com
Senin, 21 Oktober 2013
Buah-Buahan Di Surga, Gambaran Kenimatan Tiada Tara
Berbicara tentang kenikmatan di Surga, semoga Allah Ta’ala memudahkan kita
semua menjadi penghuni Surga, berarti membahas suatu kenikmatan tinggi dan
kekal yang tiada taranya. Betapa tidak, Allah Ta’ala menggambarkan
kenikmatan tersebut demikian jelas dan terperinci, sehingga menjadikan
hamba-hamba-Nya yang beriman selalu bersegera dan berlomba-lomba untuk
meraihnya. Allah Ta’ala berfirman:
{وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ
وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ}
“Dan bersegeralah
(berlomba-lombalah) kamu untuk (meraih) pengampunan dari Rabbmu dan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa”
(QS Ali ‘Imraan: 133).
Dalam ayat lain, Dia Ta’ala
juga berfirman:
{وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ
الْمُتَنَافِسُونَ}
“Dan untuk yang demikian itu
hendaknya orang-orang (yang beriman) berlomba-lomba (untuk meraihnya)” (QS
al-Muthaffifiin: 26).
Oleh karena itu, dalam hadits yang
shahih tentang gambaran tingginya kenikmatan Surga, Malaikat Jibril ‘alaihissalam
yang melihatnya, berkata kepada Allah Ta’ala: “Demi kemahamuliaan-Mu,
tidaklah seorangpun yang mendengar tentang (tingginya kenikmatan) Surga kecuali
dia ingin masuk ke dalamnya”1.
Cukuplah firman-firman Allah Ta’ala
berikut ini menggambarkan sempurnanya kenikmatan di Surga:
{وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ
وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ. نزلا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ}
“Di dalam Surga kamu memperoleh
apa (segala kenikmatan) yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya
apa (segala kenikmatan) yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb)
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Fushshilat: 31-32).
{يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ
ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الأنْفُسُ وَتَلَذُّ الأعْيُنُ
وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ}
“Diedarkan kepada mereka
piring-piring dari emas dan gelas-gelas, dan di dalam Surga itu terdapat segala
apa (kenikmatan) yang diinginkan oleh hati dan sedap (dipandang) mata, dan kamu
kekal di dalamnya” (QS az-Zukhruf: 71).
Kenikmatan di Surga tiada taranya
Allah Ta’ala berfirman:
{فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ
مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}
“Tidak ada seorangpun yang
mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat
tinggi di Surga) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa
yang telah mereka kerjakan” (QS as- Sajdah: 17).
Imam Ibnu Katsir berkata: “Arti ayat
di atas: tidak ada seorangpun yang mengetahui agungnya ganjaran (kebaikan) yang
Allah sembunyikan (dan sediakan) bagi mereka (orang-orang yang beriman) di Surga,
berupa kenikmatan yang abadi dan berbagai macam kelezatan yang belum pernah
disaksikan semisalnya oleh seorangpun”2.
Gambaran tentang tingginya
kenikmatan ini dinyatakan dalam hadits qudsi yang shahih, Allah Ta’ala
berfirman: “Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh kenikmatan (tinggi di
Surga) yang belum pernah dilihat oleh mata, di dengar oleh telinga dan
terlintas dalam hati manusia”3.
Artinya: semua kenikmatan dan
keindahan di dunia yang pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga atau
dibayangkan dalam hati manusia, maka kenikmatan di Surga jauh melebihi semua
itu4.
Oleh karena itu, semua kenikmatan
dan kesenangan di Surga yang Allah Ta’ala sebutkan dalam
ayat-ayat al-Qur-an, seperti istana-istana dari emas dan perak, istri-istri,
buah-buahan, sungai-sungai, taman-taman indah, dan berbagai macam kenikmatan
lainnya, semua itu meskipun nama-namanya sama dengan yang ada di dunia, akan
tetapi hakikat kenikmatannya jauh berbeda, karena kenikmatan di Surga jauh
lebih tinggi dan sempurna.
Shahabat yang mulia, ‘Abdullah bin
‘Abbas Radhiallahu’anhu berkata: “Tidak ada sesuatupun di dunia yang
serupa dengan apa yang ada di Surga kecuali namanya (saja)”5.
Buah-buahan di Surga
Allah Ta’ala menjelaskan
dalam ayat-ayat al-Qur-an berbagai macam buah-buahan yang lezat sebagai makanan
bagi penduduk Surga. Allah Ta’ala berfirman:
{وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ.
وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَز وَحُورٌ عِينٌ. كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ
الْمَكْنُونِ. جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}
“Dan (di dalam Surga terdapat)
buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka
inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli,
laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka
kerjakan (di dunia)” (QS al-Waaqi’ah: 20-24).
{فِيهِمَا مِنْ كُلِّ فَاكِهَةٍ
زَوْجَانِ}
“Di dalam kedua surga itu
terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan” (QS ar-Rahmaan:
52).
{فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ
وَرُمَّانٌ}
“Di dalam keduanya ada
(macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima” (QS ar-Rahmaan: 68).
Semua itu Allah Ta’ala
jadikan mudah untuk mereka jangkau dan nikmati. Allah Ta’ala berfirman:
{وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلالُهَا
وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلا}
“Dan naungan (pohon-pohon surga
itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan untuk dipetik dengan
semudah-mudahnya” (QS al-Insaan: 14).
Dan kenikmatan ini kekal abadi serta
tiada habisnya. Allah Ta’ala berfirman:
{وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ لا مَقْطُوعَةٍ وَلا
مَمْنُوعَةٍ}
“Dan (di dalam Surga terdapat)
buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang
mengambilnya” (QS al-Waaqi’ah: 32-33).
Gambaran kenikmatan buah-buahan di Surga
Dalam al-Qur-an, Allah Ta’ala
menjelaskan tingginya kenikmatan dan kelezatan buah-buahan di Surga yang
dirasakan oleh penghuni Surga. Allah Ta’ala berfirman:
{وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ كُلَّمَا
رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ
قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ
فِيهَا خَالِدُونَ}
“Dan sampaikanlah berita gembira
kepada mereka yang beriman dan beramal shaleh, bahwa bagi mereka disediakan
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap kali mereka diberi
rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan, “Inilah yang
pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan
untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”
(QS al-Baqarah: 25).
Makna firman Allah Ta’ala
dalam ayat ini “Mereka diberi buah-buahan yang serupa…”, ada tiga penafsiran
dari para ulama Ahli tafsir:
- Buahan-buahan di Surga serupa dengan buah-buahan di dunia dalam rupa dan warnanya, tetapi rasanya jelas berbeda (karena buah-buahan di Surga jauh lebih nikmat). Ini ucapan Imam Mujahid, Abul ‘Aliyah, adh-Dhahhak, As-Suddy dan Muqatil.
- Semua buah-buahan di Surga serupa dalam kelezatan dan keindahannya, tidak ada keburukan padanya. Ini ucapan Imam al-Hasan al-Bashri dan Ibnu Juraij.
- Buahan-buahan di Surga serupa dengan buah-buahan di dunia dalam bentuk dan namanya, akan tetapi buah-buahan di Surga lebih indah rupanya dan lebih lezat rasanya. Ini ucapan Imam Qatadah dan Ibnu Zaid6.
Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata:
“Ada yang berpendapat (bahwa maknanya): serupa dalam namanya (tapi) berbeda
rasanya. Ada yang berpendapat: serupa dalam warnanya (tapi) berbeda namanya.
Ada juga yang berpendapat: (semua buah-buahan di Surga) serupa satu sama
lainnya dalam keindahan, kelezatan dan kenikmatannya, mungkin saja pendapat
(terakhir) ini yang benar”7.
Penutup
Inilah gambaran sebagian dari
kenikmatan dan keindahan Surga yang tiada taranya. Masih banyak kenikmatan
dan keindahan Surga lainnya yang tidak mungkin dibahas dalam tulisan ringkas
seperti ini.
Semoga Allah Ta’ala, dengan
rahmat dan taufik-Nya, memudahkan kita semua untuk selalu meniti jalan menuju
Surga-Nya dan dihindarkan dari semua jalan yang menyimpang dari jalan-Nya yang
lurus. Sesungguhnya Dia Ta’ala Maha Pemberi petunjuk dan Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
{تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا
لِلَّذِينَ لا يُرِيدُونَ عُلُوّاً فِي الْأَرْضِ وَلا فَسَاداً وَالْعَاقِبَةُ
لِلْمُتَّقِينَ}
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan
untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan
(maksiat) di (muka) bumi, dan kesudahan (yang baik) itu (surga) adalah bagi
orang-orang yang bertakwa” (QS Al Qashash:83).
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر
دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Kendari, 28 Syawal 1434 H
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim,
Lc. MA.
http://muslim.or.id/aqidah/buah-buahan-di-surga-gambaran-kenimatan-tiada-tara.html
Jumat, 18 Oktober 2013
Mantan anti-Islam Belanda Arnoud Van Doorn memenuhi panggilan Allah menunaikan ibadah haji di tanah suci
Mantan politikus Belanda yang dulu begitu dikenal sebagai seorang anti-Islam, Arnoud Van Doorn, tahun ini menjadi salah satu dari ribuan orang yang memenuhi panggilan Allah menunaikan ibadah haji di tanah suci.
Sampai akhir tahun 2011, sebagai seorang anggota parlemen Belanda dan dewan kota Den Haag, nama Arnoud telah lama dikaitkan dengan retorika anti-Islam Geert Wilders dari partai politik sayap kanan Belanda, PVV. Wilders sendiri terkenal dengan kampanyenya melawan Islam, Muslim, dan Al-Qur’an.
Saat itu Arnoud dikenal sebagai pendukung kuat Wilders yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia dengan membuat film anti-Islam “Fitna”. Film yang dirilis pada tahun 2008 itu sontak mengundang banyak perlawanan di negara-negara Muslim.
Dalam langkahnya untuk memproduksi film anti-Islam yang lain, Allah kemudian menunjukkan padanya untuk belajar lebih banyak tentang agama yang sangat dia tentang ini. Dia membaca dan mempelajari Al-Qur’an dan ajaran-ajaran Islam secara mendalam dan kemudian pintu hatinya terketuk oleh hidayah Islam. Awal tahun ini, Arnoud pun menyatakan di depan umum bahwa dia telah memeluk Islam.
Awal tahun ini pula Arnoud menjalankan ibadah umrah. Dia kemudian mengungkapkan perasaannya saat melaksanakan ibadah haji dengan mengatakan bahwa matanya dipenuhi air mata sukacita sejak dia tiba di Mekah. Dia juga menambahkan bahwa dia sedang melalui saat-saat terbaik dalam hidupnya, seperti dilansir Akhbaar24.
Dia mengatakan bahwa dalam Islam dia menemukan sesuatu yang kurang yang selama ini dia cari dalam hidupnya. Dia pergi haji untuk memohon ampunan kepada Allah dan berdoa agar Allah menghapus dosa-dosa masa lalunya.
Dia mempunyai keinginan untuk menetap di Madinah dekat dengan Masjid Nabawi, namun untuk saat ini keluarga dan pekerjaannya masih menghalangi dia untuk bisa memenuhi keinginannya itu.
Bertolak dari kesalahannya di masa lalu, saat ini Arnoud tengah berencana untuk memproduksi sebuah film yang membela dan menunjukkan kebenaran Islam.
“Saya merasa malu berdiri di hadapan makam Nabi Shalallahu Alayhi wa Sallam. Saya memikirkan kesalahan besar yang saya buat dengan memproduksi film asusila dan mengaitkannya dengan Nabi Shalallahu Alayhi wa Sallam dan Islam. Saya berharap Allah akan mengampuni saya dan menerima tobat saya,” ungkapnya.
- See more at: http://www.arrahmah.com
Sampai akhir tahun 2011, sebagai seorang anggota parlemen Belanda dan dewan kota Den Haag, nama Arnoud telah lama dikaitkan dengan retorika anti-Islam Geert Wilders dari partai politik sayap kanan Belanda, PVV. Wilders sendiri terkenal dengan kampanyenya melawan Islam, Muslim, dan Al-Qur’an.
Saat itu Arnoud dikenal sebagai pendukung kuat Wilders yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia dengan membuat film anti-Islam “Fitna”. Film yang dirilis pada tahun 2008 itu sontak mengundang banyak perlawanan di negara-negara Muslim.
Dalam langkahnya untuk memproduksi film anti-Islam yang lain, Allah kemudian menunjukkan padanya untuk belajar lebih banyak tentang agama yang sangat dia tentang ini. Dia membaca dan mempelajari Al-Qur’an dan ajaran-ajaran Islam secara mendalam dan kemudian pintu hatinya terketuk oleh hidayah Islam. Awal tahun ini, Arnoud pun menyatakan di depan umum bahwa dia telah memeluk Islam.
Awal tahun ini pula Arnoud menjalankan ibadah umrah. Dia kemudian mengungkapkan perasaannya saat melaksanakan ibadah haji dengan mengatakan bahwa matanya dipenuhi air mata sukacita sejak dia tiba di Mekah. Dia juga menambahkan bahwa dia sedang melalui saat-saat terbaik dalam hidupnya, seperti dilansir Akhbaar24.
Dia mengatakan bahwa dalam Islam dia menemukan sesuatu yang kurang yang selama ini dia cari dalam hidupnya. Dia pergi haji untuk memohon ampunan kepada Allah dan berdoa agar Allah menghapus dosa-dosa masa lalunya.
Dia mempunyai keinginan untuk menetap di Madinah dekat dengan Masjid Nabawi, namun untuk saat ini keluarga dan pekerjaannya masih menghalangi dia untuk bisa memenuhi keinginannya itu.
Bertolak dari kesalahannya di masa lalu, saat ini Arnoud tengah berencana untuk memproduksi sebuah film yang membela dan menunjukkan kebenaran Islam.
“Saya merasa malu berdiri di hadapan makam Nabi Shalallahu Alayhi wa Sallam. Saya memikirkan kesalahan besar yang saya buat dengan memproduksi film asusila dan mengaitkannya dengan Nabi Shalallahu Alayhi wa Sallam dan Islam. Saya berharap Allah akan mengampuni saya dan menerima tobat saya,” ungkapnya.
- See more at: http://www.arrahmah.com
Rabu, 16 Oktober 2013
KOLEKSI ADZAN
Adzan Maghrib RCTI.mp3
8.44 MB Download
Adzan Di MNCTV.mp3
2.90 MB Download
fileer Adzan Global TV 1.mp3
9.46 MB Download
Sabtu, 12 Oktober 2013
Permen antikanker dari daun pohpohan
Meningkatnya
jumlah penderita kanker dari tahun ke tahun membuat Komunitas Eks-Kim
(Eksperimen Kimia) Akademi Kimia Analisis menaruh keprihatinan yang
mendalam. Keprihatinan ini kemudian mereka wujudkan dengan mencari
inovasi baru sebagai solusi dari realitas kasus kanker tersebut. Dengan
usaha yang terbilang tak mudah, akhirnya mereka berhasil mendapatkan
solusi yang sangat inovatif. Permen antikanker, itulah hasil penemuan
komunitas ini. Menurut Ludhy, ketua Aks-Kim, seperti dilansir Radar Kampus, penyajian dalam bentuk permen diharapkan agar mudah dikonsumsi dan dapat dinikmati oleh semua umur.
Pembuatan permen ini membutuhkan bahan dan alat khusus serta teknik yang rumit. Pembuatannya juga memakan waktu cukup lama, yaitu sembilan hari dari waktu pengerjaan. Bahan baku permen antikanker ini adalah daun pohpohan, sejenis lalapan. Daun pohpohan (Pilea Trinervia Wights) mengandung flavonoid yang tinggi, sehingga cocok dijadikan bahan baku permen antikanker.
Ludhy berharap semoga penemuan ini dapat diproduksi secara massal sehingga dapat dinikmati dan dimanfaatkan banyak orang yang akhirnya dapat meminimalisir kasus kanker yang terjadi.
Pembuatan permen ini membutuhkan bahan dan alat khusus serta teknik yang rumit. Pembuatannya juga memakan waktu cukup lama, yaitu sembilan hari dari waktu pengerjaan. Bahan baku permen antikanker ini adalah daun pohpohan, sejenis lalapan. Daun pohpohan (Pilea Trinervia Wights) mengandung flavonoid yang tinggi, sehingga cocok dijadikan bahan baku permen antikanker.
Ludhy berharap semoga penemuan ini dapat diproduksi secara massal sehingga dapat dinikmati dan dimanfaatkan banyak orang yang akhirnya dapat meminimalisir kasus kanker yang terjadi.
sumber: http://www.arrahmah.com/news/2013/10/12/permen-antikanker-daun-pohpohan.html#sthash.e5I5uj7m.dpuf
Kamis, 10 Oktober 2013
Unduh Buku Guru Tematik SD Kurikulum 2013
Unduh Buku Guru Tematik SD Kurikulum 2013~Dalam
proses implementasi Kurikulum 2013 nanti, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) akan mencetak buku baik buku pegangan untuk guru
maupun buku pegangan untuk siswa dan akan membagikan buku pegangan
tersebut secara gratis. Buku-buku tersebut akan dicetak sebanyak jumlah
peserta didik sasaran implementasi. Tentunya disekolah-sekolah yang
dijadikan piloting implementasi kurikulum 2013 yang daftarnya dapat
dilihat pada artikel pemantauan implementasi kurikulum 2013.
Untuk jenjang SD kelas 1 disiapkan
sebanyak 10 buku untuk dua semester yang terdiri dari 6 buku pegangan
agama (1 untuk tiap agama) dan 4 buku pegangan Tematik. Demikian pula
halnya untuk jenjang SD kelas 4 disiapkan sebanyak 10 buku yang terdiri
dari 6 buku pegangan agama (1 untuk tiap agama) dan 4 buku pegangan
Tematik.
Untuk satu tahun kelas I jenjang SD, ada 8
tema dan kelas IV SD ada 9 tema. Namun saat ini yang telah dikembangkan
baru 4 buku pertama. Menurut Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), buku semester II dikembangkan setelah pengembangan buku
semester I selesai dan akan digunakan Januari tahun 2014.
Meskipun implementasi kurikulum 2013 ini
dilakukan secara bertahap, namun tidak ada salahnya bagi guru-guru
sekolah non piloting mempelajari dan ikut memahami buku-buku yang
menjadi pegangan guru pada kurikulum 2013 ini. Namun saat ini,
layananptk hanya akan mensharing buku pegangan guru SD tematik kurikulum
2013. Unduh Buku Guru Tematik SD Kurikulum 2013 dengan cara klik tautan dibawah ini :
- Kelas 1. Tema 1.1 Diriku. DOWNLOAD DISINI.
- Kelas 1. Tema 1.2 Kegemaranku. DOWNLOAD DISINI.
- Kelas 1. Tema 1.3 Kegiatanku. DOWNLOAD DISINI.
- Kelas 1. Tema 1.4 Keluargaku. DOWNLOAD DISINI.
- Kelas 4. Tema 4.1 Indahnya Kebersamaan. DOWNLOAD DISINI.
- Kelas 4. Tema 4.2 Selalu Berhemat Energi. DOWNLOAD DISINI.
- Kelas 4. Tema 4.3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup. DOWNLOAD DISINI.
- Kelas 4. Tema 4.4 Berbagi Pekerjaan. DOWNLOAD DISINI.